Prabu Dewa Sanghiyang naik takhta Kerajaan Sunda untuk menggantikan ayahnya, Prabu Brajawisesa yang meninggal tahun 1012 M. Prabu Dewa Sanghiyang berkuasa di Kerajaan Sunda selama tujuh tahun (1012-1019 M). Prabu Dewa Sanghiyang berkuasa atas dua kerajaan: Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, sehingga ia mendapatkan gelar Maharaja.
Prabu Dewa Sanghiyang
Sebagai wakilnya dirinya memerintah di Kerajaan Galuh, Prabu Dewa Sanghiyang kemudian mengangkat keponakannya yang bernama Prabu Resiguru Darmasatyadewa, yang bertakhta di Kerajaan Galuh sampai dengan tahun 1027 M. Prabu Dewa Sanghiyang meninggal pada tahun 1019 M. Posisinya sebagai raja Kerajaan Sunda kemudian dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Prabu Sanghiyang Ageung.
Daftar Bacaan
- Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
- Atja & Ekajati, E.S. 1989. Carita Parahiyangan “karya tim pimpinan pangeran wangsakerta”. Bandung: Yayasan Pembangunan Jawa Barat.
- Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah “Panitia Wangsakerta” Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Danasasmita, S. 1983. Sejarah Bogor. Bogor: Paguyuban Pasundan Cabang Kodya Bogor.
- Ekajati, Edi S. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
- Iskandar, Yoseph.1997. Sejarah Jawa Barat (Yuganing Rajakawasa).Bandung: Geger Sunten
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.