Kemaritiman Kerajaan Kediri – Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan yang lahir dari pembagian kerajaan oleh Raja Airlangga kepada kedua putranya. Kerajaan Kediri mewarisi struktur birokrasi dan administrasi dari Kerajaan Mataram Kuno. Dalam aktivitas kemaritiman pada permulaan terbaginya kerajaan yang dilakukan oleh Raja Airlangga selalu diliputi oleh pertentangan antara Janggala dan Panjalu yang berakhir dengan kemenangan Panjalu dengan ibukota di Daha.
Bukti Kemaritiman Kerajaan Kediri
Instabilitas politik ini menyebabkan tidak begitu banyak diketahui mengenai aktivitas kemaritiman Kerajaan Kediri, namun begitu setelah masa-masa perang saudara ini akan ditemukan beberapa petunjuk mengenai aktivitas kemaritiman Kerajaan Kediri. Di bawah ini akan dijelaskan tentang kemaritiman Kerajaan Kediri berdasarkan sumber-sumber prasasti maupun berita-berita asing.
Setelah kemenangan atas Jenggala, cukup lama tidak ada prasasti yang menunjukkan adanya aktivitas kemaritiman yang dilakukan oleh Kerajaan Kediri. Meskipun begitu, bukan berarti Kerajaan Kediri tidak terlibat aktif sama sekali dan terisolasi dari aktivitas kemaritiman dan perdagangan internasional. Pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa dari Kerajaan Mataram Kuno telah diketahui bahwa wilayah yang kelak menjadi wilayah Kerajaan Kediri ini melakukan peperangan terhadap Kerajaan Sriwijaya melalui darat dan juga laut. Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Kediri pun masih mewarisi hal tersebut meskipun pada awal mula kemunculannya nampaknya aktivitas maritim belum menjadi prioritas yang cukup penting.
Keterangan yang terdapat di dalam prasasti Jaring yang berangka tahun 1181 dan dikeluarkan oleh Sri Maharaja Sri Krocaryyadipa Handabhuwanamalaka Parakramanindita Digjayotunggadewanama Sri Gandara, menyebutkan bahwa terdapat gelar senapati sarwajala yang diartikan sebagai panglima angkatan laut. Berdasarkan keterangan ini menunjukkan bahwa Kerajaan Kediri telah menaruh minat yang cukup besar terhadap kekuatan maritimnya dengan adanya jabatan senapati sarwajala.

Tidak berlebihan jika dikatakan pada masa ini Kerajaan Kediri-lah yang pertama kali membentuk adanya kekhususan dalam masalah angkatan laut, yang mana bukan berarti sebelum Kerajaan Kediri angkatan laut kerajaan-kerajaan di Jawa tidak ada sama sekali. Pelabuhan Hujung Galuh yang berada dialiran Sungai Brantas hingga masa ini tetap dapat dilalui oleh perahu-perahu besar. Pelabuhan Hujung Galuh ini sejak masa Raja Airlangga telah dihuni oleh wargga kilalan yang terdiri dari orang Champa, Khmer, Birma, Sri Lanka, Karnnataka, Pandikira, Kalingga dan Aryya. Sehingga menunjukkan bahwa meskipun sempat terjadi instabilitas politik oleh karena perebutan kekuasaan, buka berarti Kerajaan Kediri sama sekali tidak terlibat dalam aktivitas kemaritiman.
Berdasarkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh sumber-sumber Cina juga menunjukkan bahwa Pelabuhan Hujung Galuh ini adalah pelabuhan yang sangat ramai dan sang raja mengirimkan utusannya pada tahun 1109 dengan memberikan upeti kepada kaisar. Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Kediri juga menjalin hubungan dengan negeri luar terutama dengan Cina sebagai mitra dagang maupun juga politik.
Daftar Bacaan
- Coedes, G. 1968. The Indianized States of Southeast Asia. Kuala Lumpur/Singapore: University of Malaya Press.
- Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
- Krom, N. J. 1954. Zaman Hindu. Djakarta: Jajasan Pembangunan.
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.
- van Leur, J. C. 1955. Indonesian Trade and Society. The Hague/Bandung: W. van Hoeve.