Gajah Kerdil Sulawesi (Elephas celebensis, atau Stegoloxodon celebensis) adalah spesies dari famili Elephantidae yang pernah hidup di balik hutan lebat dan pegunungan terjal Sulawesi. Hewan endemik ini, dengan tingginya yang hanya sekitar 1,5 meter, jauh lebih kecil dibandingkan gajah modern (seperti gajah Sumatra) yang kita kenal sekarang.
Fosil-fosil Gajah Kerdil Sulawesi ditemukan di berbagai wilayah di pulau ini, seperti Soppeng, Lembah Walanae, dan Tonasa. Jejak-jejak ini membawa kita kembali ke masa lampau, menceritakan kisah evolusi dan adaptasi unik mereka di pulau yang unik ini.
Para ilmuwan percaya bahwa Gajah Kerdil Sulawesi berevolusi dari gajah Asia yang terdampar di pulau ini jutaan tahun lalu. Terpisahnya mereka dari daratan utama menyebabkan evolusi mereka ke arah yang berbeda, menghasilkan spesies kerdil yang khas.
Ukuran tubuhnya yang kecil kemungkinan besar merupakan hasil adaptasi terhadap sumber makanan yang terbatas di hutan hujan Sulawesi. Gading mereka yang unik, dengan empat buah di rahang atas dan bawah, diyakini membantu mereka mencari makan dan bertahan hidup di lingkungannya.
Sayangnya, Gajah Kerdil Sulawesi tidak dapat bertahan hidup hingga zaman modern. Diduga kepunahan mereka terjadi sekitar 4.000 tahun lalu, dipicu oleh kombinasi perubahan iklim, hilangnya habitat, dan perburuan oleh manusia.
Meskipun telah punah, Gajah Kerdil Sulawesi tetaplah bagian penting dari sejarah alam Indonesia. Kisah mereka mengingatkan kita akan kekayaan keanekaragaman hayati yang pernah ada di negeri ini, dan pentingnya menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang.
Penelitian tentang Gajah Kerdil Sulawesi masih terus dilakukan. Para ilmuwan mempelajari fosil dan bukti lainnya untuk lebih memahami kehidupan mereka, evolusi mereka, dan alasan kepunahan mereka.