Prabu Ragasuci adalah putera dari Prabu Darmasiksa yang mulai memerintah Kerajaan Sunda pada tahun 1297 M. Prabu Ragasuci hanya memerintah Kerajaan Sunda sekitar 6 tahun dalam usia yang sudah lanjut, sebab sebagaimana diketahui, ayahnya, Prabu Darmasiksa dikaruniai usia yang sangat panjang dan memerintah di Kerajaan Sunda selama lebih kurang 120 tahun.
Prabu Ragasuci (Sang Mokteng Taman)
Pada masa pemerintahan Prabu Darmasiksa, pusat kekuasaan Kerajaan Sunda terletak di Kota Pakuan (Bogor). Namun, semenjak masa pemerintahan Prabu Ragasuci, mulai muncul kota baru yang bernama Kawali yang terletak diantara Galunggung, Saunggalah dan Galuh. Prabu Ragasuci kemudian memindahkan ibukota Kerajaan Sunda ke Saunggalah sebab Prabu Ragasuci awalnya adalah raja Kerajaan Saunggalah untuk menggantikan posisi ayahnya, Prabu Darmasiksa yang menjadi raja Kerajaan Sunda. Setelah Prabu Darmasiksa meninggal, nampaknya Prabu Ragasuci enggan memerintah di Pakuan dan lebih memilih memerintah Kerajaan Sunda di Saunggalah.

Prabu Ragasuci menikahi seorang putri dari Melayu yang bernama Dara Puspa (adik Dara Kencana, istri Raja Kertanegara dari Singasari) dan dari hasil pernikahannya ia memiliki seorang putera yang bernama Prabu Citraganda. Prabu Citraganda diberikan kekuasaan untuk memerintah di Pakuan, sebab selama Prabu Darmasiksa hidup, Prabu Citraganda lebih senang tinggal bersama kakeknya itu. Ketika Prabu Darmasiksa meninggal, Prabu Citraganda memerintah di Pakuan dan sebagai bawahan dari Prabu Ragasuci. Prabu Ragasuci meninggal pada tahun 1303 M, posisinya sebagai raja Kerajaan Sunda digantikan oleh anaknya, Prabu Citraganda.
Daftar Bacaan
- Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
- Atja & Ekajati, E.S. 1989. Carita Parahiyangan “karya tim pimpinan pangeran wangsakerta”. Bandung: Yayasan Pembangunan Jawa Barat.
- Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah “Panitia Wangsakerta” Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Danasasmita, S. 1983. Sejarah Bogor. Bogor: Paguyuban Pasundan Cabang Kodya Bogor.
- Ekajati, Edi S. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
- Iskandar, Yoseph.1997. Sejarah Jawa Barat (Yuganing Rajakawasa).Bandung: Geger Sunten
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.