Manusia Purba Afrika
Manusia Purba Afrika – Afrika sebagai salah satu benua terbesar yang ada di dunia dan dikenal juga sebagai benua dengan hasil peninggalan kebudayaan kuno tertua di dunia memiliki peninggalan yang berasal dari masa pra-aksara. Jikalau berbicara tentang manusia purba, apakah di Afrika juga terdapat jenis manusia purba layaknya di belahan dunia lain? Tentu jawabannya adalah iya. Manusia purba Afrika yang tertua adalah jenis Australopithecus afarensis yang diklasifikasikan sebagai hominidae dengan ciri di antara manusia dan kera. Di dalam artikel ini akan diberikan penjelasan singkat tentang jenis-jenis manusia purba Afrika.
Jenis-Jenis Manusia Purba Afrika
Australopithecus Afarensis
Australopithecus afarensis adalah spesimen yang pertama kali ditemukan oleh D. Johansen, M. Taeib, dan Y. Coppens dalam suatu endapan Pliosen yang berusia lebih dari 4 juta tahun yang lalu, di Lembah Hadar, Ethiopia pada tahun 1974. Sebagian ahli berpendapat bahwa Australopithecus afarensis merupakan percabangan pertama dari kera ke manusia.

Penemuan fosil ini menggarisbawahi salah satu pernyataan yang dikemukakan oleh Charles Darwin bahwa manusia dan kera-kera Afrika diturunkan oleh nenek moyang yang mendahului keduanya. Terdapat berbagai macam teori tentang awal munculnya manusia. Dapat dinyatakan bahwa belum ada satu pun teori yang seluruhnya benar atau pun salah.
Australopithecus Africanus
Pada tahun 1924, Raymond Dart menemukan fosil manusia purba di sebuah gua karst di Taung, Afrika Selatan. Dart menamakan temuannya dengan Australopithecus Africanus (Manusia kera dari Afrika Selatan). Berdasarkan biostratigrafi pada endapan pengandung fosil tersebut ditafsirkan bahwa Australopithecus Africanus berusia sekitar 3-2 juta tahun yang lalu. Berdasarkan ciri-cirinya hampir dapat dipastikan bahwa Australopithecus Africanus pemakan buah-buahan sekaligus daging. Usia Australopithecus Africanus lebih muda jika dibandingkan dengan Australopithecus afarensis.
Australopithecus Robustus atau Homo Habilis
Penemuan manusia purba Afrika selanjutnya adalah Australopithecus Robustus yang ditemukan pada tahun 1959 dari lapisan situs Olduvai Gorge di Tanzania oleh Louis Leakey dan Mary Leakey. Awal mulanya fosil ini sulit untuk diklasifikasikan sebab berbeda dengan jenis Australopithecus pada umumnya.
Ciri-ciri dari hominidae ini antara lain lebih kekar jika dibandingkan dengan Australopithecus afarensis maupun Australopithecus Africanus Sehingga Leakey bersaudara menyebut penemuannya ini dengan jenis Homo Habilis (manusia terampil). Dimasukkan ke dalam jenis Homo sebab fosil ini dianggap sebagai hominidae dengan ciri-ciri yang condong ke manusia yang paling purba.
Berdasarkan keterangan yang di dapatkan dari situs Turkana, Kenya, Homo Habilis telah ada sekitar 2 juta tahun yang lalu. Sehingga dapat diperoleh pemahaman bahwa Homo Habilis hidup berdampingan dengan Australopithecus. Di dalam garis evolusi, Homo Habilis dikenal sebagai spesies pertama dari genus Homo, keturunan langsung dari Australopithecus Africanus yang telah mengalami evolusi, dan sebagai pendahulu dari genus Homo Erectus. Homo Erectus sendiri adalah jenis manusia purba yang memiliki posisi terpenting. Sebab Homo Erectus dianggap sebagai pendahulu langsung dari manusia modern saat ini, yaitu Homo sapiens.
Jadi dapatlah diambil kesimpulan dari deskripsi ini bahwa manusia purba Afrika terdapat tiga jenis yaitu, Australopithecus afarensis yang ditemukan di Ethiopia, Australopithecus Africanus yang ditemukan di Afrika Selatan dan Homo Habilis (Australopithecus Robustus) yang ditemukan di Tanzania dan Kenya.
Daftar Bacaan
- Mafessoni, F. 2019. “Encounters with archaic hominins”. Nature Ecology & Evolution. 3 (1): 14–15.
- Stringer, C. 2003. “Human evolution: Out of Ethiopia”. Nature. 423 (6941): 692–693, 695.