Linggawarman (666-669)

Pada tahun 666, Linggawarman, putera Raja Nagajayawarman dilantik sebagai penguasa Kerajaan Tarumanegara. Linggawarman dilantik sebagai raja Kerajaan Tarumanegara dengan gelar Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirtabumi.

Masa Pemerintahan Linggawarman

Setelah dinobatkan sebagai raja Kerajaan Tarumanegara, Linggawarman mengirimkan utusan ke beberapa negara. Utusan Linggawarman itu terutama ke negeri Cina yang selama pemerintahan pendahulu-pendahulunya, Kerajaan Tarumanegara juga berkali-kali mengirimkan utusan ke negeri Cina terutama setelah pelantikan raja yang baru.

Pada tahun 668/669 M Raja Linggawarman kembali mengirimkan beberapa utusannya ke beberapa negeri, seperti Cina, Bharata dan beberapa kerajaan yang terdapat di Kepulauan Nusantara. Tindakan yang dilakukan oleh Linggawarman ini nampaknya adalah upaya untuk mempererat hubungan diplomatik ditengah kekuatan politik Kerajaan Tarumanegara yang semakin merosot.

linggawarman

Raja Linggawarman memiliki istri yang bernama Dewi Ganggasari yang berasal dari Kerajaan Indraprahasta. Dari perkawinannya ini Linggawarman memiliki dua orang puteri yang bernama Dhewi Minawati (Dewi Minawati)/Manasih dan Sobakancana. Linggawarman kemudian menjodohkan Dewi Manawati dengan Tarusbawa, Raja Kerajaan Sunda Sambawa. Kerajaan Sunda Sambawa ini masih berstatus sebagai kerajaan bawahan Kerajaan Tarumanegara. Sedangkan anaknya yang bernama Sobakancana dijodohkan dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya.

Linggawarman tidak lama memerintah di Kerajaan Tarumanegara hanya selama tiga tahun (666-669). Setelah meninggal pada tahun 669 M, kedudukan Linggawarman sebagai raja di Kerajaan Tarumanegara digantikan oleh menantunya yang bernama Tarusbawa. Tarusbawa kemudian memerintah Kerajaan Tarumanegara atas nama istrinya, Dewi Minawati.

Daftar Bacaan

  • Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
  • Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
  • Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
  • Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah “Panitia Wangsakerta” Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Ekajati, Edi S. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
  • Kapur, Kamlesh. 2010. History Of Ancient India (portraits Of A Nation). New Delhi: Sterling Publishers Pvt. Ltd.
  • Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.

Beri Dukungan

Beri dukungan untuk website ini karena segala bentuk dukungan akan sangat berharga buat website ini untuk semakin berkembang. Bagi Anda yang ingin memberikan dukungan dapat mengklik salah satu logo di bawah ini:

error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Abhiseva.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca