Adam Smith

Adam Smith

Adam Smith – Dalam pemikirannya, Adam Smith mengembangkan gagasan ekonomi laissez-faire. Berdasarkan gagasan ekonomi ini, Adam Smith percaya bahwa ketika menyangkut tentang ekonomi, pemerintah semestinya tidak melakukan apapun. Ketika kekuatan alami dalam ekonomi, seperti penawaran dan permintaan, harus diberikan kebebasan dalam bekerja. Hal itu berarti bahwa peran pemerintah sangatlah terbatas. Tugas utama dari pemerintah adalah harus melindungi warganya dari invasi yang dilakukan oleh musuh.

Adam Smith (1723-1790) adalah seorang filsuf sosial Skotlandia dan pelopor ekonomi klasik. Dia terkenal karena karyanya ‘The Wealth of Nations‘ yang meletakkan kerangka kerja untuk basis ekonomi pasar bebas. Dalam karya ini Smith menggarisbawahi akan pentingnya simpati bagi orang lain sebagai elemen kunci moralitas manusia. Dia berteman baik dengan David Hume dan bersama-sama mereka sebagai tokoh kunci dalam Pencerahan di Skotlandia. Di bawah ini akan dijelaskan tentang pemikiran ekonomi yang diberikan oleh Adam Smith yang mana dengan pemikirannya itu, ia berhasil merubah pandangan sistem ekonomi sebelumnya, merkantilisme menjadi sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme.

adam smith

Adam Smith lahir 5 Juni 1723 di Kirkcaldy, Skotlandia. Setelah belajar di Sekolah Burgh Kirkcaldy, dia masuk Universitas Glasgow untuk belajar filsafat moral. Karena prestasinya, ia mendapatkan beasiswa untuk belajar di Balliol College, Universitas Oxford, Inggris. Setelah menempuh studi di Oxford, Adam Smith memutuskan untuk kembali ke Skotlandia di mana dia mulai memberikan ceramah di Edinburgh sebelum mendapatkan sebuah jabatan di Universitas Glasgow. Pada tahun 1750, ia bertemu dengan filsuf David Hume. Mereka memiliki kesamaan keyakinan tentang kebebasan, kebebasan berbicara dan filsafat.

Pertemuan ini menjadi persahabatan pribadi dan intelektual yang penting bagi Adam Smith, dan ini memainkan peran penting dalam filsafat moralnya sendiri. Pada tahun 1751, Adam Smith adalah seorang profesor filsafat Moral di Universitas Glasgow. Ajaran dan ceramah yang diberikannya diketahui secara luas dan dia menarik perhatian siswa dari seluruh Eropa. Pada tahun 1759, Adam Smith menerbitkan karyanya yang berjudul The Theory of Moral Sentiments.

Karya ini berisikan gagasan bahwa dalam hubungan manusia, simpati terhadap orang lain merupakan elemen kunci dari moralitas dan perilaku manusia. Gagasan akan simpati ini mungkin akan menjadi kontradiktif dengan karya Adam Smith yang selanjutnya tentang Ekonomi, yang menekankan bagaimana tindakan egois dapat berkontribusi pada kebaikan yang lebih besar.

Pemikiran Adam Smith

Teori-teori ekonomi yang dikemukan oleh Smith pada dasarnya menjadi pondasi bagi teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro. Dalam hal ini pemikiran Smith dalam ranah ekonomi mikro seperti teori nilai tenaga kerja (labor theory of value), pembentukan harga (price formation), dan keuntungan (profit). Sedangkan dalam ranah ekonomi makro seperti; teori pembagian kerja (divison of labor theory), pendapatan (income), peranan modal (the role of capital, pertumbuhan ekonomi (economic growth), distribusi (distribution) dan mekanisme pasar (market mechanisme).

Pemikiran Smith mengenai pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses yang dimulai dari pembagian kerja. Pembagian kerja ini akan menentukan sejauh mana faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dan seberapa banyak output dihasilkan dari faktor-faktor produksi tersebut. Penggunaan faktor-faktor produksi (khususnya tenaga kerja) mengacu pada teori tentang nilai tenaga kerja. Dalam hal ini individu akan bekerja maksimal manakala insentif yang diterimanya sesuai dengan kepentingan (interest) dan pemenuhan kebutuhan hidupanya (utility/satisfy).

