Prabu Pucukwesi atau Rakeyan Kamuning Gading adalah putera sulung dari Rakeyan Windusakti. Prabu Pucuk Wesi adalah gelar yang didapatkan oleh Rakeyan Kamuning Gading setelah naik takhta Kerajaan Sunda untuk menggantikan ayahnya yang meninggal pada tahun 913 M. Prabu Pucukwesi berupaya untuk memperkuat hubungannya dengan Kerajaan Galuh yang dipimpin oleh Danghiyang Guruwisuda.
Rakeyan Kamuning Gading (Prabu Pucukwesi)
Upaya Prabu Pucukwesi untuk mempererat hubungan dengan Kerajaan Galuh, Prabu Pucukwesi menikahkan kedua anaknya dengan keturunan Dewi Sundara, yang berarti cucu dari Danghiyang Guruwisuda. Anaknya yang perempuan dinikahkan dengan Rakeyan Jayadrata, sedangkan anaknya yang laki-laki bernama Rakeyan Limburkancana dinikahkan dengan adik perempuan Rakeyan Jayadrata. Prabu Pucukwesi tidak lama memerintah Kerajaan Sunda hanya 3 tahun (913-916 M). Hal ini terjadi disebabkan Prabu Pucukwesi dikudeta oleh adiknya sendiri yang bernama Rakeyan Jayagiri atau yang dikenal dengan gelar Prabu Wanayasa.
Daftar Bacaan
- Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
- Atja & Ekajati, E.S. 1989. Carita Parahiyangan “karya tim pimpinan pangeran wangsakerta”. Bandung: Yayasan Pembangunan Jawa Barat.
- Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah “Panitia Wangsakerta” Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Danasasmita, S. 1983. Sejarah Bogor. Bogor: Paguyuban Pasundan Cabang Kodya Bogor.
- Ekajati, Edi S. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
- Iskandar, Yoseph.1997. Sejarah Jawa Barat (Yuganing Rajakawasa).Bandung: Geger Sunten
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.