Rahyang Sanjaya Penerus Takhta Kerajaan Sunda
Sanjaya – Rahyang Sanjaya atau biasa disebut juga dengan Sanjaya adalah raja kedua dari Kerajaan Sunda yang didirikan oleh Tarusbawa. Sanjaya menjadi penerus dari Kerajaan Sunda oleh karena telah menikahi cucu dari Tarusbawa yang bernama Sekar Kencana. Sanjaya naik takhta Kerajaan Sunda setelah meninggalnya Tarusbawa pada usia 91 tahun pada 732 M.
Sanjaya Merebut Kembali Takhta Kerajaan Galuh
Sebagaimana diketahui bahwa ayah Sanjaya, Sena adalah raja ketiga dari Kerajaan Galuh yang naik takhta pada tahun 709 M. Namun, Sena dikudeta oleh Purbasora pada tahun 716 M yang menyebabkan Sena beserta keluarganya melarikan diri dan meminta perlindungan kepada Raja Kerajaan Sunda, Tarusbawa. Setelah Sanjaya berhasil menjadi raja di Kerajaan Sunda pada tahun 732 M untuk menggantikan Tarusbawa, Sanjaya segera menyusun rencana untuk merebut kembali takhta dari tangan Purbasora yang masih pamannya sendiri.

Sanjaya segera mempersiapkan pasukannya untuk menggempur Kerajaan Galuh. Setelah memperkuat pasukannya, Sanjaya juga mencari dukungan ke berbagai tempat untuk menggulingkan Purbasora dari takhta Kerajaan Galuh. Sanjaya kemudian pergi ke Kerajaan Denuh yang sekarang berada di Tasikmalaya untuk meminta dukungan dari Rajaresi Wanayasa Rahyang Kidul. Namun, Wanayasa menolak permintaan Sanjaya dan memilih untuk bersikap netral.
Setelah permintaannya kepada Rajaresi Wanayasa Rahyang Kidul dari Kerajaan Denuh, Sanjaya segera menuju Kerajaan Gunung Sawal untuk mendapatkan dukungan. Setelah mendapatkan dukungan, Gunung Sawal kemudian dijadikan markas bagi tentara Sanjaya untuk merebut Kerajaan Galuh. Dari Gunung Sawal ini, Sanjaya beserta pasukannya berhasil membunuh Purbasora pada tahun 723 M. Setelah berhasil membunuh Purbasora, Sanjaya segera mempersiapkan diri dan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Indraprahasta di tahun yang sama. Kerajaan Indraprahasta ini adalah asal dari permaisuri Purbasora yang bernama Citra kirana.
Sanjaya menjadi Raja di Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh
Setelah berhasil membunuh Purbasora dan menghancurkan Kerajaan Indraprahasta, Sanjaya naik takhta sebagai raja Kerajaan Galuh yang kelima pada tahun 747 M. Sedangkan Sekar Kancana dijadikan pula sebagai permaisuri Kerajaan Galuh dengan gelar Teja Kancana Ayu Purnawangi. Sedangkan Sanjaya bergelar Maharaja Harisdarma Bimaparakrama atau dikenal pula dengan gelar Prabu Maheswara Sarwajitasatru Yudapurnajaya. Setelah dinobatkan sebagai raja di Kerajaan Galuh, Sanjaya secara langsung memerintah dua kerajaan, yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Di sisi lain, Sanjaya juga mendapatkan hak takhta Kerajaan Kalinnga dari ibunya. Sehingga Sanjaya kini menjadi raja dari tiga kerajaan; Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh dan Kerajaan Kalingga. Meskipun kini Sanjaya menjadi raja di Kerajaan Galuh setelah menyingkirkan Purbasora, namun kondisi politik di Kerajaan Galuh belum dapat dikatakan kondusif.
Sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan di Kerajaan Galuh, maka disepakati bahwa Sanjaya tidak memerintah Kerajaan Galuh secara langsung. Sempakwaja Bhatara Danghyang Guru kemudian mengangkat Premana Dikusuma anak dari Wijayakusuma sekaligus cucu dari Purbasora. Setelah pengangkatan Premana Dikusuma, Sanjaya menempatkan anaknya, Rakryan Tamperan (Tamperan Barmawijaya sebagai duta (perwakilannya) di Kerajaan Galuh.
Memberikan Takhta Kerajaan Sunda Kepada Rakryan Tamperan
Penempatan Rakryan Tamperan ternyata menyebabkan kondisi politik kerajaan Galuh kembali memanas. Oleh sebab itu, Sanjaya menarik Rakryan Tamperan menuju ke ibukota Kerajaan Sunda di Pakuan. Pada tahun 731 M Sanjaya dipanggil oleh ayahnya, Sena yang kini berkuasa di Kerajaan Kalingga memerintah atas nama istrinya, Sanaha cucu dari Ratu Sima. Pada tahun 732 M Sanjaya menggantikan Sena sebagai raja di Kalingga. Setelah menggantikan Sena di Kerajaan Kalingga, Sanjaya memberikan takhta Kerajaan Sunda kepada Rakryan Tamperan.