Revolusi Hungaria 1956
Revolusi Hungaria 1956 – Revolusi Hungaria 1956 adalah sebuah gerakan yang terjadi di Hungaria pada tahun 1956 yang didorong oleh kebebasan berpendapat dan melakukan kritik di mana gerakan ini berubah menjadi pertempuran antara Hungaria dan Uni Soviet pada bulan Oktober 1956. Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang Revolusi Hungaria 1956.
Latar Belakang Revolusi
Latar belakang Revolusi Hungaria 1956 terjadi sebagai akibat dari kebijakan yang dilakukan oleh Stalin terhadap Hungaria adalah penahanan yang dilakukan terhadap para pekerja Industri akibat tindak kriminalitas yang mereka lakukan. Aksi kriminalitas itu sebagian besar adalah aksi pencurian yang dilakukan oleh para pekerja untuk mencapai standar kehidupan akibat penerapan kebijakan konyol ‘Rencana Lima Tahun’ pada tahun 1949-1953 yang ditujukan untuk industri berat dan pabrik baja di negara yang sebagian besar agraris tanpa bijih besi atau batu bara.
Demikian pula, pemberlakuan koperasi pada petani yang menyebabkan pendapatan sedikit, dan pada tahun 1952 terjadi hasil terburuk dalam pertanian Hungaria. Statistik resmi menunjukkan bahwa sementara 15% populasi berada di standar minimum kehidupan, 30% berada di atasnya dan 55% di bawah standar. Gaji sehari untuk seorang pekerja pertanian negara bagian tidak akan dapat membeli satu kilo roti pun; 15% keluarga kelas pekerja tidak semua orang memiliki selimut; di mana satu dari setiap lima pekerja tidak memiliki mantel musim dingin. Dalam kondisi seperti ini, mencuri dan ‘menghajar sistem’ adalah hal yang harus dilakukan untuk dapat bertahan hidup. Tidak ada stigma moral yang melekat pada mereka sama sekali, sebaliknya, semua orang melakukannya untuk menghilangkan kemiskinan mereka.
Pencurian dan sabotase berjalan secara spontan seiring dengan perputaran tenaga kerja yang tinggi, pemborosan di pabrik, perencanaan yang sia-sia dan angka pengeluaran yang dipalsukan untuk memenuhi target produksi yang konyol. Para pekerja harus bekerja tanpa bayaran lembur untuk merayakan hari jadi yang ditetapkan oleh Partai Rakyat Buruh Hungaria (Magyar Dolgozok Parija, MDP) sebagai acara-acara besar.
Pada acara May Day 1953 MDP menyatakan “Kemulian abadi bagi Stalin, yang membimbing kita menuju kebebasan, sosialisme dan perdamaian”. Setelah acara May Day ini, para pekerja Berlin Timur melakukan kerusuhan yang dengan cepat dipukul oleh tank Uni Soviet. Sebanyak 20.000 pekerja melakukan aksi pemogokan di pabrik besi dan baja Rakosi di distrik Cspel Budapest yang disebabkan oleh upah yang rendah, masalah produksi dan krisis pangan. Selain itu juga terdapat pemogokan di Diosgyor dan demonstrasi massa petani di pedesaan. Untuk menangani permasalahan ini, Uni Soviet memerintahkan untuk melakukan perubahan kepemimpinan dan perubahan dalam kebijakan di Hungaria.
Matyas Rasoki yang merupakan seorang Stalinis namun kerap disebut ‘bajingan’ oleh para pekerja di Hungaria diminta untuk memberikan kesempatan kepada Imre Nagy untuk mengatasi permasalahan ini. Pada akhir Juni 1953 Imre Nagy merancang kebijakan untuk meringankan beban pekerja dan petani, menghasilkan standar hidup yang tinggi dan mengubah sector perekonomian industry berat. Meskipun Imre Nagy telah melakukan ‘liberalisme’ nyatanya telah menghadirkan ketidakdisiplinan, kemalasan, dan kelambanan yang dilakukan oleh para pekerja.
Ketidakpuasan yang ditunjukkan oleh para penulis dan intelektual komunis sangat berperan utama dalam terjadinya revolusi. Kaum intelektual memberikan kritik terhadap Stalinisme dan klub debat ‘Petofi Circle’ mereka menginginkan reformasi yang tertib dan perubahan dalam kepemimpinan ketika Matyas Rasoki dan Erno Gero kembali berkuasa di Hungaria dengan menyingkirkan Imre Nagy. Para pekerja memandang kelompok ini sebagai komunis dan pendukung rezim.
Pada akhir bulan September 1956 nampaknya para pekerja mulai menaruh perhatian pada apa yang para penulis lakukan pada pertengahan September 1956, ketika para Stalinis kalah dalam pemilihan. Sebuah laporan Literary Gazette berita dari pertemuan itu telah terjual sebanyak 70.000 eksemplar dalam tempo setengah jam.
Ketidakpuasan dan oposisi pekerja sudah ada jauh sebelum tahun 1956 dan orang-orang mulai menolak untuk hidup dengan cara lama yang mana kondisi ini telah berubah menjadi pemberontakan. AVH (‘Allamvedelmi Hatosag’, Pasukan Keamanan Negara) merasa kesulitan untuk memperingatkan mereka dan pasukan Uni Soviet yang ditempatkan di Hungaria mulai disiagakan.
Pada tanggal 6 Oktober 1956 sekitar 200.000 pekerja hadir dan didukung oleh sekitar 200-300 mahasiswa berbaris dengan slogan “Kami tidak akan berhenti di tengah jalan, Stalinisme harus dihancurkan”. Revolusi Hungaria yang dimulai pada bulan Oktober 1956 menuntut sistem politik yang lebih demokratis dan kebebasan dari penindasan Soviet. Hal ini didorong oleh pidato pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, pada Kongres Ke-20 Partai Komunis Uni Soviet di mana Nikita Khrushchev menyerang dan mengkritik periode pemerintahan Joseph Stalin. Berdasarkan pidato yang dikemukakan oleh Nikita Khrushchev telah mendorong kebebasan untuk berpendapat, berdebat dan melakukan kritik yang mana hal ini menyebabkan terjadinya gelombang kerusuhan dan ketidakpuasan yang meningkat di Hungaria.
Di Hungaria, Matyas Rakosi, seorang Stalinis yang merupakan Ketua Partai Buruh Hungaria, harus mengundurkan diri setelah dituduh memaksakan tindakan ekonomi yang drastis kepada para pekerja dan mempraktikkan aksi terror di dalam negara terhadap para pembangkang. Matyas Rakosi digantikan oleh Erno Gero, yang, bagaimanapun, tidak mampu mengatasi situasi politik agitasi yang meningkat di Hungaria.
Jalannya Revolusi Hungaria 1956
Pada tanggal 22 Oktober 1956, Petofi Circle, klub debat mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Komunis Muda, menyerukan demonstrasi di Kota Budapest. Tuntutan demonstrasi itu termasuk penggantian Erno Gero oleh Imre Nagy; kondisi tenaga kerja yang lebih baik dan bebas, pemilihan umum, kebebasan berbicara, masalah studi wajib tentang Rusia, penarikan pasukan Soviet, dan politik netralitas.
Para Pekerja dari kawasan industry di Budapest kemudian bergabung dengan mahasiswa. Kerusuhan dimulai dan para demonstran mulai menduduki gedung pemerintahan dan partai, menguasai surat kabar, dan stasiun radio. Tentara Uni Soviet yang berada di Hungaria ragu-ragu dalam mengambil tindakan terhadap situasi ini. Terlihat dalam situasi demonstrasi beberapa unit tentara hanya melewati demonstran, dan yang lainnya tetap di barak.

Pada tanggal 23 Oktober 1956, Revolusi Hungaria di mana seluruh penduduk Hungaria tampaknya mengangkat senjata untuk melawan rezim Uni Soviet. Pada awal meletusnya Revolusi Hungaria itu nampaknya para pemberontak seolah berada pada kemenangan yang luar biasa. Bagaimana tidak, dengan peralatan seadanya mereka berhasil melumpuhkan tank-tank Uni Soviet yang masih berada di Hungaria dan meraih kemenangan-kemenangan kecil yang cukup berarti untuk membangkitkan semangat mereka melawan rezim Uni Soviet.
Intervensi yang dilakukan oleh Uni Soviet nampaknya memberi semangat nasional bagi gerakan itu. Tentara Hungaria yang sebelumnya bersikap netral kini mulai memberikan dukungan kepada pemberontakan. Tank-tank Uni Soviet mulai dilumpuhkan oleh para pemuda dengan peralatan seadanya dengan melonggarkan batu-batuan, menyabuni jalanan, atau menuangkan minyak di atas jalanan dengan tujuan untuk melumpuhkan pergerakan tank Uni Soviet dan menyerangnya dengan menggunakan bom bensin. Banyak anak-anak muda yang berlari dan mengoleskan selai pada jendela kemudi dan beberapa diantaranya meledakkan diri mereka dengan sengaja saat mendekati tank untuk menghancurkannya.
Didapati pula seorang gadis berusia tiga belas tahun terlihat mendekati tank berbobot 75 ton dengan membawa tiga bom botol. Tentara Uni Soviet kini dihadapkan pada gerombolan anak muda yang menantang maut dan tidak peduli apakah mereka hidup atau mati. Selain itu, mereka juga mulai memburu AVH yang sebelumnya mampu melakukan terror disaat damai atau menembaki kerumunan massa yang tidak bersenjata, tetapi itu semua nampaknya tidak akan berpengaruh saat menghadapi pemberontakan rakyat.
Di jalan-jalan tampak orang-orang AVH/AVO tergeletak berbaring tak bernyawa atau digantung dengan uang yang ditemukan di saku mereka, entah dimasukkan ke dalam mulut mereka atau disematkan ke dada mereka. Bahkan dalam kemiskinan, tidak ada orang Hungaria yang akan mau menyentuhnya. Setelah pemberontakan ditumpas, pihak berwenang Hungaria sendiri menyebutkan jumlah total anggota pasukan keamanan yang tewas sebagai 234 orang di mana angka yang sangat rendah dalam keadaan tersebut.
Pada tanggal 24 Oktober 1956, pertemuan Partai Buruh Hungaria memecat Enro Gero dan memilih Imre Nagy sebagai perdana menteri, dan memilih Janos Kadar, seorang komunis lain yang kritis terhadap kebijakan yang diberlakukan oleh Stalin, menjadi ketua partai. Hampir pada saat yang sama, pasukan Uni Soviet mulai memasuki Kota Budapest untuk “memulihkan ketertiban”, dan memperoleh kendali penuh atas kota tersebut.
Setelah Imre Nagy mengambil alih kekuasaan, dewan revolusioner dan dewan pekerja dibentuk di seluruh Hungaria untuk mendukung jalannya revolusi. Organisasi-organisasi ini bekerja sama sangat erat melalui dewan teritorial di provinsi dan industri kawasan. Sifat dewan buruh dan dewan revolusioner bervariasi dalam hal sosial, aktivitas, dan tujuan mereka.
Jika dewan buruh berfokus pada tuntutan serikat buruh, sedangkan dewan revolusioner memiliki cakupan politik yang lebih luas. Fokus mereka bukan pada kawasan industri tetapi administrasi negara, tentara, universitas, media, dan lembaga sosial dan pemerintah lainnya. Dewan-dewan revolusioner dengan sepenuh hati mendukung dewan-dewan pekerja dan menuntut netralitas, pemilihan umum yang bebas, kebebasan berbicara, penghentian keanggotaan Pakta Warsawa, dan penarikan diri dari Uni Soviet.
Mulai tanggal 25 Oktober 1956, dewan teritorial, juga disebut dewan pusat atau dewan nasional yang dibentuk di seluruh Hungaria. Kelompok-kelompok ini terutama aktif di kawasan industri seperti Debrecen, Dunapentele, Gyor, dan distrik XI dan XIII Budapest, dan di kompleks besi dan baja Csepel. Salah satu dewan teritorial yang paling aktif adalah Transdanubian National Council (TNC), sebuah badan koordinator dari dewan revolusioner dan pekerja yang berbasis di Gyor dan mengendalikan seluruh Hungaria barat.
Tentara dan polisi membantu pendirian TNC setelah demonstran di Gyor menurunkan lambang Soviet dan menyerukan intervensi militer Barat. Salah satu anggota utama TNC adalah Bela Kovacs, mantan ketua Partai Petani Kecil/ Smallholders Party (kekuatan politik antifasis yang bertindak sebagai satelit komunis sejak 1949). Kovacs bergabung dengan pemerintahan Imre Nagy pada 27 Oktober, begitu pula anggota Partai Petofi, Istvan Bivo, yang merupakan seorang ideolog dari Dewan Pusat Budapest.
Pada 27 Oktober 1956, Imre Nagy membentuk pemerintahan koalisi komunis dan non-komunis untuk membebaskan tahanan politik, membubarkan polisi keamanan negara, dan memulai negosiasi dengan Uni Soviet dan meminta pasukan Uni Soviet untuk meninggalkan Kota Budapest. Pasukan Uni Soviet mengundurkan diri dari Budapest pada 28 Oktober tanpa keberatan atas tindakan yang diambil oleh pemerintah Hungaria, karena perjanjian tersebut mengindikasikan bahwa Hungaria akan menghormati perjanjian komersial dan militernya dengan Uni Soviet dan demokrasi rakyat.
Pada tanggal 30 Oktober, sembilan belas pabrik di Csepel mendirikan Dewan Pekerja Pusat Csepel. Sehari kemudian, gerakan sentralisasi dan penguatan gerakan ini menghasilkan Parlemen Dewan Pekerja untuk seluruh Budapest. Pertemuan bersejarah ini menghasilkan pernyataan tentang tugas dan hak dewan pekerja dengan sembilan poin, diantaranya:
- Pabrik adalah milik para pekerja. Pekerja harus membayar pungutan kepada negara yang dihitung berdasarkan output dan sebagian dari keuntungan.
- Badan pengendali tertinggi pabrik adalah Dewan Pekerja yang dipilih secara demokratis oleh para pekerja.
- Dewan Pekerja memilih komite eksekutifnya sendiri yang terdiri dari 3-9 anggota, yang bertindak sebagai badan eksekutif Dewan Pekerja, melaksanakan keputusan dan tugas yang ditetapkan olehnya.
- Direktur dipekerjakan oleh pabrik. Direktur dan karyawan tertinggi harus dipilih oleh Dewan Pekerja. Pemilihan ini akan berlangsung setelah rapat umum publik yang dipanggil oleh komite eksekutif.
- Direktur bertanggung jawab kepada Dewan Pekerja dalam segala hal yang menyangkut pabrik.
- Dewan Pekerja sendiri memiliki semua hak untuk:
a) menyetujui dan meratifikasi semua proyek yang menyangkut perusahaan;
b) memutuskan tingkat upah dasar dan metode penilaiannya;
c) memutuskan semua hal tentang kontrak luar negeri;
d) memutuskan pelaksanaan semua operasi yang melibatkan kredit. - Dewan Pekerja menyelesaikan setiap konflik yang berkenaan dengan perekrutan dan pemecatan semua pekerja yang dipekerjakan di perusahaan.
- Dewan Pekerja memiliki hak untuk memeriksa neraca dan memutuskan penggunaan keuntungan yang akan diberikan.
- Dewan Pekerja menangani semua permasalahan yang ada di dalam perusahaan.
Pada tanggal 31 Oktober 1956, angin segar nampaknya mendukung gerakan Revolusi Hungaria ketika Pravda mendeklarasikan kesetaraan antara hubungan Uni Soviet dengan negara-negara satelitnya. Pemerintah Uni Soviet telah bersiap untuk bernegosiasi dengan pemerintah Republik Rakyat Hungaria dan anggota-anggota lainnya dari Pakta Warsawa tentang permasalahan mengenai kehadiran pasukan Uni Soviet di wilayah Hungaria. Di sisi lain diluar pernyataan yang dikeluarkan melalui Pravda, pimpinan Uni Soviet memutuskan untuk menyelesaikan masalah di Hungaria dengan jalan kekerasan.
Pada 1 November 1956 Imre Nagy mengumumkan bahwa Hungaria akan mendorong menghapus aturan satu partai dan menerapkan kebijakan multi partai. Imre Nagy pun secara dramatis menyatakan bahwa Hungaria menarik diri dari Pakta Warsawa dan menyatakan netralitas Hungaria serta memohon kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan dukungan kepadanya. Akan tetapi, kekuatan Barat terutama Amerika Serikat enggan mengambil risiko untuk mengambil keputusan yang tegas dalam Revolusi Hungaria ini.
Pada tanggal 3 November 1956, dewan distrik Csepel dan Ujpest menyerukan agar pemogokan diakhiri, dengan disiplin kembali bekerja pada tanggal 5 November 1956. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat negosiasi pemerintah Imre Nagy dengan Uni Soviet.
