Australopithecus Africanus

Australopithecus Africanus

Australopithecus africanusAustralopithecus africanus adalah salah satu spesies hominidae awal yang diperkirakan hidup sekitar 2-3 juta tahun yang lalu pada era Pliosen. Berdasarkan fosil yang ditemukan menunjukan bahwa Australopithecus africanus lebih memiliki kemiripan dengan manusia modern jika dibandingkan dengan Australopithecus afarensis. Australopithecus africanus ditemukan di empat situs di Afrika Selatan diantaranya Taung (1924), Sterkfontein (1935), Makapansgat (1948) dan Gladysvale (1992).

Penemuan Australopithecus Africanus

Pada tahun 1923 seorang ahli anatomi dari Australia yang bernama Raymond Dart mulai bekerja di Afrika Selatan. Pada tahun 1924, salah seorang murid Raymond Dart yang bernama Josephine Salmons melaporkan bahwa seorang penembak yang bernama M.G. de Bruyn telah menemukan sebuah fosil monyet di sebuah tambang batu kapur yang dioperasikan oleh Northern Lime Company dan terletak di Taung, Afrika Selatan.

Raymond Dart yang juga mengetahui terdapat seorang ahli geologi dari Skotlandia yang bernama Robert Burns Young tengah melakukan penggalian disekitar Taung untuk mencari sisa-sisa manusia purba seperti Homo rhodesiensis yang sebelumnya telah ditemukan di Kabwe, Zambia pada tahun 1921. Kedatangan Robert Burns Young ke tambang batu kapur di Taung adalah permintaan dari Northern Lime Company sendiri menyikapi telah ditemukan fosil kera di area penambangan itu.

Australopithecus africanus
Rekonstruksi fosil tengkorak Australopithecus Africanus

Pada tanggal 24 November 1924, Raymond Dart menerima dua kotak berisi fosil yang dikumpulkan oleh M.G. de Bruyn. Di dalamnya terdapat fosil yang dapat teridentifikasi berusia 2,8 juta tahun, sebuah tengkorak remaja yang dianggap sebagai fosil transisi antara kera dan manusia. Pada bulan Januari 1925, Raymond Dart kemudian memberi nama pada fosil itu Australopithecus africanus.

Penggalian dan harapan mereka menemukan sisa-sisa dari fosil Homo rhodesiensis justru menemukan tengkorak remaja yang diperkirakan berasal dari 2,8 juta tahun yang lalu. Fosil itu kemudian mereka beri nama “Anak Taung” yang merupakan fosil transisi antara kera dan manusia dengan volume otak yang kecil namun menunjukkan tanda-tanda bipedal. Raymond Dart kemudian menamai fosil itu dengan Australopithecus africanus.

Ciri-Ciri Australopithecus Africanus

Berdasarkan pada temuan Australopithecus africanus di empat tempat di Afrika Selatan, Australopithecus africanus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Diperkirakan memiliki volume otak sebesar 420-510 cc.
  2. Dianggap telah memiliki keseimbangan yang baik untuk dapat berjalan di atas tanah meskipun, Australopithecus africanus juga tetap lincah diantara pepohonan.
  3. Memiliki alis yang tegas, rahang yang menonjol dengan tulang pipi yang agak mengembung dan tulang hidung yang agak ke bawah. Gigi taringnya memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan manusia modern, tetapi lebih besar jika dibandingkan dengan kera.
  4. Menurut perkiraan memiliki tinggi 110-142 cm.
  5. Memiliki lengan yang menyerupai perpaduan antara kera dan manusia. Akan tetapi, Australopithecus africanus dianggap memiliki tungkai yang lebih mirip dengan kera dibandingkan Australopithecus afarensis.
  6. Memiliki bahu yang menyerupai orangutan dengan otot kuat yang berguna saat memanjat.
Baca Juga  Kudungga: Raja Pertama Kerajaan Kutai

Daftar Bacaan

  • Berger, L. R.; McGraw, W. S. 2007. “Further evidence for eagle predation of, and feeding damage on, the Taung child”. South African Journal of Science. 103 (11–12): 496–498.
  • Tobias, P. V. 1998. “Ape-Like Australopithecus After Seventy Years: Was It a Hominid?”. The Journal of the Royal Anthropological Institute. 4 (2): 283–308.
error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Abhiseva.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca