Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Tarumanegara (358 M): Inilah Pemicu Sebenarnya

Latar belakang berdirinya Kerajaan Tarumanegara hingga saat ini belum dapat diketahui secara pasti apabila ditinjau dari peninggalan-peninggalan sejarah; baik berupa prasasti maupun naskah kuno sezaman. Sumber sejarah berupa prasasti yang berkaitan dengan Tarumanegara hampir semuanya diidentifikasi diterbitkan oleh Raja Purnawarman (395-434). Raja Purnawarman adalah satu-satunya raja yang tertulis di dalam prasasti-prasasti peninggalan Tarumanegara sehingga cukup sulit mengidentifikasi awal mula berdirinya kerajaan ini.

Keterangan-keterangan yang didapatkan tentang Kerajaan Tarumanegara sebelum periode pemerintahan Purnawarman sebagian besar diceritakan berdasarkan naskah-naskah kuno lokal seperti Naskah Pangeran Wangsakerta. Akan tetapi, keterangan yang diberikan oleh naskah itu masih diragukan kebenarannya. Meskipun demikian, keterangan-keterangan itu setidaknya dapat mengisi kekosongan deskripsi sementara menunggu sumber-sumber yang lebih mutakhir ditemukan.

Migrasi Dari India

Perpindahan awal orang-orang India ke Indonesia sebenarnya terjadi setelah peperangan yang terjadi di negeri India antara Kerajaan Maurya dengan koalisi Kerajaan Calankayana dan Kerajaan Pallawa. Peperangan ini dimenangkan oleh Kerajaan Maurya, para bangsawan kedua kerajaan (Kerajaan Calankayana dan Kerajaan Pallawa) mengungsikan diri ke beberapa tempat, termasuk ke negeri-negeri diseberang laut, yaitu ke daerah Semenanjung Tanah Melayu, Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Yawana dan sebagainya.

Setelah berakhirnya kekuasaan Maurya di India pada akhir abad ke-2 SM, Dinasti Pallawa dan Calankayana sempat bangkit kembali hingga memasuki abad ke-4 M. Eksistensi kedua kekuatan politik itu kembali terguncang ketika Dinasti Gupta mulai melakukan ekspansi militernya. Ekspansi militer Dinasti Gupta membuat Dinasti Pallawa dan Calankayana kembali mengalami kekalahan. Sehingga, membuat keluarga-keluarga dinasti tercerai-berai melarikan diri ke luar India. Perpindahan inilah yang menyebabkan migrasi kedua oleh Dinasti Pallawa dan Calankayana ke Kepulauan Nusantara.

Baca Juga  Partindo (Partai Indonesia)

Membangun Tarumadesya

berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Pada tahun 348 seorang Maharesi bernama Jayasingawarman yang berasal dari Kerajaan Calankayana beserta pengikutnya yang terdiri dari tentara, penduduk sipil tiba di Pulau Jawa dan mulai menetap. Jayasingawarman beserta para pengikutnya mendirikan pemukiman di sebelah barat Sungai Citarum yang diberinama Tarumadesya. Tarumadesya ini adalah wilayah yang menjadi daerah kekuasaan dari Dewawarman VIII, Raja Kerajaan Salakanagara. Oleh karena Kerajaan Calankayana adalah sekutu dari Kerajaan Pallawa, dan Kerajaan Pallawa sendiri banyak terdapat kerabat dari Kerajaan Salakanagara, maka Jayasingawarman diperkenankan untuk mendirikan perdukuhannya di sana.

Berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Pada tahun 358 Tarumadesya telah berkembang menjadi sebuah desa yang cukup ramai. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penduduk dari desa-desa lain yang menetap di Tarumadesya. Ramainya Tarumadesya disebabkan oleh letak geografis Tarumadesya yang terletak di daerah aliran Sungai Citarum yang memungkinkan berkembangnya aktivitas perdagangan. Berkembangnya aktivitas perdagangan ini tentu mendukung aktivitas kemaritiman Kerajaan Tarumanegara.

Aktivitas perdagangan di Sungai Citarum telah memberikan kesempatan bagi Tarumadesya untuk semakin berkembang menjadi kota pelabuhan yang memungkinkan kedatangan para pedagang dari luar negeri. Hal inilah yang menyebabkan Tarumadesya beranjak tidak hanya sebagai sebuah perdukuhan saja, melainkan menjadi sebuah kota besar yang kemudian secara bertahap membentuk kekuatan politik baru.

Perkembangan Tarumadesya inilah yang menyebabkan Jayasingawarman mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Tarumanegara pada tahun 358 M. Tarumadesya sendiri kemudian berubah nama menjadi Jayasinghapura. Dengan demikian secara resmi Tarumanegara telah menjadi sebuah kekuatan politik baru di Pulau Jawa bagian barat. Lantas bagaimana respon dari Kerajaan Salakanagara terhadap berdirinya Kerajaan Tarumanegara?

Kerajaan Salakanagara, dengan rajanya Dewawarman VII tidak merasa berdirinya Kerajaan Tarumanegara sebagai ancaman bagi eksistensinya. Melainkan mendukung Tarumanegara untuk mengembangkan potensi perekonomian yang dimilikinya. Perlu diketahui pula, meskipun Jayasingawarman mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Tarumanegara, status Tarumanegara tetaplah sebagai daerah bawahan dari Kerajaan Salakanagara. Sehingga tentu saja ini bukanlah sebuah ancaman bagi Salakanagara. Disisi lain, Jayasingawarman adalah menantu dari Dewawarman VII sendiri.

Baca Juga  Seni Cadas Pra-aksara di Indonesia

Setelah mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Tarumanegara, Jayasingawarman bergelar Jayasingawarman Gurudarmapurusa atau yang biasa dikenal juga dengan Rajadirajaguru. Gelar Rajadirajaguru menunjukkan Jayasingawarman bukan hanya berstatus sebagai seorang raja saja, melainkan sebagai pemuka agama mengingat Jayasingawarman adalah seorang maharesi.

Daftar Bacaan

  • Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
  • Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
  • Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
error: Content is protected !!