Respon Uni Soviet terhadap Revolusi Hungaria 1956
Kebijakan netralitas dan pengunduran diri Hungaria dari Pakta Warsawa oleh Imre Nagy menyebabkan Janos Kadar dan anggota kabinet lainnya mengundurkan diri setelah menuduh Imre Nagy telah kehilangan kendali atas situasi kepada kaum nasionalis dan reaksioner. Pada tanggal 3 November 1956 Pravda melaporkan di Moskow bahwa “komunis militan telah dibantai dan dibunuh”; di mana apa yang terjadi di Hungaria merujuk pada “kekejaman binatang” yang dilakukan oleh para pemberontak kepada para komunis militan.
Pada tanggal 4 November 1956, Nikita Khrushchev memerintahkan tank-tank dan pasukan Uni Soviet bergerak ke arah Budapest untuk menghancurkan pemberontakan nasional itu. Diperkirakan sekitar 150.000 tentara dan lebih dari 2.000 tank dikerahkan. Pertempuran di jalanan dan kota secara mengerikan pun terjadi, tetapi kekuatan militer yang dimiliki oleh Uni Soviet dengan segera dapat memastikan kemenangan. Pada pagi hari, 4 November 1956, Perdana Menteri Hungaria, Imre Nagy mengumumkan invasi Uni Soviet ke Hungaria dan menyatakan: “Pasukan kami sedang berperang dan pemerintah sudah siap.”
Namun, dalam beberapa jam setelah pertempuran terjadi, Imre Nagy mencari suaka di Kedutaan Besar Yugoslavia di Budapest. Mantan kolega Imre Nagy, Janos Kadar, yang telah diberangkatkan dari Moskow ke kota Szolnok, 60 mil tenggara ibu kota, bersiap untuk mengambil alih kekuasaan dengan dukungan Moskow. Janos Kadar mulai membentuk pasukan polisi rahasia.
Pada tanggal 7 November 1956 pasukan Uni Soviet telah cukup kuat mengendalikan negara sehingga Janos Kadar dapat mengambil sumpah jabatan di gedung Parlemen (meskipun pemerintah Nagy tidak pernah secara resmi mengundurkan diri). Meskipun begitu, Kantong-kantong perlawanan Revolusi Hungaria tetap ada, tetapi Janos Kadar mampu memulai proses panjang “normalisasi” yang menampilkan penekanan perbedaan pendapat dalam bentuk apa pun dan sebaliknya mengooptasi masyarakat Hungaria untuk mengikuti rezim baru.
Akhir Revolusi Hungaria 1956
Pada tanggal 4 November 1956, Uni Soviet menyerbu Hungaria untuk menghentikan revolusi, Ribuan orang terbunuh dan terluka dan hampir seperempat juta orang Hungaria meninggalkan negara itu. Di dalam penyerangan yang dilakukan oleh Uni Soviet, Imre Nagy berhasil ditangkap dan dieksekusi pada tahun 1958.
Selama upaya “normalisasi” yang dilakukan oleh Janos Kadar, sebanyak 2.000 orang dieksekusi karena menyebarkan ajaran dan “gagasan yang salah”. Perlawanan yang berkelanjutan terhadap pemerintah Jason Kadar ditanggapi dengan sikap represif dari pemerintah; seperti jam malam yang tidak dicabut hingga Mei 1957, masalah peradilan yang tidak selesai sampai November 1957, sepanjang 1957-1958 eksekusi terjadi hampir setiap hari, sepanjang tahun 1956-1958 sekitar 40.000 orang menjadi tahanan politik, pada tahun 1959 sembilan anggota Dewan Pekerja Ujpest dieksekusi. Di mana baru pada Jauari 1960 hukuman mati secara resmi diakhiri.
Daftar Bacaan
Gyorkei, J.; Kirov, A.; Horvath, M. 1999. Soviet Military Intervention in Hungary, 1956. New York: Central European University Press.
Crampton, R. J. 2003. Eastern Europe in the Twentieth Century–and After. Routledge: London.
Litvan, Gyorgy. 1996. The Hungarian Revolution of 1956: Reform, Revolt and Repression. London: Longman
Tokes, Rudolf L. 1998. Hungary’s Negotiated Revolution: Economic Reform, Social Change and Political Succession. Cambridge: Cambridge University Press.
Gati, Charles. 2006. Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest and the 1956 Hungarian Revolt. Stanford: Stanford University Press