Revolusi Bolshevik
Revolusi Bolshevik – Revolusi Bolshevik adalah revolusi yang terjadi pada bulan Oktober 1917 di Rusia. Revolusi Bolshevik ini bertujuan untuk melakukan kudeta terhadap kaum Menshevik yang berhasil menguasai Pemerintahan Sementara Rusia (Rossiyskaya Respublika) setelah sebelumnya berhasil menggulingkan Kaum Kadet (Konstitusional Demokrat/Liberal). Di bawah ini secara singkat akan dijelaskan tentang Revolusi Bolshevik yang terjadi di Rusia pada bulan Oktober 1917. Revolusi Bolshevik ini sebagai bagian dari Revolusi lanjutan dari Revolusi Rusia 1917 yang terjadi di bulan Februari 1917 ketika Tsar Nicholas II berhasil dilengserkan dari kekuasaannya.
Latar Belakang Revolusi Bolshevik
Revolusi Februari telah berhasil menggulingkan Tsar Nicholas II dari Rusia dan menggantikan pemerintahannya dengan terbentuknya Pemerintahan Sementara Rusia. Namun, Pemerintahan Sementara yang lemah oleh karena perselisihan internal serta terus mengobarkan Perang Dunia I yang mana rakyat Rusia tidak setuju akan perang tersebut. Selain kekalahan demi kekalahan yang diderita oleh tentara Rusia, ancaman kelaparan dan instabilitas internal semakin membawa rakyat Rusia masuk ke dalam jurang penderitaan yang memedihkan.
Krisis nasional yang terjadi bahkan sejak permulaan abad ke-20 tidak dapat terhindari dan tetap berlangsung meskipun Tsar Nicholas II telah jatuh dari kekuasaannya. Gangguan dalam sektor industri dan transportasi semakin meningkat ditambah dengan harga-harga pangan yang membumbung tinggi sejak akhir tahun 1916 membuat rakyat turun ke jalan dan berteriak meminta makanan.
Jika dilihat dari sektor produksi tahun 1917, Rusia telah mengalami penurunan lebih dari 36% sejak tahun 1914. Sejak tahun 1917 lebih dari 50% perusahaan yang berada di Ural, Donbas dan kota-kota industri lainnya ditutup dan menyebabkan pengangguran massal. Di sisi lain sebagaimana yang telah terjadi sejak tahun 1916 biaya hidup telah meningkat tajam sedangkan upah memasuki tahun 1917 mengalami penurunan hingga lebih dari 50%. Hal ini diperparah dengan utang nasional Rusia yang mencapai angka 50 Miliar Rubel di mana dalam kondisi ini negara menghadapi ancaman kebangkrutan. Pada bulan Maret 1917, Soviet Petrograd mulai menyatakan tidak lagi mendukung perang melawan Jerman. Sedangkan di sisi lain, Pemerintahan Sementara menghendaki peperangan tetap berlangsung.
Pada bulan April tahun 1917 Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin) kembali ke Rusia dari perantauannya sejak 1907 di Jerman, Prancis, Inggris, Austria, dan Swiss. Pada tahun yang sama Leon Trotsky juga tiba di Rusia dari Amerika. Dua orang ini adalah tokoh utama yang akan memimpin gerakan komunis (Bolshevik) di Rusia. Ketika kembali di Rusia, Lenin segera mengambil kendali Bolshevik dan mempersiapkan diri untuk merebut kekuasaan dengan rencana yang jelas:
- Bolshevik harus menguasai Soviet Petrograd;
- Mengambil kekuasaan atas nama Soviet;
- Proses itu akan diulangi di kota-kota lain di Rusia.
Agar rencana itu berhasil, maka perlu ditingkatkan dukungan Bolshevik di dalam Soviet. Lenin menjadikan tujuan ini sebagai kebijakan Bolshevik yang diuraikan dalam tesis April di mana Lenin mendeklarasikan “Semua Kekuasaan untuk Soviet” yang mana hal ini menenujukkan bahwa Bolshevik tidak percaya pada keberadaan Pemerintahan Sementara atau Majelis Nasional terpilih. Selain itu, Lenin juga menjanjikan “Kedamaian, Tanah dan Roti” kepada massa yang di mana diuraikan dengan pemahaman;
“Damai” yang berarti bahwa rakyat Rusia ingin perang diakhiri dan kaum Bolshevik menyatakan mereka akan berdamai dengan Jerman; “Tanah” yang berarti menawarkan tanah kepada petani, di mana Lenin ingin memastikan bahwa para petani tetap netral ketika kaum Bolshevik ingin merebut kekuasaan. Hal itu dilakukan sebab dukungan kaum Bolshevik terkonsentrasi di kota-kota sebab mereka sangat sedikit mendapat dukungan di antara para petani yang merupakan mayoritas dari penduduk Rusia. “Roti” bahwa Lenin mengklaim bahwa kaum Bolshevik dapat mengatasi kekurangan pangan yang terjadi di kota-kota. Krisis ekonomi yang terus berlanjut telah menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat terhadap Pemerintahan Sementara dan di sisi lain memperkuat daya tarik bagi kaum Bolshevik.
Pada tanggal 1 Mei 1917 Menteri Luar Negeri Pemerintahan Sementara Rusia, Pavel Milyukov menyatakan keinginan Pemerintahan Sementara melawan Blok Sentral. Keputusan ini menimbulkan kemarahan yang luas di kalangan rakyat. Rakyat mulai menanggapi keputusan Pemerintah sementara di mana sejak tanggal 1-4 Mei 1917, sekitar 100.000 pekerja dan tentara Petrograd dan kota-kota lain yang dipimpin oleh Bolshevik berdemonstrasi dan membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan “Hentikan Perang!” dan “Semua Kekuasaan untuk Soviet”!.
Sepanjang Juni-Agustus 1917 kelas pekerja di Rusia telah menunjukkan kurangnya kepercayaan mereka terhadap Pemerintahan Sementara. Para pekerja menyalahkan pemerintah dan juga manajer pabrik serta menyalahkan banyak orang kaya yang memiliki pengaruh atas kondisi yang mengenaskan ini bagi kehidupan rakyat. Para pekerja kemudian memandang orang-orang kaya sebagai orang yang kontra-revolusi dan menyebut mereka sebagai ‘borjuis’, ‘kapitalis’, dan ‘imperialis’.
Pada tanggal 1 Juli 1917 Pemerintahan Sementara kembali melakukan serangan terhadap Blok Sentral. Serangan militer Rusia terhadap Blok Sentral hanya berhasil pada serangan pertama. Sedangkan pada serangan-serangan selanjutnya tentara Rusia dipukul mundur oleh tentara Jerman dan Austria-Hungaria yang menyebabkan semakin menurunnya semangat juang tentara Rusia dan desersi terjadi dalam jumlah yang besar sehingga menyebabkan kesetiaan sejumlah unit tentara kepada Pemerintahan Sementara menjadi tidak pasti.
Berkurangnya loyalitas tentara pada Pemerintahan Sementara terus berlanjut dan mulai terjadi kerusuhan di Petrograd tanggal 3-6 Juli 1917 di mana para pelaut Kronstadt dan tentara melakukan protes. Sedangkan ribuan massa yang berunjuk rasa menunggu instruksi dari Soviet Petrograd dan Bolshevik, Pada tanggal 16 Juli 1917 massa yang berdemonstrasi mencapai angka 500.000 orang di Petrograd dan menuntut Pemerintahan sementara untuk menghentikan perang, kekuasaan untuk Soviet dan turunkan menteri kapitalis. Hal ini tetap dilakukan oleh para demonstran sebab Pemerintahan Sementara masih memaksakan Rusia untuk tetap terlibat dalam Perang Dunia I.
Pemerintahan Sementara dengan dukungan dari para pemimpin Menshevik dan Komite Eksekutif Soviet Rusia memerintahkan serangan bersenjata terhadap para demonstran yang mengakibatkan tewasnya ratusan orang.
Pemerintahan Sementara memerintahkan penangkapan terhadap Lenin yang sebelum hal itu terjadi Lenin telah meninggalkan Rusia menuju Finlandia. Pembersihan terhadap anggota Bolshevik dilakukan mulai dari penangkapan, termasuk Leon Trotsky, sedangkan beberapa diantara pemimpin dan anggota Bolshevik dieksekusi. Bagi tentara yang ikut dalam demonstrasi dikirim ke medan perang.
Jenderal Lavr Kornilov kemudian ditunjuk oleh Alexander Kerensky untuk mengarahkan pasukannya menuju Petrograd untuk memulihkan ketertiban. Akan tetapi, ketika pasukan Lavr Kornilov tiba di Petrograd, Alexander Kerensky merasa bahwa Lavr Kornilov akan melakukan kudeta dan membatalkan perintah tersebut. Pada tanggal 27 Juli 1917 Lavr Kornilov yang merasa dikhianati oleh pemerintah memutuskan untuk melakukan penyerangan terhadap Petrograd.
