Mengenal Jenis Manusia Purba Indonesia

Manusia Purba Indonesia

Manusia Purba Indonesia – Sebagai negara yang dikaruniai dengan beragam kebudayaan dan kekayaan sumber daya alam, Kepulauan Indonesia pun juga me miliki beragam peninggalan arkeologis dari masa pra-aksara, diantaranya adalah peninggalan fosil manusia purba. Peninggalan fosil manusia purba Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu peninggalan yang terbanyak dan tertua di dunia. Di dalam artikel ini akan dijelaskan tentang jenis-jenis manusia purba Indonesia.

Jenis Manusia Purba Indonesia

Di bawah ini adalah jenis-jenis manusia purba Indonesia berdasarkan hasil ekskavasi dan penemuan yang dilakukan oleh para arkeolog kolonial;

Meganthropus

Fosil Meganthrophus adalah salah satu fosil manusia purba Indonesia yang ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada tahun 1941 di Sangiran. Jenis manusia purba Indonesia ini diperkirakan sebagai manusia tertua yang hidup di Jawa. Diperkirakan Meganthrophus hidup sekitar 2 juta – 1 juta tahun yang lalu, bertepatan dengan masa Pleistosen Bawah atau bertepatan dengan masa paleolitikum di Indonesia. Fosil ini disebut dengan nama Meganthrophus Paleojavanicus, yang berarti manusia bertubuh besar dan tertua dari Jawa.

Meganthrophus Paleojavanicus dianggap sebagai manusia purba tertua di Indonesia bukan hanya di Jawa saja. Di antara manusia purba di Indonesia, Meganthrophus Paleojavanicus adalah pendahulu dari berbagai jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

Pithecantrophus Erectus

Fosil Pithecanthrophus merupakan fosil manusia purba Indonesia yang paling banyak ditemukan di Kepulauan Indonesia. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan jika kala Pleistosen di Indonesia didominasi oleh manusia dari jenis Pithecanthrophus. Penemuan fosil jenis Pithecanthrophus banyak ditemukan di Perning, Kedungbrubus, Trinil, Sangiran, Sambung Macan dan Ngandong. Manusia Pithecanthrophus merupakan pendukung kebudayaan berburu dan mengumpulkan makanan.

Baca Juga  Prasasti Kebon Kopi I ± 400 M

Pithecanthrophus erectus memiliki pengertian manusia kera yang berjalan tegak. Fosil ini pertama kalinya ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Trinil, Lembah Sungai Bengawan Solo. Penemuan di Trinil tersebut meliputi gigi, rahang, tengkorak, dan tulang paha. Diperkirakan Pithecanthrophus hidup sekitar 300.000 tahun yang lalu, pada masa Pleistosen Tengah.

manusia purba indonesia
Java man, salah satu jenis manusia purba Indonesia

Manusia Pithecantrophus digolongkan menjadi dua yaitu Pithecanthrophus erectus soloensis dan Pithecanthrophus erectus modjokertensis. Pithecanthrophus modjokertensis ditemukan oleh Weidereich dan Ralph von Koenigswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Sedangkan Pithecanthrophus soloensis ditemukan pada 1939 di Lembah Sungai Bengawan Solo. Kedua jenis manusia purba ini diperkirakan berasal dari masa Pleistosen Bawah.

Pithecanthrophus modjokertensis memiliki ciri-ciri berbadan tegap dengan isi tengkoraknya diperkirakan 650 cc pada anak-anak dan 1000 cc pada dewasa. Memiliki rahang atas menonjol ke depan dengan giginya yang besar-besar, tonjolan kening yang tebal, dan tulang pipi yang sangat kuat. Pithecanthrophus modjokertensis diperkirakan hidup bersamaan dengan Megantrophus.

Homo

Manusia purba Indonesia jenis Homo pun banyak ditemukan di Kepulauan Indonesia. Manusia jenis ini diperkirakan pendukung kebudayaan Mesolithikum hingga Neolithikum. Jenis Homo yang ditemukan di Indonesia adalah Homo Soloensis dan Homo wajakensis. Berikut adalah keterangan dari masing-masing jenis manusia purba tersebut;

Fosil Homo Soloensis ditemukan di dekat Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo oleh Ter Haar, Oppenoorth dan von Koenigswald pada tahun 1931. Manusia Homo Sapiens yang pertama menunjukkan ras Australoid dan ditemukan di Indonesia adalah jenis Homo wajakensis. Manusia jenis ini ditemukan pada tahun 1889 di daerah Wajak oleh von Rietschoten.

Menurut von Koenigswald, jenis manusia ini berasal dari lapisan bumi Pleistosen Akhir. Alat-alat yang digunakan untuk mempertahankan kehidupannya sudah lengkap. Dan manusia jenis ini sudah mengembangkan kebudayaan bercocok tanam.

Baca Juga  Dewawarman I (130 – 168)

Daftar Bacaan

  • Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
error: Content is protected !!