Homo Habilis

Homo Habilis

Homo HabilisHomo habilis yang memiliki arti “manusia yang pandai menggunakan tangannya” hidup sekitar 2,5-1,65 juta tahun yang lalu pada masa awal Pleistosen. Pada tahun 1964, Homo habilis oleh banyak peneliti mengkategorikannya sebagai Australopithecus africanus. Namun, pada tahun 1980 seiring dengan penemuan-penemuan yang lebih relevan, Homo habilis dianggap sebagai nenek moyang manusia yang langsung berevolusi menjadi Homo erectus dan langsung mengarah menjadi manusia modern. Di dalam artikel ini akan dijelaskan secara pintas tentang jenis manusia Homo habilis.

Penemuan Homo habilis

Pada tahun 1960-1964 Jonathan Leakey, yang pertama kali menemukan fosil spesies ini di Ngarai Olduvai, Tanzania, Afrika Timur. Homo habilis diperkirakan merupakan spesies dari genus Homo yang pertama kali muncul di bumi. Berdasarkan temuan Jonathan Leakey, fosil ini berusia sekitar 1,75 juta tahun. Homo habilis sempat diperdebatkan untuk diklasifikasi ulang sebagai Australopithecus africanus. Hal ini disebabkan oleh fosil-fosil yang diidentifikasi sebagai Homo habilis dianggap terlalu tua. Selain itu jenis Homo berevolusi di Asia, sebab diduga Australopithecus tidak memiliki garis keturunan.

Fosil yang dianggap Homo habilis memiliki ukuran otak yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis Homo pada umumnya. Sehingga, ketika Wilfrid le Gros Clark tahun 1955 meragukan fosil yang dianggap sebagai Homo habilis adalah termasuk ke dalam genus Homo. Namun, klasifikasi yang cukup meyakinkan dengan penamaan Homo habilis semakin lebih diterima ketika lebih banyak spesimen yang berhasil ditemukan. Pada tahun 1983 Phillip V. Tobias mengajukan usulannya bahwa Australopithecus africanus adalah nenek moyang langsung dari Paranthropus dan Homo. Menurut Tobias, Australopithecus africanus berevolusi menjadi Homo habilis yang kemudian menjadi Homo erectus yang kemudian berevolusi lagi menjadi manusia modern. Pendapat Tobias ini didasari pada ukuran volume otak Homo habilis memiliki ukuran dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan jenis Australopithecus.

homo habilis

Pada tahun 1985, paleoantropolog Inggris, Bernard Wood mengusulkan bahwa fosil tengkorak yang relatif berukuran besar yang ditemukan di Danau Turkana, Kenya pada tahun 1972 dikategorikan sebagai Homo habilis. Namun, pernyataan Bernard Wood ini diragukan, sebab pada kenyataannya fosil yang ditemukan di Danau Turkana bukanlah Homo habilis, melainkan individu yang berbeda yang disebut dengan Homo rudolfensis.

Ciri-Ciri Homo habilis

Apabila melihat pada penampilan dan morfologi Homo habilis memiliki berbagai kemiripan dengan semua manusia paling modern di genus Homo. Di bawah ini adalah ciri-ciri Homo habilis:

  1. Memiliki tubuh yang pendek dengan lengan yang lebih panjang dari manusia modern.
  2. Diperkirakan Homo habilis ini adalah hasil evolusi dari australopithecus dan memiliki ukuran otak sekitar 600-650 cc.
  3. Meskipun masih memiliki bentuk seperti-kera, Homo habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan primitif yang terbuat dari batu; hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peralatan-peralatan dari batu di sekitar fosil mereka. (misalnya peralatan yang ditemukan di Olduvai Gorge, Tanzania dan Lake Turkana, Kenya).
  4. Pada umumnya diperkirakan memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dengan austrolopithecus, baik jenis Austrolopithecus africanus maupun Austrolopithecus afarensis yaitu berukuran 100-120 cm dengan bobot antara 20-37 kg. Perbedaan antara jantan dan betina pada Homo habilis diasumsikan bahwa jantan memiliki ukuran yang lebih besar.
  5. Memiliki bulu tubuh yang tebal dengan tingkat pertumbuhan gigi yang lebih cepat dibandingkan manusia modern.
  6. Dianggap memiliki lengan dengan ukuran panjang yang proporsional untuk memanjat pepohonan dengan tungkai yang dianggap lebih mirip dengan simpanse dibandingkan dengan Homo erectus yang lebih condong dengan manusia modern.
Baca Juga  Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Tarumanegara

Daftar Bacaan

  • Leakey, L., Tobias, P. V., Napier, J. R. 1964. “A New Species of the Genus Homo from Olduvai Gorge”. Nature. 202 (4927): 7–9.
  • Johanson, D. C., Masao, F., Eck, G. G., White, T. D., et al. 1987. “New partial skeleton of Homo habilis from Olduvai Gorge, Tanzania”. Nature. 327 (6119): 205–209.
  • Tobias, P. V. 1983. “Hominid evolution in Africa”. Canadian Journal of Anthropology. 3 (2): 163–183.

Beri Dukungan

Beri dukungan untuk website ini karena segala bentuk dukungan akan sangat berharga buat website ini untuk semakin berkembang. Bagi Anda yang ingin memberikan dukungan dapat mengklik salah satu logo di bawah ini:

error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Abhiseva.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca