Kerajaan Kampar

Sejarah Kerajaan Kampar

Kerajaan Kampar – Kerajaan Kampar sejak abad ke-15 berada di bawah pengaruh dari Kerajaan Malaka. Namun, pada masa pemerintahan Sultan Abdullah. Kerajaan Kampar tidak mau menghadap Sultan Mahmud Syah I di Bintan sebagai pemegang kekuasaan Kemaharajaan Melayu. Akibatnya, Sultan Mahmud Syah I mengirimkan pasukannya ke Kerajaan Kampar. Sultan Abdullah minta bantuan Portugis dan berhasil mempertahankan Kerajaan Kampar. 

Ketika Sultan Abdullah dibawa ke Malaka oleh Portugis, Kerajaan Kampar ada di bawah pembesar-pembesar kerajaan, di antaranya Mangkubumi Tun Perkasa yang mengirimkan utusan ke Kemaharajaan melayu di bawah pimpinan Sultan Abdul Jalil Syah I yang memohon agar di Kampar ditempatkan raja. Hasil permohonan tersebut dikirimlah seorang pembesar dari Kemaharajaan melayu, yaitu Raja Abdurrahman yang bergelar Maharaja Dinda I dan berkedudukan di Pekantua.

Kerajaan Kampar
Wilayah Kerajaan Kampar (warna merah) diperkirakan memiliki luas yang sama dengan luas wilayah Kabupaten Kampar sekarang

Hubungan antara Kerajaan Kampar di bawah pemerintahan Maharaja Lela Utama dengan Kerajaan Siak dan Kuantan adalah perdagangan. Akan tetapi, pada masa pemerintahan penggantinya, Maharaja Dinda II memindahkan ibu kota Kerajaan Kampar tahun 1725 ke Pelalawan. Kemudian Kerajaan Kampar tunduk kepada Kerajaan Siak pada tanggal 4 Februari 1879, dengan terjadinya perjanjian pengakuannya, Kerajaan Kampar berada di bawah pemerintah Hindia-Belanda.

error: Content is protected !!