Manusia dan Sejarah
Manusia dan Sejarah – Manusia dan sejarah adalah konsep yang tidak dapat saling dipisahkan di dalam mengkaji suatu peristiwa sejarah. Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan manusia karena sebagaimana diketahui bahwa suatu peristiwa yang terjadi di masa lalu tidak dapat dikatakan sebagai sejarah apabila tidak berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Manusia dalam sejarah diposisikan sebagai subjek dan objek dari sejarah. Di dalam artikel ini akan diberikan penjelasan tentang keterkaitan manusia dan sejarah.

Manusia dan sejarah memiliki hubungan yang sangat erat dan saling terkait. Sejarah mencakup semua peristiwa yang terjadi di masa lalu, termasuk tindakan dan keputusan yang diambil oleh manusia. Manusia adalah aktor utama dalam peristiwa-peristiwa sejarah dan berperan penting dalam membentuk dan mengubah dunia di sekitarnya.
Manusia juga mempelajari sejarah untuk memahami asal-usul, perkembangan, dan perubahan sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Melalui pemahaman sejarah, manusia dapat belajar dari pengalaman masa lalu dan menerapkan pelajaran tersebut untuk mencapai tujuan dan membangun masa depan yang lebih baik.
Selain itu, sejarah juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas manusia dan membangun hubungan antarindividu dan antarkelompok. Sejarah dapat membantu manusia untuk memahami perbedaan antara kelompok dan budaya yang berbeda, serta mempromosikan toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan.
Manusia juga dapat mengubah jalannya sejarah melalui tindakan dan keputusan mereka. Kebijakan dan tindakan yang diambil oleh pemerintah, perusahaan, dan individu dapat mempengaruhi arah sejarah dan membentuk masa depan.
Secara keseluruhan, manusia dan sejarah memiliki hubungan yang kompleks dan saling terkait. Manusia adalah aktor utama dalam peristiwa-peristiwa sejarah dan dapat mempengaruhi arah sejarah melalui tindakan dan keputusan mereka. Sejarah, pada gilirannya, membantu manusia untuk memahami masa lalu, membangun identitas, dan membangun hubungan yang lebih baik antarindividu dan antarkelompok.
Manusia Sebagai Subjek dan Objek Sejarah
Kedudukan manusia di dalam sejarah adalah sebagai subjek dan objek, sebab manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki sejarah. Segala aktivitas yang terjadi di masa lalu dapat dikatakan sejarah apabila berkaitan dengan kehidupan manusia dan dilakukan oleh manusia. Sedangkan aktivitas yang dilakukan oleh makhluk lain yang bukan manusia tidak dapat dikatakan sebagai sejarah. Itulah batasan-batasan sebagaimana yang telah diketahui di dalam pengertian sejarah dan menjadi penegas bahwa manusia dan sejarah adalah entitas yang tidak dapat dipisahkan. Di bawah ini akan dijelaskan tentang manusia sebagai subjek sejarah dan manusia sebagai objek sejarah.
Manusia Sebagai Subjek Sejarah
Manusia sebagai subjek sejarah adalah tindakan manusia dalam menentukan arus kesejarahan. Maksudnya adalah peran ini kebanyakan dilakukan oleh para sejarawan yang melakukan penelitian dan menulis peristiwa yang terjadi di masa lalu. Manusia sebagai subjek sejarah cenderung bersifat subjektif, yaitu bergantung pada sudut pandang dari manusia tersebut. Manusia sebagai objek sejarah adalah tindakan manusia yang dapat mempengaruhi sejarah karena manusialah yang membuat sejarah. Karena manusia yang membuat sejarah berarti menegaskan kedinamisan dirinya.
Manusia adalah subjek sejarah karena mereka adalah aktor utama dalam peristiwa-peristiwa sejarah dan bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka. Manusia adalah makhluk yang berpikir dan berinteraksi dalam masyarakat, dan melalui tindakan dan keputusan mereka, mereka membentuk sejarah dan mempengaruhi arah perkembangan masa depan.
Sebagai subjek sejarah, manusia adalah pengaruh utama dalam pembentukan peristiwa-peristiwa sejarah. Mereka menciptakan peradaban, mengubah dunia melalui penemuan dan teknologi, dan membentuk masyarakat dan budaya. Peristiwa-peristiwa sejarah juga terjadi karena tindakan dan keputusan manusia, seperti peperangan, revolusi politik, dan perubahan sosial.
Manusia Sebagai Objek Sejarah
Selain itu, manusia juga menjadi objek studi dalam sejarah. Studi tentang kehidupan manusia di masa lalu meliputi aspek-aspek seperti sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama. Sejarah mempelajari bagaimana manusia hidup dan berinteraksi dalam masyarakat di masa lalu, termasuk tradisi, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dipegang oleh mereka.
Secara keseluruhan, manusia adalah subjek sejarah karena mereka bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka, dan mempengaruhi arah peristiwa-peristiwa sejarah. Sejarah juga mempelajari kehidupan manusia di masa lalu, termasuk bagaimana mereka hidup dan berinteraksi dalam masyarakat.
Konsep Sejarah
Apabila dilihat dari pengertian sejarah, kata sejarah diambil dari bahasa Arab yaitu kata syajarah yang berarti pohon. Dalam bahasa Inggris, sejarah disebut dengan history. Dalam bahasa Yunani disebut dengan kata historia yang memiliki arti inkuiri (inquiry), wawancara (interview), interogasi dari seorang saksi mata dan juga laporan mengenai hasil-hasil tindakan itu. Dari bahasa Yunani itulah istilah historia masuk ke dalam bahasa-bahasa lain, terutama melalui perantaraan bahasa Latin.
Jika ditinjau ke dalam bahasa Latin, kata historia masih memiliki makna yang sama seperti dalam bahasa Yunani. Hanya saja tekanannya lebih pada pengamatan langsung, penelitian, dan laporan-laporan hasilnya. Tacitus seorang sejarawan pada masa Romawi menggunakan istilah historia untuk judul bukunya Historiae. Di dalam buku itu Tacitus menulis laporan-laporan hasil pengamatannya secara pribadi. Selain itu Tacitus juga menulis laporan-laporan mengenai periode lebih awal (14-68 M) yang diberinya judul Annales. Pada masa ini penggunaan kata historia belum digunakan untuk menunjukkan peristiwa di masa lampau.
Selama perkembangannya, pengertian dari konsep history (sejarah) mendapat suatu pemahaman baru setelah terjadi percampuran antara penulisan kronikel yang ketat secara kronologis dan narasi-narasi sejarah yang bebas. Pada Abad Pertengahan hal itu dikenal dengan biografi yang juga disebut vitae.
Kelak penulisan biografi, khususnya biografi orang besar, menyebabkan sejarawan Inggris Thomas Carlyle (1841) mengatakan bahwa sejarah sebagai ‘riwayat hidup orang-orang besar atau pahlawan’ semata, dan tanpa mereka tidak akan ada sejarah. Namun demikian, perlu disadari bahwa sejarah tidak hanya untuk orang-orang/individu tertentu (orang-orang besar), seperti Socrates, Julius Caesar, Gajah Mada, Napoleon, Soekarno dan lain-lain.
Sejarah nyatanya tidak sekedar membahas tentang peristiwa dan tokoh-tokoh besar saja, tetapi sejarah juga membahas kelompok masyarakat, dalam hal ini objeknya adalah manusia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sejarah merupakan ilmu tentang manusia. Namun, sejarah juga bukan cerita tentang masa lalu manusia secara keseluruhan.
Demikian juga dalam ilmu antropologi ragawi manusia juga sebagai objek dari penelitian, seperti hasil penelitian Steve Olson dalam Mapping Human History (2006) yang berhasil melacak asal usul manusia modern di empat benua dan penyebarannya di seluruh dunia selama lebih dari 150.000 tahun silam. Maka, hal tersebut bukanlah sejarah.
Manusia dan sejarah sebagai sebuah konsep dan pemahaman tidak dapat dipisahkan, sejarah tanpa manusia adalah khayalan. Manusia dan sejarah merupakan kesatuan dengan manusia sebagai subjek dan objek sejarah. Apabila manusia dipisahkan dari sejarah maka dapat dikatakaan ia bukan manusia lagi, tetapi sejenis mahkluk biasa, seperti hewan. Perlu di garis bawahi di sini bahwa ingatan manusia sangatlah memegang perananan yang penting.
Ingatan itu digunakan manusia untuk menggali kembali pengalaman yang pernah dialaminya. Mengingat berarti mengalami lagi, mengetahui kembali sesuatu yang terjadi di masa lalu. Namun ingatan manusia terbatas sehingga perlu alat bantu yaitu tulisan yang berfungsi untuk menyimpan ingatannya.
Dengan tulisan, manusia mencatat pengalamannya. Pengalaman yang dialami manusia, dituturkan kembali dengan menggunakan bahasa. Sejarah adalah pengalaman dan ingatan manusia yang diceritakan. Dapatlah dikatakan bahwa manusia berperan di dalam terbentuknya sejarah karena manusia-lah yang membuat pengalaman menjadi sejarah. Manusia adalah penutur sejarah yang membuat cerita sejarah, sehingga semakin jelaslah bahwa manusia adalah sumber dari sejarah itu sendiri.
Manusia Hidup dan Berkreativitas Dalam Ruang dan Waktu
Dalam ilmu sejarah, manusia dalam aktivitas dengan masyarakat atau bangsanya merupakan kajian utama. Sejarah mendeskripsikan aktivitas manusia yang terjadi pada masa lalu. Namun, seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bukan berarti sejarah menjelaskan aktivitas manusia secara keseluruhan. Kisah manusia tersebut berkaitan dengan kreasi dari perjalanan kehidupan manusia di dalam menghadapi kehidupannya.
Kisah manusia tersebut dibatasi oleh ruang dan waktu, di mana berkaitan erat pula dengan tempat di mana manusia itu berada. Berdasarkan sudut pandang waktu, kreativitas yang dilakukan oleh manusia pada masa lampau berbeda dengan kreativitas yang dilakukan oleh manusia pada masa kini. Demikian halnya dengan pemahaman dalam konsep ruang. Pemahaman tentang ruang dan waktu diperlukan untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara kronologis.
Berkaitan dengan kreativitas, apa yang dilakukan oleh manusia pada masa lampau misalnya adalah bagaimana manusia pada zaman batu melakukan aktivitas makan, minum, berpakaian serta melakukan perjalanan menjadi pengalaman yang diwariskan bagi masa-masa sesudahnya. Sebagai contoh adalah bagaimana kreativitas manusia untuk melakukan suatu perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, di mana ini dijadikan sebagai pengalaman bagi generasi sesudahnya. Sebagai contoh konkret, pada awalnya manusia menggunakan tenaganya sendiri dengan berjalan kaki. Lalu mereka memanfaatkan tenaga hewan, misalnya kuda untuk melakukan perjalanan.
Seiring perjalanan waktu dan perkembangan teknologi sebagai hasil dari kreativitas manusia, mereka menggunakan sarana perahu di air dengan bantuan angin untuk melakukan perjalanan. Kreativitas lainnya adalah dengan ditemukannya teknologi roda yang pada awalnya hanya digunakan untuk memudahkan manusia di dalam memindahkan barang. Mereka lalu menggunakan tenaga hewan sebagai penariknya. Selanjutnya, mereka menemukan suatu alat yang mengubah air menjadi uap untuk dijadikan tenaga penggerak (motor). Demikian seterusnya hingga mereka menemukan tenaga penggerak lain berupa bahan bakar minyak. Demikianlah penjelasan secara lengkap tentang keterkaitan antara manusia dan sejarah.
Daftar Bacaan
- Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
- Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.