Prasasti Karang Berahi (686)

Prasasti Kota Karang Berahi adalah sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Karang Berahi ini terletak di desa Karang Berahi, kecamatan Pamenang, kabupaten Merangin, Jambi. Prasasti Karang Berahi ini diidentifikasi sebagai peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya dan dibuat dari bahan batu andesit dengan ukuran 90x90x10 cm. Prasasti Karang Berahi ini ditulis menggunakan aksara Pallawa dengan berbahasa Melayu Kuno, dengan pertanggalan abad ke 7 Masehi sekitar tahun 686 Masehi.

Sejarah Penemuan Prasasti Karang Berahi

prasasti karang berahi

Prasasti Karang Berahi ditemukan pada tahun 1904 oleh seorang Kontrolir L. M. Berkhout di tepian Batang Merangin. Prasasti ini terletak di desa Karang Berahi, kecamatan Pamenang, kabupaten Merangin, Jambi. Prasasti Karang Berahi ini diidentifikasi sebagai peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya dan dibuat dari bahan batu andesit dengan ukuran 90x90x10 cm. Prasasti Karang Berahi ini ditulis menggunakan aksara Pallawa dengan berbahasa Melayu Kuno, dengan pertanggalan abad ke 7 Masehi sekitar tahun 608 Saka atau sekitar 680 Masehi.

Isi prasasti Karang Berahi adalah tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat. Kutukan pada isi prasasti ini mirip dengan yang terdapat pada Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Batu yang ditemukan di Bangka, dan di Palembang. Penaklukan Jambi oleh Sriwijaya sendiri telah terbukti dari pernyataan I-tsing tahun 685 pada saat dirinya dalam perjalanan pulang dari India ke Tiongkok. Di dalam pernyataannya, I-tsing mengatakan bahwa Jambi (Kerajaan Melayu) sudah menjadi bagian dari Sriwijaya.

Isi Prasasti Karang Berahi

  • siddha! titam hamvan vari avai kandra kayet ni paihumpaan namuha ulu lavan tandrun lua makamatai ta ndrun luah vinunu paihumpaan hakairu muah kayet nihumpa u nai tuai umente bhakti niulun haraki unai tunai
  • kita savanakta de vata matahar[d]dhika sannidhana mamraksa yam kadatuan srivijaya kita tuvi tandrun luah vanakta devata mulana yam parsumpahan
  • paravis kadaci yam uram didalamna bhumi [ajnana kadatuan ini] paravis drohaka haun samavuddhi la van drohaka manujari drohaka niujari drohaka tahu dim drohaka tida ya marpadah tida ya bhakti tida ya tatvarjjava diyaku dnan di iyam nigalarku sanyasa datua dhava vuatna uram inan nivunuh ya sumpah nisuruh tapik ya mulam parvvandan datu srivijaya talu mua ya dnan gotrasantanana
  • tathapi savanaknaa yam vuatna jahat makalanit uram makasa kit makagila mantra gada visaprayoga upuh tuva tamval saramvat kasa han vasikarana ityevamadi janan muah ya siddha pulam ka iya muah yam dosa na vuatna jahat inan tathapi nivunuh ya sumpah tuvi mulam yam manuruh marjjahati yam marjjahati yam vatu nipratistha ini tuvi nivunuh ya sumpah talu muah
  • ya mulam sarambhana uram drohaka tida bhakti tida tatvarjjava diy aku dhava vuatna nivunuh ya sumpah ini
  • gran kadaci iya bhakti tatvarjjava diy aku dnan di yam ni galarku sanyasa datua santi kavuatana dnan gotrasantanana samrddha svastha niroga nirupadrava subhiksa muah yam vanuana paravis
  • sakavarsatita 608 dim pratipada suklapaksa vulan vaisakha tatkalana yam mammam sumpah ini nipahat di velana yam vala srivijaya kalivat manapik yam bhumi java tida bhakti ka srivijaya.

Terjemahan Prasasti Karang Berahi

  • Keberhasilan! (mantra kutukan yang belum dapat diterjemahkan isinya)
  • Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan yang melindungi provinsi sriwijaya, juga kau Tandrun luah dan semua dewata yang mengawali setiap mantra kutukan!
  • Bilamana di pedalaman daerah akan ada orang yang memberontak, yang bersekongkol dengan pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata pemberontak, yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak takluk, yang tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu. Biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-perbuatan tersebut mati kena kutuk. Biar sebuah ekspedisi seketika dikirim di bawah pimpinan datu sriwijaya, dan biar mereka dihukum bersama marga dan keluarganya.
  • Lagi pula, biar semua perbuatannya yang jahat, seperti mengganggu ketenteraman jiwa orang, membuat orang sakit, membuat orang gila, menggunakan mantra, racun, memakai racun upas dan tuba, ganja, saramvat, pekasih, dan memaksakan kehendaknya pada orang lain dan sebagainya. Semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil, dan menghantam mereka yang bersalah melakukan perbuatan jahat itu, biar pula mereka mati kena kutuk.
  • Tambahan pula, biar mereka yang menghasut orang supaya merusak, yang merusak batu yang diletakkan di tempat ini, mati juga kena kutuk dan dihukum langsung. Biar para pembunuh, pemberontak, mereka yang tak berbakti, yang tak setia pada saya, biar pelaku-pelaku perbuatan tersebut mati kena kutuk.
  • Akan tetapi, jika orang takluk, setia kepada saya dan kepada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu, maka moga-moga usaha mereka diberkahi, juga marga dan keluarganya : dengan keberhasilan, kesentosaan, kesehatan, kebebasan dari bencana, kelimpahan segalanya untuk semua negeri mereka!
  • Tahun saka 608, hari pertama paruh terang bulan waisakha, pada saat itulah kutukan ini diucapkan. Pemahatannya berlangsung ketika bala tentara Sriwijaya baru berangkat untuk menyerang bumi Jawa yang tidak takluk kepada Sriwijaya.
Baca Juga  Wisnuwarman (434-455)

Daftar Bacaan

  • Casparis, J.G. 1956. Prasasti Indonesia II: Selected Inscriptions from the 7th to the 9th Century A.D., Dinas Purbakala Republik Indonesia, Bandung: Masa Baru.
  • Coedes, George. 2014. “Prasasti berbahasa Melayu Kerajaan Srivijaya”. Dalam Kedatuan Sriwijaya, oleh George Coedes, Louis-Charles Damais, Hermann Kulke dan Pierre-Yves Manguin, 45-88. Jakarta: Komunitas Bambu
  • Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
  • Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.

Beri Dukungan

Beri dukungan untuk website ini karena segala bentuk dukungan akan sangat berharga buat website ini untuk semakin berkembang. Bagi Anda yang ingin memberikan dukungan dapat mengklik salah satu logo di bawah ini:

error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Abhiseva.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca