Apakah Yang Dimaksud Dengan Masalah Sosial?
Apakah yang dimaksud dengan masalah sosial? Masalah sosial mencakup berbagai isu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan umum. Masalah sosial ialah sesuatu hal yang timbul di masyarakat dan harus dicari solusi permasalahannya. Permasalahan yang timbul di masyarakat begitu kompleks dan muncul di berbagai sektor kehidupan bermasyarakat.
Pengertian Masalah Sosial
Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?. Masalah Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya. Individu di dalam masyarakat memandang masalah sosial sebagai sesuatu kondisi yang tidak diharapkan.
Pengertian Masalah Sosial Menurut Para Ahli
Di bawah ini adalah pengertian masalah sosial menurut para ahli;
Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial.
Vincent Parillo Parillo
Vincent Parillo Parillo menyatakan bahwa pengertian masalah sosial mengandung empat komponen sebagai berikut:
- Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu. Suatu kondisi yang dianggap sebagai masalah sosial, namun hanya terjadi dalam waktu singkat dan menghilangkan bukan termasuk masalah sosial.
- Apabila dirasakan dapat menyebabkan kerugian fisik atau nonfisik, baik pada individu maupun masyarakat.
- Merupakan suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat.
- Dapat menimbulkan kebutuhan akan pemecahan.
Soetomo
Menurut Soetomo masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
Menurut Lesli, masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karena perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.
Pengertian Eksklusi Sosial
Eksklusi sosial juga disebut marginalisasi sosial yaitu tindakan penyingkiran atau pengucilan ke pinggiran masyarakat. Eksklusi sosial mengacu pada cara-cara di mana individu dapat terputus dari keterlibatan penuh dalam masyarakat yang lebih luas. Misalnya, orang-orang yang tinggal di perumahan yang bobrok, dengan sekolah-sekolah miskin dan sedikit kesempatan bekerja di daerah itu, dapat secara efektif mengalami penolakan dari kesempatan untuk memperbaiki diri yang dimiliki kebanyakan orang di masyarakat.
Faktor Penyebab Masalah Sosial
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah sosial di masyarakat antara lain :
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab masalah sosial, ketidak mampuan individu atau kelompok untuk mencukupi kebutuhan hidupnya secara layak khususnya secara materi. Masalah ekonomi adalah masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam hal ini kehadiran pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi sangat diharapkan. Sebenarnya masalah ekonomi tidak hanya dipandang suatu kondisi kekurangan dalam mencukupi kebutuhan secara ekonomi tetapi juga dalam pengaturan, distribusi dan produksi mempengaruhi kondisi ekonomi bangsa yang pada akhirnya akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Contoh faktor ekonomi menjadi masalah sosial yaitu kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial, pengangguran, dan lain-lain.
Faktor Budaya
Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya dipicu karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan norma, nilai, dan kepentingan sosial pada pola masyarakat yang heterogen atau multikultural. Contoh kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi, gender, pernikahan dini, dan Perceraian, eksploitasi lingkungan dan lain-lain.
Kebudayaan yang semakin berkembang akan mempunyai peran terhadap timbulnya masalah sosial. Kebiasaan suka menerabas, tidak berperilaku disiplin dan tidak taat aturan menjadikan tumbuhnya kebiasaan yang mendarah daging dan pada akhirnya akan menjadi budaya yang tidak kita harapkan. Lunturnya rasa menghargai, menghormati orang lain , kepekaan lingkungan menjadikan masyarakat cenderung apatis atau tidak peduli dengan keadaan lingkungan sekitar.
Dalam mengurus sesuatu misalnya, akan lebih suka potong kompas dan mengabaikan proses/prosedur yang seharusnya. Maka merebaklah praktik-praktik percaloan, suap, dan rendahnya budaya antre. Kemudian kebiasaan membuang sampah misalnya, kita sering melihat di jalan, di angkutan umum atau kendaraan pribadi, pengendara membuang sampah sembarangan dengan melempar sampah dari kendaraan mereka. Sekecil apapun sampah ketika terakumulasi dengan jangka waktu yang panjang maka akan menimbulkan maslah besar. Selokan akan tersumbat, pendangkalan sungai, polusi tanah, dsb. Hal itu menyebabkan efek yang akan menyebabkan bencana seperti banjir, polusi, dan juga kerusakan ekosistem alam.
Faktor Biologis
Penyebab masalah sosial yang selanjutnya adalah faktor biologis. Masalah ini dapat timbul akibat adanya ketidaksesuain keadaan lingkungan yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti adanya wabah penyakit menular, virus penyakit baru (HIV-AIDS, COVID-19), dan makanan beracun. Penyakit menular dapat menimbulkan masalah sosial jika penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah. Kurang gizi juga merupakan masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ini.
Faktor Psikologis
Faktor ini berhubungan dengan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu yang bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial yang ada. Seperti aliran sesat dan pemahaman lainnya yang menyimpang dari ajaran agama yang jika diamati secara detail sangat tidak masuk akal. Misalnya aliran Ahmadyiah, aliran yang menyimpang dari ajaran agama, munculnya raja-raja palsu, dll. Masalah sosial yang satu ini tidak mudah menanganinya karena menyangkut soal keyakinan, sehingga butuh penanganan secara berkesinambungan dengan pendekatanpendekatan yang bijak. Contoh lain yang termasuk masalah faktor psikologis yaitu gerakan separatis anti pemerintah, penyimpangan seksual adanya LGBT.
Bentuk-Bentuk Masalah Sosial
Di bawah ini akan membahas tentang berbagai bentuk masalah sosial yang ada di masyarakat:
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan taraf atau standar kehidupan pada umumnya. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.
Bentuk-bentuk kemiskinan, yaitu sebagai berikut:
Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut merupakan tahap dimana individu sulit atau bahkan tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sekaligus mendasar agar dapat menyambung hidup. Contohnya, apabila ada seorang yang mengalami disabilitas (lumpuh) maka ia tidak sanggup untuk mencari pekerjaan yang upahnya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan dan minum, apalagi ia hidup sebatang kara sehingga ia terjebak dalam lingkaran kemiskinan (tidak dapat merubah nasib).
Kemiskinan Relative
Kemiskinan relative, merupakan kemiskinan yang melanda seseorang namun masih mampu untuk memenuhi kebutuhan mendasarnya. Misalnya, seorang buruh yang selalu berangkat ke pabrik menggunakan sepeda, tetapi ia menyadari bahwa teman-temannya telah mempunyai sepeda motor, ketika itu pun ia merasa kurang mampu dibandingkan rekan-rekannya. Ketidakmampuan seseorang dalam hal ini kemiskinan relatif sebagian besar ditentukan oleh individu sendiri.
Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Kultural, merupakan bentuk kemiskinan yang terjadi akibat adanya sikap dan unsur budaya masyarakat yang cenderung santai dan tidak memiliki motivasi untuk memperbaiki taraf hidupnya menjadi lebih baik.
Pengangguran
Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan uang. Pengangguran tidak terbatas pada orang yang belum bekerja. Orang yang sedang mencari pekerjaan dan orang yang bekerja namun perkerjaannya tidak produktif pun dapat dikategorikan sebagai pengangguran. Di bawah ini adalah Jenis-jenis pengangguran:
Pengangguran Terbuka
Pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan. Karena belum mendapat pekerjaan atau memang tidak mau bekerja. Pengangguran terbuka disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak tersedia, atau tidak adanya kecocokan antara lowongan kerja dan latar belakang pendidikan.
Pengangguran Siklikal
Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan dalam kegiatan perekonomian negara. Mundurnya perekonomian akan mengakibatkan daya beli masyarakat yang juga menurun, sehingga perusahaan akan mengurangi produksi dan memberhentikan karyawannya.
Pengangguran Musiman
Kondisi ini disebabkan oleh siklus ekonomi yang berfluktuasi karena adanya pergantian musim sehingga pekerja harus menghentikan aktivitas produksi untuk sementara. Biasanya terjadi pada bidang pertanian dan perikanan, seperti petani dan nelayan.
