Prabu Dharmaraja Jayamanahen Wisnumurti Salakasunda Buana
Prabu Dharmaraja – Prabu Dharmaraja (Prabu Darmaraja) adalah putera dari Sri Jayabupati yang naik takhta pada tahun 1042 M untuk menggantikan ayahnya yang mangkat. Di dalam naskah Carita Parahiyangan, Prabu Dharmaraja juga disebut “Nu Hilang di Winduraja”. Prabu Darmaraja menjadi raja di Kerajaan Sunda selama 23 tahun (1042-1065 M). Prabu Dharmaraja setelah naik takhta sebagai raja Kerajaan Sunda bergelar Prabu Dharmaraja Jayamanahen Wisnumurti Salakasunda Buana. Prabu Dharmaraja memerintah atas seluruh tatar sunda (Sunda, Galuh, dan Galunggung).

Pada awal kekuasaannya, terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh saudara seayah, Wikramajaya (cucu Dharmawangsa), yang menjadi Panglima Angkatan Laut Kerajaan Sunda. Akan tetapi, pemberontakan yang dilakukan oleh Wikramajaya dapat ditumpas. Wikramajaya kemudian melarikan diri ke Kerajaan Sriwijaya, dan jabatan Panglima Angkatan Laut Kerajaan Sunda digantikan oleh Wirakusuma.
Prabu Dharmaraja menikah dengan Dewi Surastri, dan mempunyai beberapa orang anak, diantaranya adalah;
- Prabu Langlangbumi, yang kemudian menggantikannya sebagai raja di Kerajaan Sunda;
- Darmanagara, menjadi Mangkubumi Kerajaan Sunda; dan
- Wirayuda menjadi Panglima Perang Kerajaan Sunda.
Prabu Dharmaraja meninggal pada tahun 1065 M. Setelah meninggal Prabu Dharmaraja dikenal dengan Sang Mokteng Winduraja, hal ini karena Prabu Dharmaraja dipusarakan di Winduraja. Winduraja adalah nama desa di kecamatan Kawali kabupaten Ciamis. Kedudukan Prabu Dharmaraja sebagai raja Kerajaan Sunda digantikan oleh putranya, Prabu Langlangbumi.