Jibakutai atau Barisan Berani Mati adalah organisasi semi militer yang dibentuk oleh Jepang bagi para pemuda Indonesia.
Dibentuknya Jibakutai
Barisan Berani Mati (Jibakutai) didirikan oleh Jepang karena terinspirasi dari pilot Kamikaze yang sanggup mengorbankan nyawanya dengan cara menubrukkan pesawatnya kepada kapal perang musuh. Meskipun Barisan Berani Mati ini dipersiapkan untuk membantu Jepang dalam menghadapi musuh (Sekutu), pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung dalam Jibakutai bertekad menghadapi musuh dari pihak mana pun yang nantinya dapat mengancam kemerdekaan Indonesia.
Jibakutai dibentuk pada tanggal 8 Desember 1944. Anggota Jibakutai berjumlah sebanyak 50.000 orang dan melakukan pelatihan di Cibarusa selama dua bulan dan diawasi oleh Kapten Yanagawa. Jibakutai biasanya ditempatkan berdampingan dengan tentara PETA maupun pasukan lainnya, baik pribumi maupun pasukan Jepang. Meskipun begitu, kedudukannya dalam kemiliteran tidak setara dengan tentara reguler. Jibakutai rata-rata tidak memiliki dasar pendidikan kemiliteran. Anggota Jibakutai terdiri dari orang-orang dengan beragam profesi baik dari guru, petani, wartawan, dan lain-lain.
Hal terpenting dari Jibakutai adalah memiliki modal semangat juang untuk mengusir penjajah meskipun harus dilakukan pada saat pendudukan Jepang di Indonesia. Para anggota Jibakutai pun tidak berasrama dan tidak bergaji. Setelah selesai melaksanakan latihan seluruh pasukan diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing dan bekerja seperti biasa pada setiap harinya. Pelatihan militer yang diberikan pun hanya baris berbaris dan menggunakan bambu runcing. Tidak dibekali pengetahuan dan keterampilan senjata api seperti PETA maupun Heiho.
Daftar Bacaan
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto. 2011. Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik. Jakarta: Balai Pustaka.
- Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.