Pada bulan Agustus 1917 Lavr Kornilov berusaha untuk merebut kekuasaan untuk dirinya sendiri. Penyerangan yang akan dilakukan oleh Lavr Kornilov ini mendapatkan dukungan dari Aleksei Putilov, pemilik pabrik besi dan baja Putilov dan para bankir terkemuka di Petrograd. Selain itu juga mendapatkan dukungan dari Alexander Guchkov, seorang pendukung organisasi yang bernama Persatuan Kebangkitan Ekonomi Rusia. Diperkirakan para kaum industrialis ini telah mengumpulkan dana sebesar 4 juta rubel untuk mendukung aksi Lavr Kornilov.
Dalam upaya mengatasi serangan Lavr Kornilov, Alexander Kerensky meminta bantuan Soviet Petrograd, Sosialis Revolusioner, Menshevik dan Bolshevik. Oleh sebab pengaruh Bolshevik yang besar terhadap para pekerja mereka yang mendapatkan peran terbesar dalam penghentian pergerakan pasukan Kornilov. Dalam tempo beberapa hari Bolshevik telah berhasil merekrut 25.000 anggota yang dipersenjatai untuk mempertahankan Petrograd. Selain itu, mereka juga menggali parit dan membentengi kota. Usaha mempertahankan Petrograd pun berhasil dan ini menjadi arti penting bagi usaha kaum Bolshevik. Upaya Lavr Kornilov gagal dan pada akhir bulan Agustus 1917 ia ditahan. Dengan begitu maka Pemerintahan Sementara berhasil diselamatkan dari kudeta.
Berdasarkan peristiwa ini menyebabkan Bolshevik kembali bangkit dan popularitasnya tumbuh secara signifikan baik di pusat maupun di daerah. Hal ini mulai terlihat ketika kaum Bolshevik berhasil memenangkan masyoritas suara di Soviet-Soviet seperti di Briansk, Samara, Saratov, Tsaritsyn, Minsk, Kiev, Tashkent, dan kota-kota lain di Rusia yang menunjukkan betapa tingginya popularitas Bolshevik.
Jalannya Revolusi Bolshevik
Pada bulan September-Oktober 1917 terjadi aksi pemogokan yang dilakukan oleh para pekerja di Moskow dan Petrograd, penambang di Donbas, pekerja di Ural, Baku, para pekerja industri tekstil dan para pekerja kereta api di mana aksi pemogokan itu telah menyebabkan lebih dari 1 juta pekerja ikut serta dalam pemogokan.
Selain aksi pemogokan yang dilakukan para pekerja, di bulan Oktober 1917 juga terjadi pemberontakan petani di mana gerakan petani ini telah meluas hingga mencapai 77 % wilayah di Rusia. Para petani juga mulai kehilangan kepercayaan bahwa tanah akan dibagaikan kepada mereka seperti yang dijanjikan oleh kaum sosialis revolusioner dan Menshevik. Ketika Pemerintah Sementara menggunakan kekuatan militer untuk meredam pergolakan, yang terjadi justru membuat para petani menjadi semakin marah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa istri-istri tentara di desa adalah kunci dari kerusuhan yang terjadi di desa-desa. Hal ini disebabkan selama periode Perang Dunia I yang diikuti oleh Rusia (1914-1917) hampir 50% laki-laki dikirimkan ke medan perang dan banyak diantaranya yang tewas sehingga perempuan mulai menjadi kepala rumah tangga. Mereka merasa frustasi akan keterlambatan tunjangan dari pemerintah sedangkan di sisi lain biaya kehidupan semakin meningkat. Mereka memulai kerusuhan dengan menyita makanan yang tersedia di toko-toko yang dianggap menjual harga bahan pokok dengan sangat tinggi. Setelah kehadiran polisi, mereka menanggapi kedatangan polisi dengan mengangkat “garu, tongkat, batu, dan mengepalkan tinju” kehadapan polisi.
Secara diam-diam kaum Bolshevik mengadakan persiapan-persiapan untuk menimbulkan Revolusi Bolshevik. Mereka membentuk pemerintahan sendiri, tentara sendiri, dan menyebarkan propaganda anti pemerintah borjuis. Ketika pemerintahan Menshevik (Kerensky) kehilangan kepercayaan rakyat, maka kaum Bolshevik cepat-cepat memeluk rakyat dan menganjurkan petani-petani membagi-bagi tanah dan kaum buruh menyita pabrik-pabrik. Dengan sekaligus mereka mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat. Tibalah waktu untuk meletuskan Revolusi.
Pada tanggal 10 Oktober 1917 Komite Sentral Bolshevik memilih resolusi bahwa “pemberontakan bersenjata tidak dapat dihindari, dan bahwa waktu yang dinantikan sepenuhnya telah tiba”. Dalam rapat komite, Lenin menjelaskan bagaimana rakyat Rusia telah menunggu waktu yang cukup lama untuk melakukan “pemberontakan bersenjata” dan inilah waktu yang tepat bagi Bolshevik untuk mengambil alih kekuasaan. Lenin juga mengungkapkan bahwa keyakinannya pada keberhasilan dari pembangunan kekuasaan Bolshevik selama berbulan-bulan dan pemilihan umum yang sukses ke berbagai komite dan dewan-dewan di kota-kota besar seperti Petrograd dan Moskow.
Kaum Bolshevik mulai membentuk Komite Militer Revolusioner yang dipimpin oleh Leon Trotsky. Komite tersebut berisikan para pekerja yang dipersenjatai, pelaut, dan tentara menjamin dukungannya. Sementara itu Alexander Kerensky telah mengetahui gerak-gerik Bolshevik. Pada tanggal 20 Oktober 1917 Komite Militer Revolusioner mengadakan pertemuan di mana terdapat nama-nama seperti Joseph Stalin, Andrey Bubnov, Moisei Uritsky, Felix Dzerzhinsky dan Yakov Sverdlov.
Pada tanggal 24 Oktober 1917, Lenin meyakinkan Komite Sentral untuk bergerak dimana pandangan Lenin ini mendapat dukungan dari Leon Trotsky dan mendesak penggulingan Pemerintahan Sementara. Sekelompok unit tentara yang setia kepada pemerintahan Alexander Kerensky mulai menuju percetakan surat kabar Bolshevik dan mulai menghancurkan peralatan percetakan dan ribuan surat kabar. Tidak lama kemudian, Pemerintahan Sementara mengumumkan penutupan tidak hanya Rabochiy Put tetapi juga Soldat dan Zhivoe Slovo serta Novaia Rus. Para editor dan kontributor dari surat kabar ini terlihat menyerukan pemberontakan dan akan dituntut oleh pemerintah atas tuduhan tindak kriminal.
Sebagai tanggapan atas perlakuan Pemerintahan Sementara, Komite Militer Revolusioner Bolshevik mengeluarkan pernyataan yang mengecam tindakan pemerintah tersebut. Pada pukul 10 pagi, 24 Oktober 1917 tentara yang berpihak kepada Bolshevik berhasil merebut kembali Rabochiy. Alexander Kerensky memerintahkan untuk melakukan penjagaan dan blokade terhadap semua tempat terkecuali jembatan Petrograd. Yang terjadi selanjutnya adalah serangkaian pemberontakan sporadis dalam penguasaan jembatan di mana bentrokan itu terjadi antara milisi Komite Militer Revolusioner Soviet dengan unit-unit militer yang masih setia kepada Pemerintah Sementara. Pada pukul 5 sore Komite Militer Revolusioner Soviet berhasil merebut telegraf pusat Petrograd, sehingga Bolshevik mulai mengambil kendali komunikasi.
Pada tanggal 25 Oktober 1917, kaum Bolshevik memulai aksinya di Petrograd melawan Pemerintahan Sementara dan mulai mengepung Istana Musim Dingin. Di dalam istana terdapat sebagian besar kabinet negara dari Pemerintahan Sementara. Peristiwa itu bertepatan dengan kedatangan tentara angkatan laut yang pro-Bolshevik di mana terutama terdiri dari lima kapal penghancur berlabuh di Pelabuhan Petrograd.
Di Kronstadt, para tentara angkatan laut mengumumkan kesetiaan mereka pada gerakan Bolshevik. Di pagi hari, Istana Smolny dijaga ketat dan Komite Militer Revolusioner Soviet mulai merencanakan penyerangan terhadap gedung-gedung vital pemerintahan di mana dalam penyerangan itu hanya sedikit perlawanan dari Pemerintahan Sementara. Kelompok garnisun Petrogard dan sebagian besar unit-unit militer yang berada di Petrograd mulai bergabung dengan Bolshevik melawan Pemerintahan Sementara.
