Di masa pemerintahan Dewawarman IX, pamor kekuasaan Kerajaan Salakanagara menurun drastis, hal ini bertolak belakang dengan prestasi dari ayahnya (Dewawarman VIII) yang membawa Kerajaan Salakanagara dalam kemakmuran. Kerajaan Salakanagara semakin kehilangan “gaungnya” dan akhirnya terlampaui oleh Kerajaan Tarumanagara, bahkan menjadi wilayah kekuasaan dari kerajaan baru itu.

Setelah menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara, riwayat raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Salakanagara tidak tercatat dalam sejarah. Namun yang pasti, Kerajaan Salakanagara termasuk kerajaan sekutu dari Kerajaan Tarumanagara saat menghadapi beberapa pemberontakan yang terjadi di Kerajaan Tarumanagara.
Daftar Bacaan
- Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
- Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah “Panitia Wangsakerta” Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Ekajati, Edi S. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.