Ekidna moncong panjang, atau dalam bahasa ilmiahnya Zaglossus adalah salah satu mamalia yang paling unik dan menarik di dunia. Mereka termasuk dalam kelompok monotremata, yaitu mamalia yang bertelur, yang hanya terdiri dari ekidna dan platipus.
Ciri khas yang membedakan ekidna moncong panjang dari spesies lain adalah moncong panjangnya yang fleksibel dan berfungsi sebagai alat pencari makanan. Moncong ini memungkinkan mereka untuk mencari dan menangkap mangsa kecil seperti cacing tanah dan serangga yang tersembunyi di dalam tanah. Di dalam artikel ini akan diberikan penjelasan tentang genus ekidna moncong panjang.
Taksonomi Dan Klasifikasi
Keluarga Dan Genus Ekidna
Ekidna moncong panjang termasuk dalam keluarga Tachyglossidae, yang merupakan satu-satunya keluarga dalam ordo Monotremata selain keluarga Ornithorhynchidae (yang mencakup platipus). Genus ekidna moncong panjang adalah Zaglossus, yang mencakup beberapa spesies ekidna moncong panjang lainnya yang tersebar di Papua Nugini dan wilayah sekitarnya.
Keluarga Tachyglossidae memiliki ciri khas berupa tubuh yang ditutupi duri keras dan kemampuan untuk menggulung tubuh mereka sebagai mekanisme pertahanan. Genus Zaglossus sendiri memiliki beberapa spesies yang dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, panjang moncong, dan karakteristik habitat.
Hubungan Dengan Mamalia Lainnya
Sebagai bagian dari ordo monotremata, ekidna memiliki hubungan evolusi yang unik dengan mamalia lainnya. monotremata adalah kelompok mamalia paling primitif yang masih ada, yang menunjukkan banyak karakteristik yang tidak biasa dibandingkan mamalia plasenta dan marsupial. Salah satu karakteristik utama yang membedakan monotremata dari mamalia lainnya adalah kemampuan mereka untuk bertelur. Selain itu, monotremata juga memiliki kloaka, yaitu lubang tunggal yang berfungsi untuk ekskresi dan reproduksi.
Studi genetik dan paleontologi menunjukkan bahwa monotremata, termasuk ekidna dan platipus, merupakan keturunan dari nenek moyang yang sama dengan mamalia marsupial dan plasenta, tetapi mereka bercabang dari garis evolusi utama mamalia pada tahap yang sangat awal. Ini membuat monotremata sangat penting dalam memahami evolusi mamalia secara keseluruhan.
Meski memiliki banyak perbedaan morfologi dan fisiologi dari mamalia lainnya, ekidna masih menunjukkan beberapa kesamaan dasar, seperti memiliki kelenjar susu untuk menyusui anaknya, meskipun tanpa puting susu. Bayi ekidna, yang disebut puggle, akan menjilat susu yang dikeluarkan oleh kelenjar susu di dalam kantung perut betina.
Spesies Ekidna Moncong Panjang (Zaglossus)

Genus Zaglossus
- Sir David’s long-beaked echidna, Zaglossus attenboroughi
- Eastern long-beaked echidna, Zaglossus bartoni
- Z. b. bartoni
- Z. b. clunius
- Z. b. diamondi
- Z. b. smeenki
- Western long-beaked echidna, Zaglossus bruijni
- Zaglossus hacketti (punah)
- Zaglossus robustus (punah)
Habitat Dan Persebaran
Habitat Alami Ekidna Moncong Panjang
Ekidna moncong panjang memiliki habitat alami yang sangat spesifik dan khas. Mereka biasanya ditemukan di hutan hujan tropis yang lebat dan daerah pegunungan di Papua Nugini. Hutan-hutan ini menyediakan lingkungan yang ideal bagi ekidna karena tanahnya yang lembab dan kaya akan sumber makanan seperti cacing tanah, serangga, dan larva.
Hutan hujan tropis yang menjadi rumah ekidna moncong panjang memiliki kanopi tebal yang menjaga kelembapan tanah dan memberikan perlindungan dari predator. Selain itu, struktur tanah yang longgar dan berlapis-lapis memudahkan ekidna untuk menggali dan mencari makanan. Ekidna moncong panjang juga dapat ditemukan di daerah padang rumput tinggi dan hutan pegunungan yang memiliki kondisi lingkungan serupa.
Persebaran Ekidna Moncong Panjang
- Zaglossus attenboroughi : Pegunungan Cyclop, Papua
- Zaglossus bartoni : wilayah pegunungan tinggi (cordillera) di antara Danau Paniai dan Pegunungan Nanneau, juga Huon Peninsula.
- Zaglossus bruijni : hutan tanah tinggi di Papua
- Zaglossus hacketti : Australia Barat
- Zaglossus robustus : Tasmania
Morfologi Dan Anatomi
Deskripsi Fisik Ekidna Moncong Panjang
Ekidna moncong panjang memiliki penampilan yang sangat khas dan berbeda dibandingkan dengan mamalia lainnya. Tubuh mereka ditutupi oleh duri-duri keras yang menyerupai landak, memberikan perlindungan ekstra dari predator. Panjang tubuh ekidna moncong panjang dapat mencapai 80 cm, dengan berat antara 5 hingga 10 kg, tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan mereka.
Moncong panjang dan ramping mereka adalah salah satu ciri yang paling menonjol. Moncong ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pencari makanan, tetapi juga sebagai indra penciuman yang sangat sensitif, membantu ekidna menemukan mangsa yang tersembunyi di dalam tanah. Moncong ini fleksibel dan dapat menekuk untuk mengakses celah-celah sempit di dalam tanah.
Sistem Pencernaan Dan Diet
Ekidna moncong panjang memiliki diet yang terdiri dari invertebrata kecil seperti cacing tanah, serangga, dan larva. Moncong mereka dilengkapi dengan lidah yang panjang dan lengket, yang digunakan untuk menangkap mangsa dari dalam tanah. Lidah ekidna dapat bergerak dengan sangat cepat, memungkinkan mereka untuk menangkap mangsa dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Sistem pencernaan ekidna moncong panjang juga sangat unik. Mereka tidak memiliki gigi, sehingga makanan yang ditangkap dengan lidah lengket harus dihancurkan oleh bagian keratin yang keras di dalam mulut mereka. Setelah itu, makanan akan masuk ke lambung yang memiliki dinding yang kuat dan berotot, memungkinkan proses pencernaan mekanis yang efektif.
Sistem Reproduksi Dan Perkembangan
Ekidna moncong panjang adalah salah satu dari sedikit mamalia yang bertelur. Betina akan bertelur satu butir telur yang kemudian disimpan dalam kantung perut selama sekitar 10 hari sampai menetas. Anak ekidna yang baru menetas, yang disebut puggle, sangat kecil dan tidak memiliki duri pada awalnya. Puggle akan tinggal di kantung perut betina sampai duri mereka mulai tumbuh, yang biasanya memakan waktu beberapa minggu.
Setelah duri mulai tumbuh, puggle akan dipindahkan ke sarang yang dibuat oleh betina. Di sana, puggle akan terus disusui dengan menjilat susu yang keluar dari kelenjar susu di dalam kantung perut betina, karena ekidna tidak memiliki puting susu. Puggle akan tinggal di sarang sampai mereka cukup besar dan kuat untuk mencari makan sendiri.
Adaptasi Fisik Dan Perilaku
Ekidna moncong panjang memiliki berbagai adaptasi fisik dan perilaku yang membantu mereka bertahan hidup di lingkungan yang keras. Salah satu adaptasi fisik utama adalah kemampuan mereka untuk menggulung tubuh seperti bola saat merasa terancam, menggunakan duri mereka sebagai perlindungan dari predator.
Selain itu, ekidna moncong panjang memiliki kemampuan menggali yang sangat baik. Mereka menggunakan cakar yang kuat dan tajam untuk menggali tanah dalam mencari makanan atau membuat sarang. Kegiatan menggali ini juga membantu menggemburkan tanah, yang berkontribusi pada kesehatan ekosistem.
Adaptasi perilaku lainnya termasuk aktivitas nokturnal. Ekidna moncong panjang cenderung lebih aktif pada malam hari, yang membantu mereka menghindari suhu panas di siang hari dan mengurangi risiko bertemu dengan predator. Mereka juga memiliki indra penciuman yang sangat tajam, memungkinkan mereka mendeteksi mangsa bahkan dalam kegelapan.
Secara keseluruhan, morfologi dan anatomi ekidna moncong panjang menunjukkan berbagai adaptasi yang memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan yang beragam dan sering kali keras. Keunikan fisik dan perilaku mereka tidak hanya menarik untuk dipelajari, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang evolusi mamalia dan adaptasi terhadap lingkungan.