Pemerintahan Sementara dipaksa untuk menyerahkan pemerintahan kepada Soviet. Alexander Kerensky dan Pemerintah Sementara hampir tidak berdaya untuk memberikan perlawanan. Stasiun dan jalur kereta api telah dikenalikan oleh pekerja dan tentara yang tergabung ke dalam Soviet selama berhari-hari sehingga akses masuk dan keluar ke Petrograd tertutup. Alexander Kerensky yang putus asa berusaha keluar dari Petrograd untuk mencari bantuan tentara yang dapat bekerjasama dengan Pemerintah Sementara.
Ketika Alexander Kerensky meninggalkan Petrograd, Lenin menyatakan bahwa Pemerintah Sementara telah digulingkan oleh Komite Militer Revolusioner. Proklamasi Lenin dikirimkan melalui telegram ke seluruh Rusia, dan Lenin ingin mengumpulkan seluruh anggota kongres Soviet agar mencegah timbulnya perdebatan ketika mengambil kebijakan dan legitimasi dalam pengambilan kekuasaan.
Pada 26 Oktober 1917, Kongres Soviet seluruh Rusia bertemu dan menyerahkan kekuasaan kepada Dewan Komisaris Rakyat Soviet. Lenin terpilih sebagai ketua dan Nikolai Gorbunov sebagai sekretaris beberapa tokoh juga dipilih untuk mengurus beberapa bidang dengan jabatan Komisariat (setingkat menteri) diantaranya;
- Leon Trotsky (Luar Negeri)
- Alexei Rykov (Dalam Negeri)
- Anatoli Lunacharsky (Pendidikan)
- Alexandra Kollontai (Kesejahteraan Sosial)
- Victor Nogin (Perdagangan dan Industri)
- Josef Stalin (Kebangsaan Rakyat)
- Peter Stuchka (Hukum)
- Vladimir Antonov-Ovseenko (Urusan Perang)
- Nikolai Krylenko (Urusan Perang)
- Pavlo Dybenko (Angkatan Laut)
- Vladimir Milyutin (Pertanian)
- Ivan Teodorovich (Pangan)
- Georgy Oppokov (Kehakiman)
- Nikolai Glebov-Avilov (Pos & Telegraf)
Sebagai ketua Dewan Komisaris Rakyat, Lenin membuat pengumuman pertamanya tentang perubahan yang akan dilakukannya. Ketika berhasil mengambil alih kekuasaan Lenin menerapkan beberapa kebijakan, diantaranya;
- Perundingan perdamaian dengan Jerman dimulai yang akhirnya menciptakan perjanjian perdamaian Brest Litousk (1918)
- Segala hutang dari pemerintahan Tsar dihapuskan dan nasionalisasi bank.
- Tanah dibagikan kepada petani dan buruh menyita pabrik-pabrik dan dijalankan secara demokratik.
- Bahan makanan diserahkan dan dibagikan kepada rakyat.
Kaum Bolshevik yang berhasil merampas kekuasaan mengubah arah dari revolusi dan menggantinya dengan kekuasaan mutlak dari partai. Meskipun Lenin merundingkan perdamaian dengan Rusia, kaum Bolshevik tidak dapat menghindari oposisi dari pemerintahan mereka dan tidak mampu menghindari terjadinya perang saudara. Maka, terjadilah pemberontakan dari kaum pengikut Tsar yang menyebut dirinya sebagai kaum Rusia putih. Mereka melakukan pemberontakan di bawah pimpinan Anton Denikin dan Pyotr Wrangel. Segeralah sekutu memihak rusia karena Bolshevik ingin menghentikan perang dengan Jerman.
Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan Prancis mulai menyerbu Rusia. Akan tetapi, karena tidak adanya koordinasi sama sekali maka intervensi gagal dan Rusia putih pun hancur sehingga kaum Bolshevik keluar dari perang saudara tersebut dan meraih kemenangan total pada tahun 1921. Revolusi Bolshevik ini telah membawa perubahan besar bagi Rusia menuju pembentukan pemerintahan Uni Soviet yang pada gilirannya menjadi kekuatan politik besar di dunia pasca Perang Dunia II (1945). Selain itu ideologi komunis menjadi ideologi besar yang mampu mempengaruhi hampir sepertiga bagian dunia.
Daftar Bacaan
- Kort, Michael. 1993. The Soviet colossus : the rise and fall of the USSR. Armonk, NY: M.E. Sharpe.
- Mandel, David. 1984. The Petrograd workers and the Soviet seizure of power : from the July days, 1917 to July 1918. New York: St. Martin’s Press.
- Steinberg, Mark. 2017. The Russian Revolution 1905–1917. New York: Oxford University Press
- Trotsky, Leon. 1934. History of the Russian Revolution. London: The Camelot Press ltd