Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik sifatnya positif maupun negatif. Perubahan sosial bagaikan ombak yang tak henti menghantam pantai. Dinamis dan tak terelakkan, ia mewarnai perjalanan hidup manusia, mengantarkan masyarakat pada babak baru dalam interaksi, budaya, dan tatanan kehidupan. Di dalam artikel ini akan dijelaskan tentang definisi perubahan sosial, jenis-jenis perubahan sosial, faktor-faktor perubahan sosial dan akibat perubahan sosial.
Definisi Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah transformasi struktur, nilai, norma, dan pola perilaku dalam masyarakat. Ia hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari evolusi gradual hingga revolusi yang gegap gempita. Perubahan sosial tak ubahnya sebuah kaleidoskop, menghadirkan perpaduan warna baru dalam kehidupan bersama.
Definisi Perubahan Sosial Menurut Para Ahli
Berikut beberapa definisi perubahan sosial yang dikemukakan oleh para tokoh:
Mac Iver
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium).
Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, adanya perubahan dalam hubungan antyara buruh dengan majikan.
Gillin dan Gillin
Perubahan sosial dianggap sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk, kebudayaan materiil, ideologi, maupun karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat.
Samuel Koening
Perubahan sebagai modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia.
Selo Soemardjan
Perubahan sosial sebagai perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Hawley
Perubahan sosial merupaklan setiap perubahan yang tidak terulang dari sistem sosial sebagai suatu kesatuan.
Munandar
Perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi dari bentuk-bentuk masyarakat.
Moore
Perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial, yaitu pola-pola perilaku dan interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Macionis
Perubahan sosial merupakan transformasi dari organisasi masyarakat dalam pola piker dan perilaku dalam waktu tertentu.
Ritzer
Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu.
Lauer
Perubahan sosial dimaknai sebagai perubahan fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai dari tingkat individu sampai tingkat dunia.
Harper
Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu. Menurut Harper, perubahan tersebut mengandung beberapa perubahan struktur sosial sebagai berikut:
- Perubahan dalam personal yang berhubungan dengan perubahan-perubahan peran dan indovidu-individu baru dalam sejarah kehidupan manusia. Misalnya, perempuan hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi sekarang banyak dijumpai perempuan yang juga bekerja di luar. Hal ini terjadi perubahan peran dan fungsi perempuan dalam masyarakat.
- Perubahan dalam cara berhubungan antarbagian struktur sosial. Misalnya, pada masa lalu dalam kantor pemerintah menggunakan tenaga manusia, tetapi saat ini sudah dikenal layanan yang lebih modern dengan sistem online.
- Perubahan dalam fungsi-fungsi struktur yang berkaitan dengan apa yang dilakukan masyarakat dan bagaimana melakukannya. Misalnya, pada zaman dulu keluarga menjadi sarana pendidikan tingkah laku atau sikap dan ilmu pengetahuan lainnya bagi anak. Namun, saat ini sudah dikenal sekolah sebagai media memperoleh Pendidikan.
Berdasarkan definisi perubahan sosial yang telah diuraikan oleh beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan perubahan sosial adalah suatu proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Unsur-unsur yang mengalami perubahan dalam masyarakat, biasanya mengenai nilai-nilai sosial, pola perilaku, organisasi, stratifikasi sosial, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti Pendidikan, ekonomi, hukum, sosial, teknologi, dan sebagainya. Terjadinya perubahan sosial dapat diketahui melalui ciri-ciri berikut ini:
- Tidak ada masyarakat yang stagnan, karena setiap manusia mengalami perubahan- perubahan, baik terjadi secara lambat maupun cepat.
- Perubahan yang terjadi di masyarakat tidak dapat diisolasikan di bidang kebendaan atau spiritual saja.
- Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang sifatnya sementara dalam proses penyesuaian diri.
- Perubahan yang terjadi pada Lembaga sosial akan diikuti dengan perubahan pada lembaga lainnya.
Teori Perubahan Sosial
Di bawah ini adalah teori-teori perubahan sosial:
Teori Evolusi
Teori evolusi mungkin sering kita dengar dalam ilmu Biologi dan secara garis besar, kalian juga pasti mengetahui inti dari teori ini. Penjelasan Teori Evolusi dalam ilmu sosial juga tidak jauh berbeda. Teori evolusi menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi secara lambat untuk waktu yang lama di dalam sistem masyarakat.
Menurut teori ini, perubahan sosial terjadi karena perubahan pada cara pengorganisasian masyarakat, sistem kerja, pola pemikiran, dan perkembangan sosial. Perubahan sosial dalam teori evolusi jarang menimbulkan konflik karena perubahannya berlangsung lambat dan cenderung tidak disadari.
Menurut Soerjono Soekanto terdapat tiga teori utama dalam evolusi:
Teori Evolusi Uniliniear
Teori ini menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan yang sesuai dengan tahap-tahap tertentu. Perubahan ini membuat masyarakat berkembang dari yang sederhana menjadi tahapan yang lebih kompleks.
Teori Evolusi Universal
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahapan tertentu yang tetap karena menurut teori ini kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu.
Teori Evolusi Multiliniear
Teori ini menyatakan bahwa perubahan sosial dapat terjadi dalam beberapa cara, tetapi cara tersebut akan mengarah ke arah yang sama, yaitu membentuk masyrakat yang lebih baik.
Teori Siklus
Teori siklus menyatakan bahwa perubahan sosial ini bagaikan roda yang sedang berputar, artinya perubahan zaman merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun. Bagaimanapun seseorang berusaha untuk mencegah terjadinya perubahan sosial mereka tidak akan mampu, karena perubahan sosial sudah seperti sifat alami yang dimiliki setiap lingkungan masyarakat.
Jenis-Jenis Perubahan Sosial
Masyarakat merupakan kelompok individu yang dinamis. Banyak faktor yang dapat mendorong terjadinya perubahan pada masyarakat, baik itu ideologi, kebijakan pemerintah, maupun gerakan massa. Perubahan yang berdampak pada interaksi sosial, norma (aturan), dan unsur kebudayaan yang dikenal dengan perubahan sosial budaya. Di bawah ini adalah jenis-jenis perubahan sosial:
Perubahan Sosial Berdasarkan Waktu
Perubahan Lambat (Evolusi)
Istilah evolusi yang dikemukakan oleh Darwin. Menurut Bohannan, evolusi merupakan perubahan yang lama dengan rentetan perubahan yang saling mengikuti dengan lambat. Dalam evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa direncana, karena adanya usaha-usaha dari masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan kondisi yang baru. Evolusi terdiri dari rentetan perubahan kecil, sehingga kita seringkali tidak merasakannya. Contohnya dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Teori evolusi menjadi tiga benyuk. Bentuk tersebut adalah sebagai berikut.
Unilinear Theory of Evolution
Teori ini menjelaskan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai tahapan-tahapan tertentu. Tahapan tersebut berawal dari yang paling sederhana, kompleks, dan sempurna. Tokoh-tokoh yang menjadi pelopor dari teori ini ialah August Comte dan Herbert Spencer. Salah satu pendukung teori ini ialah Pitirim A. Sorokin yang berpendapat bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap yang didasarkan pada suatu kebenaran.
Universal Theory of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer, masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok heterogen, baik sifat maupun susunannya.
Multilinear Theories of Evolution
Teori ini memfokuskan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap atau fenomena-fenomena perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Sebagai contohnya, penelitian tentang pengaruh perubahan sistem mata pencaharian dari berburu ke pertanian, terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan Cepat (Revolusi)
Jenis perubahan sosial selain terjadi secara lambat juga ada yang terjadi secara cepat (revolusi). Kamu mungkin pernah mendengar istilah revolusi? Seperti Revolusi Prancis, Revolusi Industri, maupun revolusi lainnya. Kata revolusi muncul pertama kali dalam teks politik di Italia pada abad ke-14 yang artinya penggulingan pemerintahan. Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004) revolusi diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi secara cepat atau mendadak. Perubahan tersebut dianngap revolusi karena mengubah sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat seperti sistem kekeluargaan, hubungan sosial dan lain sebagainya. Revolusi ini sering diawali dengan ketegangan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Secara sosiologi, agar revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah:
- Harus adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan.
