Jenis-Jenis Manusia Purba Eropa

Penelusuran tentang fosil manusia purba Eropa dimulai sejak pertengahan abad ke-19. Manusia Purba Eropa termasuk ke dalam populasi Homo erectus yang mulai hidup di Eropa Tenggara sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Migrasi manusia purba Eropa sejak satu juta tahun yang lalu menunjukkan kehidupan yang nomaden. Keberadaan manusia purba di Eropa Barat terutama sekitar 500.000-600.000 tahun yang lalu dan tidak tersebar terutama hingga dataran Rusia. Manusia purba Eropa baru mencapai ke daratan Rusia baru sekitar 200.000-300.000 tahun yang lalu.

Manusia purba Eropa yang menjadi ciri khas adalah jenis Homo Heidelbergensis setidaknya 400.000 tahun yang lalu. Selanjutnya adalah Homo Neanderthal (keturunan Homo heidelbergensis) akan menjadi penghuni benua yang lebih stabil, hingga keturunan Homo heidelbergensis lainnya, H. sapiens, tiba sekitar 50.000 tahun yang lalu, yang mengarah kepada kepunahan Homo Neanderthal sekitar 37.000 tahun yang lalu.

Jenis-Jenis Manusia Purba Eropa

Adapun beberapa jenis manusia purba Eropa yang berhasil diketahui hingga hari ini adalah Homo heidelbergensis, Homo neanderthalensis, dan Homo cro-magnon;

Homo Heidelbergensis

Homo Heidelbergensis adalah populasi pertama manusia purba Eropa yang menjadi leluhur dari Homo neanderthalensis dan Homo sapiens. Homo heidelbergensis (Homo erectus heidelbergensis) dimasukkan ke dalam kategori Homo erectus meskipun beberapa kalangan mengklasifikasikannya sebagai genus yang berbeda dari Homo erectus sebagai spesies sendiri.

Homo Neanderthalensis

Penelusuran dan penggalian fosil manusia purba di Eropa pertama kali ditemukan di Lembah Neander, Jerman pada tahun 1856 dan diberi nama Homo neanderthalensis. Di mana fosil manusia purba ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

  1. Tengkorak yang memanjang ke belakang.
  2. Tulang kening yang sangat menonjol.
  3. Dahi yang datarm muka lebar dan telah memiliki otak yang besar.
Baca Juga  Sistem Perdagangan VOC Di Indonesia (1602-1799)

Persebaran jenis manusia Homo neanderthalensis di wilayah Eropa, Asia Tengah, begitu juga Timur Tengah. Homo neanderthalensis terakhir ditafsirkan hidup pada 35.000 tahun yang lalu di mana diperkirakan kemunculan mereka pertama kali sekitar 150.000-135.000 tahun yang lalu. Jadi, diperirakan spesies ini hanya bertahan sekitar 100.000 tahun. Sebagian ahli berpendapat bahwa kepunahan mereka disebabkan oleh adanya epidemic penyakit yang dapat terlihat dari jejak-jejak patologi pada sisa-sisa fosil Homo neanderthalensis. Selain itu, kepunahan dari Homo neanderthalensis juga dipercaya akibat adanya ekspansi yang dilakukan oleh Homo sapiens.

Homo Cro-magnon

manusia purba eropa
Homo cro-magnon salah satu jenis manusia purba Eropa

Selain Homo neanderthalensis, juga ditemukan fosil Homo cro-magnon di dekat Lez Eyzies, Prancis pada tahun 1868. Homo cro-magnon merupakan salah satu cikal bakal manusia modern. Fosil manusia purba ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

  1. Ciri-ciri fisiknya seperti manusia modern, yaitu tengkoraknya tinggi dengan atap dan belakang tengkorak yang bundar.
  2. Memiliki volume otak berkisar 1400 cc.
  3. Tonjolan tulang kening telah hilang, dahinya vertical, mukanya datar tanpa penonjolan pada bagian rahang.
  4. Ukuran rahang dan gigi-giginya sebagai alat pengunyah telah menyusut, serta dagu tampak nyata.
  5. Ukuran tubuhnya rata-rata sekitar 165 cm.

Jadi, terdapat dua jenis manusia purba yang ditemukan di benua Eropa, yakni Homo neanderthalensis yang ditemukan di Lembah Neander, Jerman, dan Homo cro-magnon yang ditemukan di dekat Lez Eyzies Prancis.

Daftar Bacaan

  • Beals, K., Smith, C., Dodd, S. 1984. “Brain size, cranial morphology, climate, and time machines”. Current Anthropology. 12 (3): 301–30.
  • Briggs, A. W., Good, J. M., Green, R. E. 2009. “Targeted retrieval and analysis of five Neandertal mtDNA genomes”. Science. 325 (5, 938): 318–321.
  • Endicott, P., Ho, S. Y. W., Stringer, C. 2010. “Using genetic evidence to evaluate four palaeoanthropological hypotheses for the timing of Neanderthal and modern human origins”. Journal of Human Evolution. 59 (1): 87–95.
  • Formicola, V., Giannecchini, M. 1998. “Evolutionary trends of stature in Upper Paleolithic and Mesolithic Europe”. Journal of Human Evolution. 36 (3): 325.
  • Froehle, A. W., Churchill, S. E. 2009. “Energetic competition between Neandertals and anatomically modern humans”. PaleoAnthropology: 96–116
  • Fuhlrott, J. C. 1859. “Menschliche Uberreste aus einer Felsengrotte des Dusselthales”. Verh Naturhist Ver Preuss Rheinl. 16: 131–153.
  • García-Martínez, D., Bastir, M., Huguet, R. 2017. “The costal remains of the El Sidron Neanderthal site (Asturias, northern Spain) and their importance for understanding Neanderthal thorax morphology”. Journal of Human Evolution. 111: 85–101.
  • Harvati, K.; et al. 2019. “Apidima Cave fossils provide earliest evidence of Homo sapiens in Eurasia”. Nature. 571 (7766): 500–504.
  • Hublin, J.-J., Sirakov, N., et al. 2020. “Initial Upper Palaeolithic Homo sapiens from Bacho Kiro Cave, Bulgaria”. Nature. 581 (7808): 299–302.
  • Holzkamper, J., Kretschmer, I., Maier, A., et al. 2013. “The Upper-Late Palaeolithic Transition in Western Central Europe. Typology, Technology, Environment and Demography”. Archaologische Informationen. 36: 161–162.
  • King, W. 1864. “The reputed fossil man of the Neanderthal”. Quarterly Journal of Science. 1: 96.
  • Klaatsch, H. 1909. “Preuves que l’Homo Mousteriensis Hauseri appartient au type de Neandertal”. L’Homme Prehistorique. 7: 10–16.
  • Lack, B. A., Neely, R. R., Manga, M. 2015. “Campanian Ignimbrite volcanism, climate, and the final decline of the Neanderthals” . Geology. 43 (5): 411–414.
  • Lee, S. S. M., Piazza, S. J. 2009. “Built for speed: musculoskeletal structure and sprinting ability”. Journal of Experimental Biology. 212 (22): 3700–3707.
  • Menez, A. 2018. “Custodian of the Gibraltar skull: the history of the Gibraltar Scientific Society”. Earth Sciences History. 37 (1): 34–62.
  • Paabo, S. 2014. Neanderthal man: in search of lost genomes. New York: Basic Books.
  • Serangeli, J., Bolus, M. 2008. “Out of Europe – The dispersal of a successful European hominin form”. Quartar. 55: 83–98.
  • Sommer, M. 2006. “Mirror, mirror on the wall: Neanderthal as image and ‘distortion’ in early 20th-century French science and press”. Social Studies of Science. 36 (2): 207–240.
  • Sullivan, A. P., de Manuel, M., Marques-Bonet, T., Perry, G. H. 2017. “An evolutionary medicine perspective on Neandertal extinction”. Journal of Human Evolution. 108: 62–71.

Beri Dukungan

Beri dukungan untuk website ini karena segala bentuk dukungan akan sangat berharga buat website ini untuk semakin berkembang. Bagi Anda yang ingin memberikan dukungan dapat mengklik salah satu logo di bawah ini:

error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Abhiseva.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca