Kemaritiman Kerajaan Singasari – Kerajaan Singasari berdiri setelah keberhasilan Ken Arok (Ken Angrok) melakukan penaklukan atas Daha ibukota Kerajaan Kadiri pada tahun 1144. Setelah keberhasilan itu Kerajaan Singasari mulai tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik terbesar yang ada di Pulau Jawa. Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang kemaritiman Kerajaan Singasari.
Bukti Kemaritiman Kerajaan Singasari
Di awal setelah pendiriannya, Kerajaan Singasari harus dilanda oleh konflik internal suatu drama saling tikam antara Ken Arok beserta keturunannya dengan keturunan dari Tunggul Ameutung. Oleh karena disebabkan adanya konflik internal itulah Kerajaan Singasari dianggap tidak terlalu banyak melakukan hubungan dengan negeri asing. Setelah memasuki pemerintahan Raja Ranggawuni, Kerajaan Singasari baru menunjukkan stabilitas politiknya, sehingga Kerajaan Singasari mulai memperluas wilayah kekuasaannya dengan melakukan kontrol yang kuat terhadap daerah pelabuhan dan mulai memperkuat militernya.
Kebesaran Kerajaan Singasari dalam aspek maritim baru nampak terlihat pada masa pemerintahan putra dari Raja Ranggawuni, yaitu Kertanegara. Sebagai seorang raja, Kertanegara dianggap memiliki pemikiran yang visioner. Hal ini dibuktikan dengan kebijakannya dibidang politik untuk memperluas cakrawala mandala ke luar Pulau Jawa. Kebijakan ini terealisasi dengan melakukan ekspedisi pamalayu pada tahun 1275 dan penaklukan terhadap Bali pada 1284. Setelah ekspedisi ini Kerajaan Singasari memiliki kekuasaan yang meliputi Pahang, Malayu, Gurun, Bakulapura, Sunda dan Madura.
Tindakan yang dilakukan oleh Kertanegara untuk memperluas wilayah kekuasaannya ke luar Pulau Jawa juga disebabkan oleh adanya ancaman dari Dinasti Yuan yang dipimpin oleh Kublai Khan sejak tahun 1280. Kublai Khan mulai mengirimkan utusan ke berbagai negeri tetangganya untuk mengakui kedaulatannya dan menjadi bawahan dari Kublai Khan. Apabila tuntutannya tidak dipenuhi maka Kublai Khan akan mengirimkan tentara untuk menaklukan wilayah itu. Birma, Kamboja dan Campa mulai dikirim utusan, namun negeri-negeri itu tidak mau mengakui Kublai Khan sehingga Kublai Khan mengirimkan tentaranya untuk melakukan penaklukan.
Tentara Kublai Khan berhasil menaklukan negeri-negeri tersebut, dan tinggal Jawa yang belum mengakui kebesaran dari Kublai Khan sehingga utusannya mulai datang ke Singasari pada tahun 1290 dan 1291. Namun, permintaan dari Kublai Khan ditolak oleh Kertanegara dengan menantang tentara Kublai Khan untuk bertempur. Di dalam prasasti Po Shah menunjukkan adanya hubungan Kerajaan Singasari dengan Kerajaan Campa melalui pernikahan. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Kertanegara untuk membendung invasi yang akan dilakukan oleh Dinasti Yuan.
Keberanian Raja Kertanegara menantang tempur tentara Dinasti Yuan menunjukkan kepercayaan diri dan kemampuan dari angkatan laut Singasari yang dianggap cukup kuat untuk berhadapan langsung dengan Dinasti Yuan. Namun, sebelum peperangan itu terjadi Kerajaan Singasari telah runtuh terlebih dahulu oleh adanya penyerangan yang dilakukan oleh Jayakatwang dari Kerajaan Gelang-Gelang pada tahun 1292.
Daftar Bacaan
- Coedes, G. 1968. The Indianized States of Southeast Asia. Kuala Lumpur/Singapore: University of Malaya Press.
- Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
- Krom, N. J. 1954. Zaman Hindu. Djakarta: Jajasan Pembangunan.
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.
- van Leur, J. C. 1955. Indonesian Trade and Society. The Hague/Bandung: W. van Hoeve.