- Adanya seorang pemimpin yang dapat memimpin dalam masyarakat.
- Adanya pemimpin yang dapat menampung keinginan masyarakat agar terjadi pergerakan menuju perubahan.
- Seorang pemimpin harus menunjuk-kan suatu tujuan pada masyarakat.
- Adanya momentum untuk memulai suatu gerakan.
Perubahan Sosial Berdasarkan Bentuknya
Perubahan Kecil
Perubahan kecil ialah perubahan yang terjadi namun unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya: perubahan model pakaian, rambut, sepatu, dan lain-lain yang tidak berpengaruh signifikan terhadap masyarakat keseluruhan sebab tidak menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Perubahan Besar
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang memberi pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya: Pengelolaan pertanian dengan pemakaian alat pertanian dan mesin (traktor) pada masyarakat agraris.
Perubahan Sosial Berdasarkan Sudut Pandang Masyarakat
Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan (telah direncanakan) terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan biasanya menyebut para perencana sosial, yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dengan demikian, dalam konteks perubahan yang dikehendaki maka pada perencana sosial inilah yang akan memimpin masyarakat dalam merubah sistem sosialnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, langsung terjun langsung untuk mengadakan perubahan, bahkan mungkin menyebabkan perubahan-perubahan pula pada lembaga- lembaga kemasyarakatan lainnya. Selain itu, suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan, selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan dari perencanaan sosial tersebut. Dalam ilmu sosiologi, cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan di atas, dinamakan social planning (perencanaan sosial) atau sering dinamakan pula dengan istilah social engineering (perekayasaan sosial).
Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Sementara sebaliknya, perubahan-perubahan sosial budaya yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan, merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat, serta dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
Sedangkan apabila perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang dikehendaki, maka perubahan tersebut mungkin mempunyai pengaruh yang demikian besarnya terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki, sehingga keadaan tersebut tidak mungkin dirubah tanpa mendapat halangan-halangan dari masyarakat itu sendiri. Atau dengan perkataan lain, perubahan yang dikehendaki diterima oleh masyarakat dengan cara mengadakan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah ada, atau dengan cara membentuk yang baru. Seringkali pula terjadi bahwa perubahan yang dikehendaki bekerjasama (saling menerima) dengan perubahan yang tidak dikehendaki dan kedua proses tersebut akhirnya saling pengaruh-memengaruhi.
Faktor-Faktor Perubahan Sosial
Perubahan sosial akan berlangsung secara terus-menerus. Namun, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat bukan sebuah proses yang terjadi dengan sendirinya. Pada umumnya, perubahan sosial tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor penyebab, faktor pendorong, serta faktor penghambat.
Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Pada dasarnya, perubahan sosial terjadi karena anggota masyarakatnya pada waktu tertentu merasa tidak puas dengan kehidupan yang lama. Oleh karena itu, mereka melakukan perubahan untuk memperbaiki kehidupannya. Perubahan dalam masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun dari luar masyarakat.
Perubahan yang Terjadi dari Dalam Masyarakat
Faktor penyebab perubahan sosial yang terjadi dari dalam masyarakat adalah sebagai berikut.
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan
Berkembangnya pengetahuan menjadikan manusia semakin memiliki pengetahuan yang luas dan menghasilkan teknologi canggih. Selain itu, adanya pengetahuan mendorong manusia untuk mencari penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Jumlah Penduduk
Selain ilmu pengetahuan, jumlah penduduk yang setiap tahun selalu meningkat juga menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan sosial. Pulau Jawa yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi dapat menimbulkan masalah di masyarakat. Hal ini yang kemudian memicu terjadinya urbanisasi. Adanya perubahan jumlah penduduk menjadi salah satu factor penyebab perubahan sosial. Denghan bertambahnya jumlah penduduk di suatu daerah, maka dapat mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat, terutama mengenai Lembaga kemasyarakatan.
Pertentangan dan Pemberontakan
Dalam masyarakat pasti pernah terjadi konflik, baik secara individu maupun kelompok. Konflik sosial dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau adanya ketimpangan sosial. Konflik yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menghasilkan sebuah perubahan sosial, misalnya pergantian penguasa, adanya kesepakatan baru, maupun akomodasi dari pihak-pihak yang berkonflik.
Perubahan yang Terjadi dari Luar Masyarakat
Selain faktor dari dalam masyarakat, perubahan sosial juga dipengaruhi oleh factor dari luar masyarakat. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Luar
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Adanya interaksi yang terjalin antara satu masyarakat dengan masyarakat lain yang berbeda dapat ditanggapi dengan berbagai macam reaksi. Bisa diterima ataupun ditolak oleh masyarakat.
Peperangan
Peristiwa peperangan yang terjadi, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menimbulkan perubahan sosial. Perubahan sosial ini terjadi dalam sistem birokrasi, dimana pihak yang menang biasanya akan memaksa pihak yang kalah untuk melakukan ideologinya.
Terjadinya Bencana Alam
Kerusakan alam biasanya oleh ulah manusia sendiri. Sebagai contoh penebangan hutan secara sembarangan dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya. Hal ini mendorong manusia untuk pindah dan mencari tempat yang baru. Kemudian mereka membangun pemukiman dan Lembaga-lembaga yang baru. Mereka akan berpindah tempat karena merasa tidak aman dan tidak nyaman dari tempat sebelumnya
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Di bawah ini adalah faktor-faktor pendorong perubahan sosial adalah sebagai berikut:
Kontak Dengan Kebudayaan Lain
Awal proses perubahan sosial adalah adanya kontak dari seseorang atau kelompok kepada orang atau kelompok lain. Melalui kontak sosial terjadilah proses penyampaian informasi tentang gagasan, ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya yang berupa fisik. Dua kebudayaan yang saling bertemu akan saling memengaruhi yang akhirnya membawa perubahan. Dengan demikian, berhubungan dengan budaya lain dapat mendorong munculnya perubahan sosial budaya. Sebagai contohnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawah oleh para pedagang dengan cara damai dan tanpa adanya paksaan. Selain itu, ada beberapa ulama yang melakukan perubahan melalui penyiaran agama.
Sikap Saling Menghargai Hasil Karya Orang Lain dan Adanya Keinginan untuk Maju
Sikap menghargai hasil karya mendorong seorang individu akan memunculkan penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Wujud sikap menghargai hasil karya seseorang dapat berupa pemberian Nobel atau penghargaan. Selain itu, adanya keinginan untuk maju dalam diri seseorang memicu munculnya perubahan-perubahan sosial budaya. Perubahan sosial budaya terjadi karena ada rasa tidak puas terhadap
situasi dan kondisi saat itu. Keinginan untuk mengadakan suatu kemajuan mendorong seseorang melakukan perubahan terhadap situasi dan kondisi yang ada.
Sistem Pendidikan yang Maju
Pendidikan formal adalah pendidikan yang ditempuh melalui jenjang-jenjang pendidikan di sekolah. Pendidikan formal mengajarkan bermacam-macam kemampuan, seperti menguasai ilmu-ilmu pengetahuan, kerajinan tangan, hidup mandiri, olahraga, dan kesenian. Dengan mengikuti pendidikan di sekolah, seorang individu mempelajari suatu nilai-nilai tertentu yang dapat membuka pikirannya dalam menerima hal-hal baru. Selain itu, pendidikan sekolah mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara ilmiah dan objektif. Dengan pengetahuan itu, seorang individu dapat menilai apakah kebudayaan masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak. Berbekal pengetahuan itulah seseorang melakukan perubahan. Oleh karena itu, perubahan sering terjadi di kalangan masyarakat yang berpendidikan tinggi.
Toleransi
Sikap toleransi yang dimaksud di sini ialah sikap toleransi terhadap adanya pengaruh dari luar. Adanya pengaruh dari luar yang tidak melanggar hukum dapat menjadi cikal bakal dari perubahan sosial. Oleh karena itu, dengan adanya sikap toleransi dapat menciptakan hal-hal baru yang kreatif.
Sistem Terbuka Lapisan Masyarakat
Adanya open stratification dalam masyarakat memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal. Situasi kondisi ini memberi kesempatan seseorang untuk menempati strata yang lebih tinggi. Melalui kerja keras dan melakukan perubahan- perubahan seorang individu mencapai kemajuan diri guna meningkatkan strata. Jadi, semakin terbuka sistem lapisan masyarakat semakin besar peluang untuk melakukan perubahan-perubahan yang tentunya menuju ke arah yang lebih baik.
Ketidakpuasan Masyarakat Terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
Adanya perubahan dilatarbelakangi oleh rasa ketidakpuasan terhadap situasi dan kondisi saat itu. Apabila perasaan itu terjadi dalam waktu yang lama akan menimbulkan tekanan-tekanan yang disertai dengan kekecewaan hingga pada suatu waktu memunculkan revolusi dalam tubuh masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia. Perubahan- perubahan timbul karena adanya ketidakpuasan terhadap cara kerja pemerintah.
Adanya Orientasi ke Masa Depan
Keadaan yang selalu mengalami kemajuan mendorong seseorang untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Adanya orientasi ke masa depan akan mendorong masyarakat untuk selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Selain faktor-faktor yang dapat mendorong suatu perubahan sosial, terdapat pula beberapa faktor yang dapat menghambat terjadinya perubahan sosial. Beberapa faktor yang dinilai menghambat terjadinya suatu perubahan sosial antara lain sebagai berikut:
Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Manusia tidak pernah lepas dari hubungan dengan manusia atau masyarakat lain dalam suatu pergaulan. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain mengakibatkan suatu masyarakat menjadi terasing dari pergaulan hidup dengan masyarakat lainnya. Akibatnya mereka tidak mengetahui kemajuan atau perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain. Apabila pergaulan saja sangat terbatas, maka yang terjadi adalah keterbatasan pemikiran sehingga keinginan untuk berubahpun juga sangat minim
Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
Dengan adanya keterbatasan dalam pergaulan, dapat dipastikan perkembangan ilmu pengetahuan juga akan terlambat. Sebab dalam kemajuan ilmu pengetahuan dapat ditempuh di antaranya dengan metode learning by doing. Tidak adanya keinginan untuk menambah wawasan di bidang ilmu pengetahuan akan mengakibatkan pola pikir yang terbelakang dan ketinggalan zaman, sehingga muncul sebuah pandangan negatif (stigma) adanya kelompok masyarakat yang sulit untuk berubah.
Sikap Masyarakat Tradisional yang Konservatif
Sikap konservatif atau sulit untuk melakukan perubahan akan membawa mentalitas yang tidak baik dalam sebuah kemajuan. Karena itu sikap tersebut harus dihindari apabila seseorang hendak melakukan suatu perubahan.
Akibat Perubahan Sosial
Berbagai bentuk perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tentu akan menimbulkan berbagai dampak. Dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak perubahan sosial akan mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat. Apa saja dampak positif dan negatif perubahan sosial bagi masyarakat? Di bawah ini adalah akibat dari perubahan sosial:
Dampak Positif Perubahan Sosial
Berikut beberapa dampak positif perubahan sosial bagi kehidupan masyarakat adalah sebagai berikut.
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan iptek dapat mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru. Hal ini dapat mendorong berbagai inovasi dan memudahkan kehidupan masyarakat menuju perubahan sosial ke arah modernisasi. Sebagai contoh, pada zaman dahulu para petani menggunakan kerbau untuk mengolah lahan pertanian, sedangkan saat ini sudah banyak petani yang menggunakan traktor.
Terciptanya Tenaga Kerja Profesional
Untuk mendukung persaingan industri, maka diperlukan tenaga kerja yang trampil, cakap, ahli, dan profesional. Dengan adanya perubahan sosial di berbagai bidang kehidupan seperti bidang Pendidikan dapat mendorong terciptanya tenaga kerja yang profesional.
Nilai dan Norma Baru Telah Terbentuk
Dalam kehidupan masyarakat, perubahan sosial akan terjadi secara terus- menerus. Oleh karena itu, perubahan tersebut memerlukan nilai-nilai dan norma- norma dalam menjaga arus perubahan agar tidak menyimpang dari aturan yang telah ada. Nilai dan Norma tersebut dibentuk tanpa menghalangi terjadinya perubahan sosial.
Terciptanya Lapangan Kerja Baru
Perubahan sosial memiliki pengaruh terhadap industrialisasi dan perkembangan perusahaan multinasional yang berkembangan secara global dan pembukaan industri kecil. Hal ini dapat memberikan banyak lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja secara maksimal.
Efektivitas dan Efisiensi Kerja Meningkat
Efektivitas dan efisiensi kerja selalu berkaitan dengan penggunaan alat produksi yang tepat dalam menghasilkan produk lebih cepat, lebih banyak, dan tepat sasaran. Oleh karena itu, adanya perubahan sosial dapat mendorong terciptanya berbagai alat produksi yang modern.
Adanya berbagai dampak positif perubahan sosial seperti contoh di atas dapat menjadikan masyarakat lebih maju dan sejahtera. Dampak positif dari perubahan sosial yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat haruslah kita dukung, karena dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.
Dampak Negatif Perubahan Sosial
Dampak negatif perubahan sosial pada umumnya ditunjukkan dengan kerugian yang dialami oleh masyarakat. Kerugian tersebut dapat berupa kerugian material maupun nonmaterial. Berikut dampak negatif dalam perubahan social:
Terjadinya Disintegrasi Sosial
Disintegrasi terjadi karena adanya evolusi kesenjangan sosial, perbedaan kepentingan yang mendorong perpecahan dalam masyarakat. Adanya perubahan sosial di masyarakat juga dapat mendorong munculnya disintegrasi yang dapat menimbulkan perpecahan.
Terjadinya Pergolakan Daerah
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat menimbulkan pergolakan di daerah. Hal ini dapat terjadi karena akibat dari beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
- Perbedaan agama, ras, suku bangsa, dan politik.
- Tidak memperhatikan tatanan hidup.
- Mengabaikan nilai dan norma di masyarakat.
- Kesenjangan ekonomi.
Kenakalan Remaja
Adanya perubahan sosial memberikan kesempatan budaya asing untuk masuk dan berkembang di lingkungan masyarakat. Budaya asing tersebut memberikan pengaruh yang beragam, seperti nilai-nilai kebebasan. Masuknya budaya asing di lingkungan masyarakat tanpa adanya penyaringan dapat menimbulkan dampak negatif. Sebagai contohnya, mengikuti tren busana, pola hidup konsumtif, dan sebagainya.
Terjadinya Kerusakan Lingkungan
Perubahan sosial juga dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar. Pengaruh tersebut dapat berakibat pada rusaknya lingkungan alam sekitar. Saat ini banyak lahan hijau yang dijadikan lahan pemukiman.
Eksistensi Adat Istiadat Berkurang
Akibat adanya perubahan sosial di masyarakat, nilai adat istiadat semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan nilai tersebut dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan digantikan dengan nilai kebudayaan modern.
Lembaga Sosial Tidak Berfungsi Secara Optimal
Di masyarakat terdapat berbagai Lembaga sosial yang membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah masuknya perubahan sosial, Lembaga sosial tersebut sudah tidak berfungsi secara optimal.
Munculnya Paham Duniawi
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat menumbuhkan paham keduniawian. Artinya, masyarakat lebih mementingkan urusan keduniaan. Adapun contoh pengaruh perubahan sosial dalam hal duniawi adalah sebagai berikut:
- Konsumerisme, yaitu suatu paham yang menjadikan seseorang mengonsumsi Atau memakai barang-barang secara berlebihan.
- Sirkulasi, yaitu paham yang memisahkan urusan dunia dengan urusan agama.
- Hedonisme merupakan paham yang menganggap hidup bertujuan untuk mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan menghindari perasaan prasangka- prasangka yang menyakitkan.
Di era globalisasi, masyarakat semakin mudah mendapatkan informasi dan pengaruh dari luar. Oleh karena itu, setiap generasi harus membenteng diri dengan ilmu pengetahuan agar tidak mudah terpengaruh oleh arus perubahan sosial yang berdampak negatif. Dampak negatif perubahan sosial seperti contoh di atas harus diantisipasi oleh masyarakat, sehingga tidak menimbulkan masalah bagi kehidupan masyarakat.