Setengah Pengangguran
Kondisi ini merupakan pekerja yang mempunyai pekerjaan, namum jam kerjanya sedikit, biasanya kurang dari 35 jam dalam seminggu.
Kriminalitas
Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar individu. Tindakan kriminalitas yang ada di masyarakat sangat beragam bentuknya, seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar. Dampak tindakan kriminal antara lain:
- Merugikan pihak lain baik material maupun non material
- Merugikan masyarakat secara keseluruhan
- Merugikan Negara
- Menggangu stabilitas keamanan masyarakat
- Mengakibatkan trauma kepada para korban.
Dengan kata lain dampak dari fenomena tindakan kriminal dan kekerasan ini adalah mengakibatkan keresahan dimasyarakat dan peran penegak hukum seperti polisi akan sangat diandalkan untuk menanggulanginya, namun peran masyarakat juga akan sangat membantu para polisi dalam menangulangi seperti memberikan informasi dan pengamanan lingkungan sekitarnya dengan melakukan siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang terintregasi dengan tokoh masyarakat dan polisi.
Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial merupakan perbedaan jarak ekonomi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat, antara lain:
- Menurunnya pendapatan per kapita.
- Ketidakmerataan pembangunan di daerah-daerah.
- Rendahnya mobilitas sosial.
- Adanya pencemaran lingkungan alam.
- Kesenjangan sosial ekonomi dapat menimbulkan masalah di masyarakat, seperti munculnya tindakan kriminal, adanya kecemburuan sosial, dan sebagainya
Penyakit Menular
Penyakit menular adalah adalah gangguan yang disebabkan oleh organisme seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Disebabkan oleh agen biologi seperti mikroorganisme patogenik (virus, bakteri, dan fungi) serta parasit. Keberadaan mereka ada di dalam atau permukaan tubuh, sehingga dapat menyebabkan infeksi.
Terdapat tiga kelompok utama penyakit menular, yaitu:
a. Penyakit sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
b. Penyakit menular tertentu yang menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
c. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi dan kesehatan.
Virus bukanlah organisme hidup, sebaliknya mereka adalah fragmen asam nukleat yang dikemas dalam mantel protein yang membutuhkan sel hidup untuk bereplikasi. Ada banyak virus lain yang ditransmisikan antara manusia dan yang secara signifikan menyebabkan penyakit dan kematian. Salah satunya adalah virus corona atau COVID-19.
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius MERS atau SARS. Virus ini menyebabkan penyakit Covid-19.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja atau juvenile delinquency memiliki arti kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja. Dengan demikian kenakalan remaja merupakan perbuatan yang melanggar hukum yang dapat dikenai sanksi pidana bagi yang melanggar larangan tersebut. Masa remaja dikenal dengan masa Storm dan Stres dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan psikis yang bervariasi. Masa remaja identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif.
Secara garis besar kenakalan remaja dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal
Di bawah ini adalah faktor internal yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja;
Krisis identitas
Hal ini dapat terjadi sebab pada masa remaja kondisi kejiwaan yang labil remaja masih sangat menonjol. Remaja sedang dalam kondisi untuk mencari identitas diri, dimana kesulitan ini sering tanpa disadari oleh para remaja. Remaja tidak mau lagi dianggap sebagai anak kecil, tetapi pada sisi yang lain kematangan untuk menjadi dewasa juga belum terpenuhi. Dalam kondisi ini sering remaja juga terjerumus ke dalam hal – hal yang negatif, sebagai akibat dari ketidaktahuannya.
Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Kontrol diri yang lemah ini menyebabkan remaja mudah terbawa arus kehidupan yang sering hanya untuk menunjukkan identitas dirinya agar diakui, tanpa berpikir lebih jauh apakah yang dia lakukan itu benar atau salah.
Faktor Eksternal
Selain disebabkan oleh faktor internal, kenakalan remaja juga disebabkan oleh faktor eksternal, antara lain;
Keluarga dan perceraian orang tua
Keluarga merupakan lembaga yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Dalam keluarga pertamakali seorang anak akan dikenalkan dengan nilai dan norma yang berlaku, baik dalam keluarga sendiri maupun dalam masyarakat yang lebih luas. Keluarga menjadi pusat komunikasi yang baik bagi seluruh anggotanya, sehingga jika tidak ada komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Perceraian keluarga seringkali membawa efek yang buruk terhadap perkembangan kepribadian seorang anak. Anak yang menjadi korban perceraian akan mencari sosoak panutan di luar keluarganya. Jika dia menemukan atau bergaul dengan orang dan lingkungan yang salah, tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut akan mendorong perilaku yang nakal dari anak tersebut.
Teman dan lingkungan yang kurang baik
Dalam masa ini pola pergaulan harus menjadi perhatian semua pihak agar perilaku yang tidak baik dari remaja tidak muncul. Dalam tata pergaulan remaja seringkali menemukan situasi yang tidak baik dari teman-teman sebayanya. Pola pergaulan dengan teman sebaya sangat besar pengaruhnya, sebab di tengah-tengah teman sebaya eksistensi seorang remaja mendapat pengakuan. Jika para remaja menenmukan lingkungan pergaulan dengan perilaku yang salah maka hal ini akan membawa kepada mereka untuk berperilaku nakal.
Pengaruh budaya asing yang cenderung negatif
Seringkali remaja beranggapan bahwa semua yang berasal dari luar negeri itu baik, keren, dan kekinian. Tetapi tidak semua budaya barat meberikan manfaat yang baik dan bahkan tidak cocok dengan budaya masyarakat kita, remaja sebagai individu yang ingin diakui keberadaannya oleh orang lain seringkali terpengaruh dengan budaya asing yang hanya dirasa enak, mudah, glamor dll.
Aliran Sesat
Aliran sesat adalah pandangan atau doktrin teologis atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan, atau sistem keagamaan manapun. Dalam pengertian ini, ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin dalam filsafat, politik, ilmu, seni, dll, yang berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa. Beberapa aliran sesat atau manyimpang yang pernah ada di Indonesia adalah:
Komunitas Eden atau Salamullah
Ajaran ini didirikan oleh Lia Aminuddin atau Lia Eden dengan jemaat yang disebut Salamullah. Dia mengaku Imam Mahdi sebagai penyebar wahyu Tuhan. Dia juga menyatakan dirinya reinkarnasi Bunda Maria, sedangkan anaknya, Ahmad Mukti, adalah jelmaan Yesus Kristus.
Gafatar
Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) didirikan oleh Ahmad Musadeq, yang menyatakan dirinya sebagai nabi. Dia meneruskan ajaran Al-Qiyadah Al- Islamiyah yang pernah dinyatakan sesat oleh MUI pada tahun 2007. Gerakan ini bersifat sinkretik, yang menggabungkan ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi.
Dimas kanjeng Taat Pribadi
Pada tahun 2016, MUI Jawa Timur mengeluarkan fatwa sesat terhadap ajaran sesat Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Pria itu dianggap melakukan sejumlah kegiatan menyimpang, menyesatkan, dan melecehkan agama. Dimas Kanjeng, antara lain mendoktrin pengikutnya dapat menggandakan uang lewat praktik ‘kun fayakun’. Dimas Kanjeng turut mendoktrin keyakinan kufarat kepada pengikutnya bahwa ada bank gaib.
Munculnya kerajaan kerajaan palsu atau raja-raja palsu.
Contohnya munculnya Raja dan Ratu Agung Sejagat dari Purworejo, yang mengaku raja dan ratu. Keduanya menjadi tersangka menyebar berita bohong yang menimbulkan keonaran dengan mengaku sebagai raja dan ratu Keraton Agung Sejagat (KAS) awal tahun 2020. Dan divonis 4 tahun dan 1,5 tahun penjara oleh Putusan Pengadilan Negeri (PN) Purworejo pada 15 September 2020.