Peradaban Suku Maya adalah sebuah peradaban yang muncul di wilayah Meso-Amerika, Peradaban Suku Maya eksis berdasarkan keterangan tertulis yang berasal sebelum kedatangan Christopher Columbus ke Benua Amerika. Peradaban Suku Maya juga terkenal akan kebudayaannya yang spektakuler seperti seni arsitektur, sistem matematika dan astronominya yang digolongkan memiliki keunikan tersendiri.
Peradaban Suku Maya berawal pada periode Pra-klasik, yang berkembang pada Periode Klasik (250-900 M), dan berlanjut sampai periode Pos-Klasik sampai kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan. Pada zaman keemasannya, Peradaban Maya adalah salah satu negeri terpadat dan berbudaya paling dinamis di dunia.
Berdasarkan pada peninggalan arkeologis dari Peradaban Suku Maya diperkirakan Peradaban Suku Maya telah terbentuk sejak tahun 2000 SM – 250 M, setelah tahun 250-900 M, Peradaban Suku Maya tersebut mulai memasuki masa keemasan, dan pada abad ke-7-8 M, Peradaban Suku Maya dapat dikatakan memasuki masa di mana rakyatnya hidup sangat makmur dan sejahtera.
Peradaban Suku Maya memiliki banyak kesamaan dengan peradaban Mesoamerika yang lain, hal ini disebabkan tingginya interaksi dan difusi budaya yang terjadi pada wilayah tersebut. Produk budaya seperti tulisan, epigrafi, dan kalender tidak serta merta dengan sendirinya dihasilkan oleh Peradaban Suku Maya, namun meskipun begitu dapat dikatakan bahwa tingkat kebudayaan yang dimiliki sangat tinggi.
Pengaruh Peradaban Suku Maya dapat ditemukan sejauh Mexico Tengah, lebih dari 1000 kilometer dari pusat Peradaban Suku Maya. Peradaban di luar Peradaban Suku Maya juga turut serta memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan Peradaban Suku Maya, dimana hal ini dapat ditemukan pada hasil seni tradisional Peradaban Suku Maya dan juga arsitekturnya. Pengaruh kebudayaan ini didapatkan dari hasil pertukaran budaya yang didorong oleh aktivitas perdagangan tanpa adanya aneksasi.
Peradaban Suku Maya tidak punah, baik dari zaman setelah berakhirnya Periode Klasik ataupun dengan kedatangan penjelajah bangsa Spanyol conquistadores dan kolonisasi Spanyol yang berturut-turut. Hingga Saat ini Peradaban Suku Maya dan keturunannya membentuk populasi yang masih mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka dengan hasil akulturasi dan ideologi Katolik yang diadaptasi sejak zaman pra-kolonial dan masa post-kolonial.
Bahasa yang di oleh Peradaban Suku Maya tetap menjadi bahasa utama mereka hingga saat ini. Salah satu bentuk budaya mereka, Rabinal Achí, yaitu sebuah drama tradisional, dimasukkan ke dalam daftar Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non-bendawi Manusia oleh UNESCO pada tahun 2005.
Letak Geografis Peradaban Suku Maya
Letak geografis Peradaban Suku Maya terletak di Meksiko selatan dan Amerika Tengah, wilayah persebaran Peradaban Suku Maya meliputi Semenanjung Yucatan (Meksiko), Honduras, dan Guatemala. Sedangkan pusat Peradaban Suku Maya terdapat di Semenanjung Yucatan.
Peninggalan Suku Maya
Proses penemuan Suku Maya pertama kali oleh Bangsa Spanyol yang masuk ke Amerika Selatan pada abad ke-16, dengan semangat kolonialisme mereka menjajah daratan Amerika. Penduduk Amerika Tengah dan Selatan ketika itu hidup sebagai petani yang primitif, mereka sama sekali tidak berdaya untuk menghadapi kapal dan meriam kuat yang dimiliki oleh bangsa Spanyol.
Oleh karena itu dengan cepat bangsa Spanyol berhasil menguasai wilayah itu dan mulai menyebarkan agama Katolik sebagai bagian dari semangat gospel, dua orang misionaris asal Spanyol yang melihat kepercayaan yang dianggap takhayul dan ilmu sihir yang digunakan oleh penduduk setempat, segera membakar tempat-tempat ritual. Pembakaran itu mengakibatkan buku kuno yang disembunyikan semuanya oleh Peradaban Suku Maya terbakar musnah.
Buku kuno yang mencatat pusaka pengetahuan peninggalan kebudayaan bangsa Maya yang telah lama menghilang, di dalamnya tercatat secara terperinci tingkat ilmu pengetahuan dan budaya mereka yang mahatinggi pada masa itu.Mungkin demikianlah takdirnya, kini para ilmuwan yang menyelidiki kebudayaan Maya hanya bisa menggambarkan kehebatan Peradaban Suku Maya saat itu secara tambal sulam berdasarkan potongan naskah yang berhasil dikumpulkan.
Peninggalan Peradaban Suku Maya yang sangat penting diantaranya terdiri dari ilmu astronomi dan arsitektur. Ilmu astronomi Peradaban Suku Maya telah mengenal dua sistem kalender yaitu:
- Sistem kalender berdasarkan peredaran matahari, 1 tahun = 365 hari;
- Sistem kalender bedasarkan kepercayaan, 1 tahun = 260 hari
Peradaban Suku Maya merupakan peradaban yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan terutama di bidang astronomi dan ilmu pasti di mana mereka telah mengetahui keberadaan planet-planet dan keberadaan bulan, sehingga mereka dapat meramal terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari. Masyarakat Peradaban Suku Maya juga telah mempunyai sistem kalender yang terdiri atas satu tahun yang sama dengan 365 hari, satu tahun terdiri dari atas 18 masa (bulan), dan tiap masa mempunyai 20 hari dan 5 hari selebihnya pada tiap-tiap akhir tahun dianggap sebagai hari yang dianggap sebagai hari yang mencelakakan.
Kalender Peradaban Suku Maya tersebut telah dipakai kurang lebih selama 2.000 tahun yaitu sejak 580 SM hingga dirusak oleh pendatang bangsa Eropa. Dalam perkembangan ilmu pasti Peradaban Suku Maya telah menggenal symbol angka nol (0) dan dalam ilmu berhitung mereka telah mengenal sistem dua puluhan.
Beberapa peninggalan lainnya dari Peradaban Suku Maya;
- Mampu membangun kota terbesar di dunia, kota Theotihuakan yang di huni 100.000 penduduk;
- Tikal, situs tertua di dunia yang berupa piramida terjal di sisinya;
- Kota dongeng Machu Picchu bertengger di antara gunung yang sempit serta menjulang tinggi dengan ketinggian 600 m di atas lembah Sungai Urubamba.
Pada Peradaban Suku Maya ditemukan bangunan piramida yang merupakan bangunan piramida kedua yang terkenal setelah piramida yang ada di Mesir. Kedua jenis bangunan piramida ini terlihat tidak begitu sama, warna piramida Mesir adalah kuning keemasan, sebuah piramida bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad-abad akibat angin dan hujan.
Piramida Suku Maya lebih rendah sedikit, disusun dari bebatuan raksasa yang berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, di puncaknya ada sebuah balairung untuk melakukan pemujaan kepada dewa. Di sekeliling piramida masing-masing memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan, secara total 4 buah tangga ditambah satu undakan bagian paling atas adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1 = 365), tepat merupakan jumlah hari dalam waktu satu tahun.
Peradaban Suku Maya sangat memperhatikan ilmu perbintangan, baik di dalam maupun di luar bangunan semuanya adalah angka yang berhubungan dengan hukum peredaran benda-benda langit. Selain jumlah undakan tangga, hal itu juga ditunjukkan pada 4 bagian piramida masing-masing terdapat 52 buah relief 4 sudut, menandakan satu abad bangsa Maya adalah 52 tahun.
Observatorium astronomi Peradaban Suku Maya juga memiliki bentuk bangunan yang sangat spesifik. Dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional maupun bentuk luar observatorium Peradaban Suku Maya sangat mirip dengan observatorium masa kini, sebagai contoh misalnya menara pengamat observatorium Kainuoka di atas teras yang indah dan sangat besar pada menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang menuju ke teras.
Pengamat observatorium Kainouka memiliki kemiripan dengan observatorium sekarang, juga merupakan sebuah bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar, pada bagian atas terdapat sebuah kubah yang berbentuk setengah bola, kubah ini dalam rancangan observatorium sekarang adalah tempat untuk menjulurkan teropong astronomi. Empat buah pintu di lantai yang rendah tepat mengarah pada 4 posisi. Jendela di tempat itu membentuk 6 jalur hubungan dengan serambi muka, paling sedikit tiga di antaranya berhubungan dengan astronomi. Salah satunya berhubungan dengan musim semi, sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas bulan.
Menara pengamat observatorium Kainuoka ini adalah peninggalan terbesar dalam sejarah, peninggalan sejarah yang lain juga memiliki bangunan yang serupa. Semuanya dalam posisi yang saling berkaitan dengan matahari dan bulan. Belakangan ini arkeolog beranggapan bahwa astronomi yang dibangun oleh Peradaban Suku Maya telah membangun jaringan pengamat astronomi pada setiap wilayahnya.
Dinilai pada masa kini, bangunan peninggalan Peradaban Suku Maya tersebut cukup menakjubkan. Piramida Maya misalnya, tentu menimbulkan pertanyaan bagaimanakah caranya memotong bebatuan berukuran sangat besar. Setelah memotong batuan, batuan itu kemudian diangkut ke tempat yang jauh dalam hutan belantara, bebatuan yang beratnya puluhan ton, ditumpuk hingga mencapai ketinggian 70 meter. Penyusunan itu jika tidak ditunjang dengan alat angkut dan peralatan yang memadai, tentu sangat sulit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Hal itu akan lebih mengherankan apabila melihat pada masyarakat Peradaban Suku Maya yang hidup dalam pedalaman hutan belantara, mengapa harus mengerahkan upaya dan tenaga sedemikian besar, membangun sebuah jaringan pengamat observatorium.
Apabila ditinjau dari perkembangan sejarah umat manusia, teleskop baru ditemukan pada abad ke-16 oleh Galileo setelah Eropa memasuki era Renaissance, barulah kemudian selanjutnya muncul observatorium berukuran besar, dan terlebih lagi konsep jaringan pengamat observatorium sendiri baru muncul pada zaman modern. Kala itu konsep yang demikian dapatlah dikatakan sangat maju dan canggih.
Peradaban Suku Maya mulai memperlihatkan tradisi menulis sejak 292 M berdasarkan penemuan salah satu prasasti tertua yang ditemukan. Sejak itu, tulisan khas Peradaban Suku Maya hanya tersebar pada area yang terbatas. Setelah pertengahan abad ke-5 M, barulah tulisan bangsa Maya mulai tersebar secara menyeluruh ke semua kawasan yang dipengaruhi oleh Peradaban Suku Maya. Hal ini ditunjukkan oleh penemuan batu prasasti yang diselesaikan pada 869 M, dan beberapa batu prasasti terakhir di seluruh kawasan Maya yang baru diselesaikan pada 909 M.
Kepercayaan Suku Maya
Kepercayaan Suku Maya banyak menyembah dewa-dewa (politheisme), seperti dewa laut,dewa matahari, dewa hujan, dan dewa musim semi. Mereka juga mengenal upacara pemujaan yang mengorbankan nyawa manusia. Karena mereka percaya bahwa matahari harus makan jantung dan darah manusia untuk menentukan kelangsungan hidup di dunia.
Dalam bidang agama, Bangsa Maya telah menyembah banyak dewa, sehingga system kepercayaanya bersifat politeisme dimana mereka menyembah lebih dari 1000 dewa. Dewa yang paling dihormati atau dewa yang tertinggi menurut keyakinan orang-orang Peradaban Suku Maya yaitu Dewa Chac yang berarti Dewa Hujan. Sistem kepecayaan Peradaban Suku Maya didalam sistem religinya tidak mengenal upacara korban manusia bagi para dewa yang dihormatinya, seperti sistem religi yang dianut oleh suku bangsa Aztec di Meksiko.
Bangsa Maya menurut kepercayaan mereka bahwa mereka itu dikenal sebagai Maya yang berarti “Anak-anak ular”. Peradaban maya yang pada masa kemegahannya dikenal sebagai “Bangsa Yunani dari Amerika”, karena terkenal dibidang arsitekturnya, kemudian mengalami masa kehancuran ketika mendapatkan serbuan dari suku bangsa Toltec dari Meksiko dibawah pimpinan Raja Quetzalcoatl yang berarti “Ular yang bertulang” (Plumed Serpent). Setelah berhasil menduduki bangsa maya, maka Raja Quetzalcoatl mendirikan Konfederasi Mayapan. Setelah kematian Quetzalcoatl samapai akhir abad XVI, bangsa Maya berhasil dijajah bangsa Spanyol.
Struktur Pemerintahan Peradaban Suku Maya
Peradaban Suku Maya yang terletak di Amerika Tengah mulai berkembang dari tahun 2000-1600 SM. Peradaban Suku Maya tumbuh dan berkembang dalam negara-negara kota seperti polis-polis yang terdapat dalam Peradaban Yunani Kuno. Oleh karena itu Peradaban Suku Maya ini sangat menonjol dalam fine arts sehingga mereka dinamakan “Bangsa Yunani dan Amerika”. Para arkeolog beranggapan bahwa kuil-kuil dari Peradaban Suku Maya dianggap sebagai keajaiban dari arsitektur kuno. Kuil yang terkenal pada Peradaban Suku Maya misalnya adalah Kuil Inskripsi, Kuil Prajurit, dan Kuil kegelapan.
Struktur Sosial Dan Ekonomi Bangsa Maya
Makanan pokok Bangsa Maya adalah Jagung, selain itu Bangsa Maya telah membudidayakan tanaman pangan seperti Lombok, kacang-kacangan, kentang, kakao, dan sejenis tumbuhan yang dapat menghasilkan minuman lemon. Bangsa maya gemar sekali dengan aktivitas olahraga dan pesta. Jenis olahraga yang paling digemari adalah sejenis permainan bola keranjang yang dikenal sebagai Pak Ta Pok jenis permainan ini dimainkan oleh 2 tim (regu) dalam suatu lapangan yang dipagari dengan dinding tembok, dengan luas lapangan sekitar 90 x 40 yard. Bola yang dimainkan dalam Pok Ta Pok adalah bola karet yang massif.
Daftar Bacaan
- Abrams, Elliot M. 1994. How the Maya Built Their World: Energetics and Ancient Architecture. Austin: University of Texas Press.
- Adams, R. E. W.; W. E. Brown; T. Patrick Culbert. 25 September 1981. “Radar mapping, Archaeology, and Ancient Maya Land Use” . Science. New Series. 213 (4515): 1457–1463.
- Aoyama, Kazuo. July 2005. “Classic Maya Warfare and Weapons: Spear, dart, and arrow points of Aguateca and Copan”. Ancient Mesoamerica. 16 (2): 291–304.
- Blanton, Richard E.; Stephen A. Kowalewski; Gary M. Feinman; Laura M. Finsten. 1993. Ancient Mesoamerica: A Comparison of Change in Three Regions. Cambridge: Cambridge University Press.
- Blume, Anna. March 2011. “Maya Concepts of Zero”. Proceedings of the American Philosophical Society. 155 (1): 51–88.
- Bricker, Victoria R. December 2007. “A Quarter-Century of Mayan Linguistics”. Mexicon. 29 (6): 138–47.
- Chase, Arlen F.; Diane Z. Chase. 2012. “Complex Societies in the Southern Maya Lowlands: Their Development and Florescence in the Archaeological Record”. In Deborah L. Nichols; Christopher A. Pool (eds.). The Oxford Handbook of Mesoamerican Archaeology. New York: Oxford University Press. pp. 255–67.
- Christenson, Allen J. 2007. “Popul Vuh: Sacred Book of the Quiché Maya People”. Mesoweb articles. Mesoweb: An Exploration of Mesoamerican Cultures.
- Christie, Jessica Joyce. 2003. “Conclusions”. In Jessica Joyce Christie (ed.). Maya Palaces and Elite Residences: An interdisciplinary approach. Linda Schele series in Maya and pre-Columbian studies. Austin: University of Texas Press. pp. 315–336.
- D’Arcy Harrison, Peter. 2003. “Palaces of the Royal Court at Tikal”. In Jessica Joyce Christie (ed.). Maya Palaces and Elite Residences: An interdisciplinary approach. Linda Schele series in Maya and pre-Columbian studies. Austin, Texas: University of Texas Press. pp. 98–119.
- Demarest, Arthur. 2004. Ancient Maya: The Rise and Fall of a Rainforest Civilization. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
- Drew, David. 1999. The Lost Chronicles of the Maya Kings. London, UK: Phoenix Press.
- Foias, Antonia E. 2014. Ancient Maya Political Dynamics. Gainesville: University Press of Florida.
- Foster, Lynn. 2002. Handbook to Life in the Ancient Maya World. New York: Oxford University Press.
- Fox, John W. 2008. Maya Postclassic state formation. Cambridge, UK and New York: Cambridge University Press.
- Jones, Grant D. 1998. The Conquest of the Last Maya Kingdom. Stanford, California: Stanford University Press.
- Sharer, Robert J. 2000. “The Maya Highlands and the Adjacent Pacific Coast”. In Richard E.W. Adams; Murdo J. Macleod (eds.). The Cambridge History of the Native Peoples of the Americas, Vol. II: Mesoamerica, part 1. Cambridge: Cambridge University Press. pp. 449–499.
- Sharer, Robert J.; Loa P. Traxler. 2006. The Ancient Maya. Stanford, California: Stanford University Press.
- Sprajc, Ivan. 2018. “Astronomy, architecture, and landscape in Prehispanic Mesoamerica”. Journal of Archaeological Research. 26 (2): 197–251.