Adanya insentif yang “memadai” tersebut akan dapat mendorong kenaikan produktifitas tenaga kerja. Kenaikan produktifitas ini akan dapat meningkatkan output. Output yang tinggi akan mendorong produsen untuk memberikan insentif upah yang semakin tinggi bagi tenaga kerja. Bagi tenaga kerja kenaikan upah ini akan meningkatkan pendapatan perkapitanya. Kenaikan pendapatan per kapita ini akan mendorong kenaikan dalam hasrat konsumsi (propensity to consume) masyarakat. Kenaikan konsumsi ini akan menyebabkan kekayaan bangsa menjadi semakin besar (greater wealth of nation). Peningkatan kekayaan ini akan meningkatkan akumulasi modal dan kenaikan akumulasi modal ini akan menyebabkan perubahan dalam pembagian kerja (divison of labor).

Baca Juga  Sejarah Organisasi Budi Utomo 1908-1935

Dalam hal ini kontribusi Adam Smith dalam teori ekonomi meliputi 4 hal, yakni: Teori pembentukan harga, hubungan antara market outcome dan kepentingan publik, peranan negara dalam perekonomian, dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi. Teori pembentukan harga oleh Smith dijelaskan melalui teori tentang nilai tenaga kerja (labor theory fo value). Harga suatu barang akan ditentukan oleh seberapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang tersebut (dalam pengertian nilai dalam kegunaan). Dalam hal ini faktor tenaga kerja dapat menjadi komponen dalam pembiayaan produksi. Sebanyak banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi maka semakin besar biaya produksi dan tentunya harga barang menjadi meningkat. Bagi tenaga kerja balas jasa yang diterima dari pemakaian tenaganya dalam bentuk upah (wage). Dalam hal ini upah, keuntungan (profit), dan sewa (rent) merupakan sumber-sumber penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi.

Dalam kaitannya hubungan antara market outcome dengan kepentingan pribadi pada dasarnya mengacu pada pemikiran Smith mengenai adanya kebebasan individu. Kebebasan yang dimiliki individu akan dapat mengarahkan pada cara pemenuhan hidup individu. Dalam hal ini pasar menghasilkan sebuah keseimbangan diantara pelaku ekonomi. Semakin berkembangnya pasar mencerminkan self interest pelaku ekonomi yang semakin berkembang. Dalam kaitannya dengan peran negara menurut Smith meliputi: administer justice, provide for national defence, dan maintain certain enterprises in the public interest.

Oleh karena itu dalam sebuah sistem perekonomian dapat dikurangi peran negara dan terbatas pada ketiga hal tersebut. Senada dengan hal tersebut peran negara menurut Smith juga dapat diarahkan pada: menyediakan aspek kelembagaan yang dibutuhkan dalam persaingan pasar, melindungi masyarakat baik dalam kaitannya dengan mekanisme pasar maupun dalam hal privasi dalam kehidupannya, dan melakukan desain sistem ekonomi yang dapat mengeliminir berlakunya sisten kartel dan monopoli dala kegiatan ekonomi. Sedangkan dalam kaitannya dengan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, Smith mencatat terdapat beberapa variabel penting seperti: tabungan, akumulasi modal, kemajuan teknologi, dan tenaga kerja.

Pemikiran Adam Smith dalam ekonomi lebih dikenal dengan Teori Nilai yaitu teori yang menyelidiki faktor-faktor yang menentukan nilai atau harga suatu barang. Dalam bukunya yang monumental “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”, dapat dilihat tema pokoknya mengenai bagaimana perekonomian kapitalis tumbuh. Dalam buku tersebut, teori pertumbuhan ekonomi untuk pertama kalinya diungkapkan secara panjang lebar dan sistematis. Oleh karena itu, teori yang dikemukakan oleh Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari pengkajian masalah pertumbuhan ekonomi secara sistematis.

Pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith dibagi menjadi 5 tahapan yang berurutan, yaitu dimulai dari tahap perburuan, tahap beternak, tahap bercocok tanam, tahap perdagangan dan yang terakhir adalah tahap perindustrian. Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antar-pelaku ekonomi.

Baca Juga  Pergerakan Nasional Masa Pendudukan Jepang

Pembagian kerja merupakan titik sentral yang menjadi pembahasan dalam teori Adam Smith, dalam upaya meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Terciptanya spesialisasi dari tiap-tiap pelaku ekonomi ini didorong oleh faktor-faktor (1) peningkatan keterampilan pekerja, dan (2) penemuan mesin-mesin yang menghemat tenaga. Spesialisasi akan terjadi jika tahap pembangunan ekonomi telah menuju ke sistem perekonomian modern yang kapitalistik. Meningkatnya kompleksitas aktivitas ekonomi dan pola produksi disertai peningkatan kebutuhan hidup di masyarakat, mengharuskan masyarakat untuk tidak lagi memenuhi semua kebutuhan mereka secara sendiri, namun lebih ditekankan pada keahlian tertentu untuk menggeluti bidang tertentu.

Menurut Adam Smith, sumber-sumber alam merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber-sumber alam yang tersedia merupakan batas maksimal bagi pertumbuhan perekonomian tersebut. Artinya, selama sumber-sumber ini belum sepenuhnya dimanfaatkan maka pertumbuhan ekonomi masih tetap bisa ditingkatkan. Selain itu terdapat unsur jumlah penduduk dan stok kapital yang menentukan besarnya output masyarakat dari tahun ke tahun. Tetapi apabila output terus meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan sepenuhnya dimanfaatkan (dieksploitasi) hingga batas ketersediaannya. Tingkat ketersediaan sumber daya alam ini akan menjadi batas atas dari pertumbuhan suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi (dalam arti pertumbuhan output dan pertumbuhan penduduk) akan berhenti apabila batas atas ini dicapai.

Unsur yang kedua adalah sumber daya manusia atau jumlah penduduk. Dalam proses pertumbuhan output, unsur ini dianggap mempunyai peranan pasif, dalam arti bahwa jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja. Misalnya apabila stok kapital yang tersedia membutuhkan pekerja 1 juta orang untuk menggunakannya, sementara jumlah tenaga kerja yang tersedia hanya 900 ribu orang maka jumlah penduduk yang akan menempati pekerjaan itu akan cenderung meningkat sehingga tenaga kerja yang tersedia akhirnya akan mencapai 1 juta orang.

Unsur produksi yang ketiga dan terakhir yaitu stok kapital, yang mana unsur ini secara aktif menentukan hasil output. Adam Smith memang memberikan peranan sentral kepada pertumbuhan stok kapital atau akumulasi kapital dalam proses pertumbuhan output. Apa yang terjadi dengan tingkat output tergantung pada apa yang terjadi pada stok kapital. Di sisi lain laju pertumbuhan output juga amat tergantung pada laju dari pertumbuhan stok kapital. Pertumbuhan itu akan terus melaju hingga akan dibatasi oleh ketersediaan sumber daya alam dan dukungan sumber daya manusia yang terampil. Peranan modal di dalam teori pertumbuhan menempati posisi sentral yang biasanya terakumulasi melalui jumlah daripada tabungan. Akumulasi kapital menurut Adam Smith tidak dapat dilepaskan dari perluasan pasar.

Setiap pengaturan yang berasal dari penguasa justru akan menghambat pertukaran dan kegiatan ekonomi pada umumnya sehingga akan selalu cenderung menciutkan atau menghambat pertumbuhan pasar. Terhambatnya pertumbuhan pasar otomatis menghambat pula akumulasi kapital, dan selanjutnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Obat yang paling mujarab untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menurut Smith, adalah membenahi dan menghilangkan peraturan-peraturan dan undang-undang yang menjadi penghambat terhadap kebebasan berusaha dan kegiatan ekonomi, baik antara warga masyarakat di suatu negara, maupun antara warga masyarakat di negara satu dengan rekannya di negara lain. Di sini terlihat jelas posisi Adam Smith sebagai penganjur laissez faire (menafikan peran negara dalam ekonomi) dan free trade (perdagangan bebas).

Baca Juga  Kebijakan Jepang Terhadap Islam di Indonesia

Dalam buku The Wealth of Nations, perdagangan merupakan sebuah konsekuensi dari …”human propensity to truck, barter, and exchange one thing for another..”. Dalam hal ini suatu negara melakukan ekspor dan impor bukan untuk tujuan selfish. Akan tetapi justru ditujukan untuk mengejar kepentingannya (interest). Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, Smith memaparkan teorinya yang mendasarinya yakni teori pembagian kerja (divison of labor theory).

Adanya teori ini akan menyebabkan terjadinya spesialisasi dan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini manakala terjadi overproduction dalam negeri, maka suatu negara dapat menukarkan produk tersebut dengan komoditi lain yang diminta dari negara lain. Begitu pula manakal suatu negara mengalami overpopulation, maka overdemand yang terjadi dapat diatasi dengan kegiatan perdagangan internasional (impor). Kelebihan produksi yang terjadi di suatu negara, maka surplus tersebut dapat dilimpahkan (vent) ke negara lain, sehingga terjadi penggunaan kapasitas penuh (full capacity) pada perekonomian suatu negara. Hal ini merupakan penjelasan lain dari Smith mengenai perdagangan internasional dengan teori “vent of surplus”.

Dalam teorinya yang lain mengenai perdagangan internasional Smith juga mengemukakan teori tentang keunggulan mutlak. Dalam hal ini kegiatan perdagangan antar negara akan dapat memberikan keuntungan (gains of trade) pada masing-masing negara yang terlibat transaksi manakala masing-masing negara memiliki spesialisasi terhadap komoditi tertentu. Spesialisasi ini dilakukan dengan mengandalkan keunggulan mutlak dalam bentuk tenaga kerja yang dimiliki masing-masing negara yang terlibat dalam perdagangan internasional. Dalam pemikiran Smith mengenai perdagangan internasional tersebut, keunggulan mutlak akan dapat dicapai manakala suatu negara dapat menghasilkan komoditi yang diekspor ke negara lain yang menggunakan tenaga kerja dalam jumlah sedikit (baik jumlah orang maupun jumlah tenaga kerja yang digunakan).

Menurut Adam Smith, proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu dengan yang lain. Timbulnya peningkatan kinerja pada satu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi, dan memperluas pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi semakin pesat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya harus tunduk terhadap fungsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya alam dan manusia. Pertumbuhan ekonomi satu Negara akan mulai mengalami perlambatan jika daya dukung alam dan keterampilan penduduk tidak mampu lagi mengimbangi aktivitas ekonomi yang sedang berlangsung.

Keterbatasan sumber daya merupakan faktor yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, bahkan dalam perkembangannya hal tersebut justru menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Penurunan pertumbuhan ekonomi akan terus terjadi dikarenakan mata rantai tabungan, akumulasi modal, dan investasi tetap terjalin dan berkaitan erat satu sama lain. Jika investasi rendah maka kemampuan menabung akan turun sehingga akumulasi modal akan mengalami penurunan pula. Begitu pula, jika penduduk tidak memiliki keahlian yang relevan untuk menjalan produksi maka laju investasi juga akan rendah dan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Akhirnya kapitalisme dalam hal ini akan berada pada kondisi stasioner, yaitu pada tingkat pertumbuhan sama dengan nol.

Daftar Bacaan

  • Glahe, F. 1977. Adam Smith and the Wealth of Nations: 1776–1976. Colorado: University Press of Colorado.
  • Haakonssen, Knud. 2006. The Cambridge Companion to Adam Smith. Cambridge: Cambridge University Press.
  • McLean, Iain. 2006. Adam Smith, Radical and Egalitarian: An Interpretation for the 21st Century. Edinburgh University Press.

Beri Dukungan

Beri dukungan untuk website ini karena segala bentuk dukungan akan sangat berharga buat website ini untuk semakin berkembang. Bagi Anda yang ingin memberikan dukungan dapat mengklik salah satu logo di bawah ini:

error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Abhiseva.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca