Sejarah Peradaban Romawi Kuno
Peradaban Romawi Kuno – Peradaban Romawi Kuno berkembang di Eropa yang berpusat di Semenanjung Italia pada abad ke-8 SM hingga runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 M. Peradaban Romawi Kuno telah memberikan sumbangan besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan arsitektur bagi peradaban umat manusia. Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang sejarah peradaban Romawi Kuno.
Geografis dan asal usul bangsa Romawi Kuno
Bangsa Romawi merupakan salah satu bangsa di Eropa yang memiliki peran penting di dalam perkembangan kehidupan umat manusia. Peradaban Romawi Kuno menjadi salah satu peradaban klasik yang mengembangkan ilmu pengetahuan, hukum dan seni. Berkaitan dengan asal-usul bangsa Romawi diperkirakan ketika pada 1500 SM yaitu satu kelompok suku Tribes (Indo-Eropa) yang kemudian disebut dengan orang latia (Latin) mulai memasuki Semenanjung Italia dari utara dan membangun pemukiman di sebelah selatan lembah sungai Tiber.
Pemukiman yang dibangun di selatan Sungai Tiber ini kemudian disebut dengan latium. Latium merupakan daerah lembah pegunungan yang dialiri oleh Sungai Tiber sehingga memiliki kondisi tanah yang baik untuk menunjang pertanian. Di Latium inilah suku-suku Latin kemudian bersatu sebagai upaya untuk melindungi mereka dari serangan musuh seperti bangsa Etruscan, suatu bangsa pelaut dari Timur yang mulai memasuki Italia sekitar 1000 SM.
Suku-suku Latin yang bersatu ini bernaung dalam sebuah Liga yang dinamakan Roma. Pusat kebudayaan mereka terletak di Kota Roma di lembah Sungai Tiber. Pendirian kota Roma sendiri tidak diketahui secara pasti waktu terbentuknya, namun pendirian Kota Roma sering dikaitkan dengan legenda Remus dan Romulus. Kisah ini terdapat dalam Aeneis sebuah karya sastra berupa syair yang ditulis oleh Vergilius antara tahun 29 SM dan 19 SM.
Menurut keterangan dari Vergilius, Remus dan Romulus adalah keturunan dari Aeneas, seorang pangeran Troya. Aeneas kabur ke Semenanjung Italia setelah kota Troya diserang oleh bangsa Yunani pada 1184 SM. Sehingga diperkirakan bahwa Kota Roma mulai dibangun kira-kira sejak 750 SM. Cerita ini juga muncul dalam Illias yaitu sebuah syair yang ditulis oleh seorang Yunani yaitu Homerus sekitar abad ke-8 atau ke-7 SM. Namun, hingga saat ini belum ada bukti arkeologis yang dapat membuktikan kebenaran cerita tersebut.
Menurut legenda, Romulus dan Remus adalah putra kembar Dewa Mars yang ditinggalkan di dalam keranjang di Sungai Tiber yaitu tempat mereka ditemukan oleh seorang serigala betina. Serigala itu merawat mereka sampai seorang gembala menemukan mereka dan kemudian membesarkannya. Hingga kini gua serigala dianggap sakral bagi masyarakat Romawi Kuno, mereka menjadikan gua tersebut sebagai kuil di Bukit Palatinus.
Nama kota tersebut merupakan nama yang diberikan oleh Romulus setelah mengalami pertengkaran dengan Remus tentang nama kota tersebut sehingga Romulus membunuh Remus. Menurut masyarakat Romawi Kuno, legenda ini terjadi sekitar tahun 753 SM. Kalender Romawi Kuno menggunakan penanggalan yang dimulai dari tahun 753 SM. Pusat Peradaban Romawi Kuno terletak di Italia bagian tengah, di tepi sungai Tiber.
Keadaan geografis dapat dijadikan sebagai faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan Romawi, yaitu :
- Lokasi Romawi di dunia Laut Tengah adalah sangat strategis untuk ekspansi dan perdagangan;
- Pegunungan Italia (Appenina) membentang arah utara dan selatan sehingga tidak ada halangan untuk persatuan jazirah itu;
- Iklim yang nyaman dan adanya tanah yang subur, mendukung majunya pertanian;
- Pegunungan Alpen di utara dan laut yang mengitari Italia pada tiga sisi memberikan perlindungan dari penyerbuan asing;
- Ibu kota Romawi dibangun di atas tujuh bukit dan di tengah semenanjung sehingga memberikan perlindungan alam baginya.
Pembabakan Sejarah Romawi Kuno
Para arkeolog dan sejarawan yang mempelajari tentang kebudayaan dan peradaban Romawi Kuno telah membuat pembagian waktu yang bertujuan untuk mempermudah dalam memecahkan rahasia-rahasia kemegahan Romawi yang belum terpecahkan. Pembabakan tersebut dibagi dalam tiga waktu atau zaman, diantaranya :
Perkembangan Menuju Republik (Sekitar 800-200 SM)
Pada tahun 1000 SM bangsa petani yang bernama Latin dan Sabini mendiami sebuah tempat yang nantinya akan menjadi Roma. Ketika kota tersebut sedang berkembang, bangsa Etruska merebut mengambil alih kekuasaaannya. Akan tetapi, orang Roma tidak membiarkan hal tersebut, mereka merebut kembali kota Roma dan akhirnya pada 509 SM mereka mengumumkan berdirinya pemerintahan republik.
Masa Akhir Republik (200-27 SM)
Romawi Kuno berkembang oleh karena melakukan perluasan wilayah dengan menguasai wilayah-wilayah disekitarnya seperti Suriah, Afrika Utara, Yunani, dan Prancis. Mereka menguasai Laut Tengah yang disebut “Mare Nostrum” yang artinya “Laut Kami”. Setelah pemerintahan republik berlangsung, para pemimpin militer mulai bersaing untuk menjadi penguasa yang diktator, salah satu yang terkenal dalam persaingan itu adalah Julius Caesar pada abad ke 27 SM. Namun, salah satu keturunannya yang bergelar “Augustus” tidak mendukung pemerintahan Republik sehingga ia membubarkan pemerintahan tersebut dan mengangkat dirinya sendiri sebagai seorang kaisar atau imperator.
Kekaisaran Romawi (27 SM-476 M)
Perubahan menuju sistem kekaisaran ini nampaknya membuahkan hasil bagi peradaban Romawi Kuno. Hal ini terlihat pada 117 M Kekaisaran Romawi berada pada puncak kejayaannya. Ketika itu wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi sangat luas hampir seluruh daratan Eropa hari ini, dan sebagian Afrika di bawah kekuasaannya. Disamping kejayaan tersebut, hal ini juga menyebabkan keruntuhan imperium itu sendiri karena ketidaksanggupan mereka dalam mengawasi dan mengontrol wilayah yang sangat luas sehingga sulit untuk menjaga dan mempertahankan wilayahnya.
Keruntuhan Kekaisaran Romawi yang menjadi kehancuran pula bagi peradaban Romawi Kuno ketika dimulainya penyerangan suku Germanik yang meruntuhkan Kekaisaran Romawi Barat, Konstantinus menetapkan agama Kristen sebagai agama negara dan Konstantinopel yang sekarang Istanbul sebagai ibu kota yang baru di mana Kekaisaran Romawi Timur tetap eksis hingga beberapa abad kemudian.
Awal keruntuhan ini terjadi ketika Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua pada 395 M, yaitu Romawi Barat yang nantinya menjadi Romawi itu sendiri dan pada akhirnya dikalahkan oleh suku bangsa Visigot dari Germania pada 476 dan yang kedua Romawi Timur atau Kekaisaran Bizantium yang masih bertahan hingga akhirnya dikalahkan oleh Kekaisaran Turki Usmani pada 1453.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Peradaban Romawi Kuno memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi peradaban umat manusia. Di bawah ini adalah beberapa sumbangan peradaban Romawi Kuno dalam bidang ilmu pengetahuan.
Pengobatan Romawi Kuno
Pencapaian ilmu pengetahuan Romawi Kuno sebagian besar terjadi dalam bidang pengobatan dan teknik. Sebenarnya dalam bidang sains, orang Romawi Kuno tidak begitu banyak berkontribusi karena Bangsa Romawi pertama kali mempelajari ilmu pengobatan dari bangsa Yunani. Faktanya, sebagian besar dokter Romawi berasal dari Yunani, atau merupakan keturunan Yunani.
Seperti bangsa Yunani, bangsa Romawi percaya pada empat cairan tubuh (empedu hitam, empedu kuning, lendir, dan darah) dan metode pengobatan dengan cara pengeluaran darah. Dokter Romawi yang paling penting adalah Galenus, yang hidup pada 131-201 dan menulis sebuah buku tentang pengobatan. Buku Galenus tersebut menjadi buku pengobatan utama yang digunakan oleh para dokter di Eropa selama ratusan tahun berikutnya.
Galenus mengulangi banyak penelitian Hippokrates mengenai empat cairan, tetapi dia juga menambahkan banyak sekali hasil penelitiannya tentang tubuh manusia. Galenus mempelajari bagian dalam tubuh manusia dengan cara memeriksanya langsung. Biasanya dia mengamati tubuh prajurit atau gladiator yang terluka. Dan dia membedah banyak hewan untuk mengetahui cara kerja tubuh mereka.
Galenus tentunya mengetahui tentang anatomi lebih banyak daripada Hippokrates. Galenus memahami bahwa darah dialirkan ke seluruh tubuh oleh jantung. Dan dia sudah mengungkap bahwa saraf mengendalikan gerakan tubuh, dan bahwa manusia berpikir menggunakan otak. Namun dia tidak membuat banyak kemajuan dalam hal metode pengobatan terhadap manusia. Dia masih berpikiran bahwa metode pengeluaran darah adalah cara yang baik.
Arsitektur Romawi Kuno
Bangsa Romawi Kuno memiliki cara tersendiri di dalam pembangunan infrastruktur berbagai konstruksi bangunan yang terdapat di kota seperti Forum Romunum yang berfungsi sebagai tempat bertransaksi. Kemudian terdapat Colloseum dengan kubah pantheon yang kubahnya membentuk setengah lingkaran dan bangunan lainnya. Masyarakat Romawi Kuno juga telah menggunakan beton yang memiliki berat lebih ringan dibanding dengan batu.
Di samping itu orang Romawi Kuno juga menetapkan satu ukuran standar untuk pembuatan batu bata yang berukuran panjang dan tipis sehingga memberikan ciri khas pada penampilan kota Romawi Kuno. Orang Romawi Kuno juga telah sadar akan kebersihan, oleh karena itu mereka membangun toilet yang diatur sesederhana mungkin dalam satu ruangan, pembangunan ini dilakukan untuk menjaga kota tetap bersih dan sehat.
Angka Romawi Kuno
Bangsa Romawi Kuno tidak mengalami banyak perkembangan dalam bidang matematika, namun mereka berhasil menciptakan sistem penulisan angka mereka sendiri. Bangsa Romawi mempergunakan beberapa sistem yang berbeda untuk penulisan angka. Meskipun mereka memiliki cara sendiri dalam penulisan angka, bukan berarti penulisan angka model Yunani benar-benar ditinggalkan. Terkadang mereka masih menggunakan angka-angka Yunani.
Dengan sistem penulisan seperti ini, anak-anak Romawi mengalami kesulitan ketika melakukan perkalian, pembagian, atau penambahan angka dalam jumlah besar. Karena itu, anak-anak Romawi, bahkan anak-anak yang bersekolah, tidak melakukan perkalian dan pembagian angka besar di kertas, tetapi mereka menghafal tabel perkalian. Untuk angka-angka besar, mereka mempergunakan papan hitung atau abacus. Tetapi banyak perkalian dan pembagian angka besar biasanya dilakukan oleh orang Romawi yang ahli, bukan oleh orang biasa.
Sistem Sanitasi Romawi Kuno
Pada mulanya, di kota-kota besar di Romawi Kuno, orang-orang sering sakit karena meminum air yang telah terkontaminasi oleh kotoran manusia. Untuk menyelesaikan masalah ini, banyak kota di Romawi yang membangun akuaduk untuk menyediakan air bersih dari perbukitan di sekitar kota. Pemerintah juga membangun toilet umum Ada juga toilet umum yang memiliki jamban untuk banyak orang sekaligus. Beberapa saluran pembuangannya bahkan masih dipergunakan hingga saat ini.
Sistem Pelayaran Romawi Kuno
Berkaitan dengan sistem pelayaran Romawi Kuno, sebenarnya hingga memasuki Perang Punisia Pertama, pada tahun 264 SM, bangsa Romawi Kuno bukanlah bangsa pelaut, dan mereka juga tidak memiliki angkatan laut. Namun, ketika mereka harus berperang melawan Kartago, yang merupakan keturunan bangsa Fenisia yang merupakan pelaut tangguh, orang Romawi harus mempelajari teknik cara pembuatan kapal dengan cara meniru kapal-kapal Kartago.
Tidak lama setelah itu, pada tahun 100-an SM, Bangsa Romawi berhasil menaklukan Fenisia dan sejak itu pula kemampuan pembuatan kapal Romawi merupakan keberlanjutan dari pembuatan kapal Asia Barat. Para pelaut Fenisia tetap membangun kapal seperti sebelumnya, namun kini status mereka adalah sebagai warga Romawi.
Ketika Romawi menaklukan Fenisia, mereka sudah menguasai seluruh Laut Tengah, jadi sebenarnya mereka tidak terlalu membutuhkan angkatan laut lagi. Sebab, tidak ada musuh politik yang mampu menyaingi mereka. Sehingga hanya sejumlah kapal patroli untuk membasmi bajak laut, serta kapal dagang untuk kepentingan ekonomi. Sebagian besar angkatan laut pada kapal-kapal Romawi adalah orang Fenisia, Yunani atau Mesir, karena bangsa-bangsa tersebut memang terkenal memiliki kebudayaan berlayar. Pada masa akhir Kekaisaran Romawi, semua uang pajak digunakan untuk membiayai angkatan darat, sehingga angkatan laut Kekaisaran Romawi tidak lagi diperhatikan.
Meskipun angkatan laut Romawi tak lagi terlalu penting, ketika Romawi menguasai seluruh Laut Tengah, ada banyak kapal dagang yang berlayar menjelajahi Laut Tengah. Orang-orang yang merancang kapal-kapal itu terus berusaha meningkatkan rancangan kapal selama masa Kekaisaran Romawi. Peningkatan yang paling penting adalah perkembangan secara bertahap dari pembuatan layar segitiga, yang pertama kali muncul pada masa akhir Republik, yang mulai muncul sebenarnya pertama kali sekitar tahun 50 SM. Layar segitiga ini secara perlahan menggantikan layar segi empat.
Layar segitiga ini lebih dikenal dengan sebutan layar “latin” karena diciptakan oleh para penutur bahasa Latin. Layar latin memiliki kelebihan karena dapat memanfaatkan angin dengan lebih baik . Dengan menggunakan layar latin, kapal dapat berlayar lebih cepat daripada ketika menggunakan layar segi empat, dan tidak membutuhkan angin yang terlalu kencang untuk membuat kapal melaju.
Perkembangan Bahasa Romawi Kuno
Bahasa Latin adalah induk dari beragam bahasa di Eropa seperti bahasa Prancis, Italia, Spanyol, Portugis, Rumania, dan juga telah memperkaya bahasa Inggris. Perlu diketahui bahwa lebih dari setengah kosakata dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin. Ketika Imperium Romawi Barat runtuh, bahasa Latin tetap menjadi bahasa negara, gereja, dan orang-orang terpelajar di seluruh Eropa. Bahkan hingga sekarang dunia hukum dan kedokteran modern masih berisi banyak ungkapan Latin.
Perkembangan Teknologi
Salah satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi Kuno adalah kehebatan mereka dalam bidang arsitektur. Bangsa Romawi Kuno banyak melakukan inovasi dalam bidang arsitektur. Bangsa Romawi Kuno menerapkan gaya Etruska dan Yunani yang mengkombinasikan tiga hal penting yaitu tiang, gerbang melengkung, dan kubah. Sekitar 700 SM, bangsa Etruska memperkenalkan arsitektur Asia Barat ke Italia, dan mengajarkannya pada bangsa Romawi. Kini tidak banyak arsitektur Etruska yang tersisa, namun banyak makam bawah tanah mereka yang masih ada, selain juga reruntuhan kuil-kuil mereka.
Pada periode Republik, bangsa Romawi banyak melakukan pengembangan pada kota mereka. Mereka membangun saluran air, jalan, dan saluran pembuangan. Forum dan kuil Romawi juga berkembang. Orang-orang juga membuat teater dan colosseum untuk permainan para gladiator.
Kaisar pertama Romawi, Augustus, melakukan lebih banyak perubahan dalam bidang arsitektur. Dia membangun Altar Perdamaian, pemakaman untuk keluarganya, dan teater batu yang besar untuk pertunjukan drama. Setelah Augustus, Tiberius, juga membangun ulang kuil Castor dan Pollux di Forum Romawi. Kaisar selanjutnya, Nero, juga membangun banyak bangunan, termasuk Istana emasnya.
Pada 69 M, Kaisar Vespasianus mengambil beberapa material dari Istana Emas untuk membangun Colosseum. Putra Vespasianus, Titus, membangun pelengkung kejayaan, dan putranya Domitianus membangun istana besar untuk dirinya sendiri di bukit Palatine. Meskipun Domitianus terbunuh pada 96 M, arsitek-arsitek selanjutnya terus menggunakan gaya yang pernah dikembangkan untuk istananya, karena kaisar-kaisar berikutnya tinggal di istana yang dibangun oleh Domitianus.
Arsitek-arsitek Trajanus menggunakan batu bata dan lengungan beton untuk membuat bangunan Forum yang baru dengan tiang yang besar serta bangunan pasar. Trajanus juaga membangun pemandian umum besar pertama di kota Roma. Arsiteknya kemungkinan adalah orang yang sama yang nantinya membangun Pantheon Hadrianus, sebuah kuil untuk semua dewa. Kuil itu memiliki kubah yang sagat besar, dan tidak ada yang membuat kubah yang lebih besar dari ini selama lebih dari seribu tahun kemudian.
Di provinsi-provinsi Kekaisaran Romawi, orang-orang membangun forum, kuil, pemandian umum, dan amfiteater, meskipun secara umum lebih kecil daripada yang ada di kota Roma. Ada banyak kota yang sangat terawat di Kekaisaran Romawi. Di Italia ada kota Pompeii, Ostia, dan Cosa. Sementara di sekitar Mediterania, ada kota Ampurias di Turki, Caesarea di Israel, Lepcis Magna di Libya, Bulla Regia, Dougga, dan Maktar di Tunisia, Volubilis di Maroko, dan Italica serta Empurias di Spanyol.
Setelah masa kaisar Hadrianus, Romawi mulai jarang melakukan penaklukan sehingga harta pemasukan berkurang dan program pembangunan mulai dihentikan. Namun kaisar Caracalla masih bisa membangun pemandian umum yang besar di kota Roma pada awal 200 M, dan di akhir 200 M, Kaisar Diokletianus membangun pemandian lainnya.
Pada awal 300 M, Kaisar Maxentius membangun istana yang besar di luar dinding Roma, dan basilika di Forum Romawi. Kaisar Konstantinus membangun pelengkung kejayaan, beberapa gereja, dan memindahkan ibukota Kekaisaran Romawi ke Konstantinopel (Istanbul). Di sana, dia dan keturunannya membangun lebih banyak gereja, tempat sirkus, dan istana. Di bawah ini adalah beberapa arsitektur karya Romawi Kuno;
Basilika
Jika orang Romawi ingin melakukan kegiatan kelompok, mereka biasanya berkumpul di basilika. Bagian dalam basilika sedikit banyak mirip dengan gereja Kristen atau katedral abad pertengahan; ada ruangan besar dengan tiang-tiang untuk membentuk gang-gang. Kadang ada tempat duduk untuk orang-orang tertentu. Lantai basilika Aemilia dibangun dari berbagai jenis marmer, yang didatangkan dari Numidia, Mesir, Yunani, dll, untuk menunjukkan tempat-tempat kekuasaan Romawi.
Perbedaan antara basilika dengan gereja adalah bahwa pintu masuknya terletak di sisi panjang bangunan. Di dalam basilika, hakim mengadili suatu perkara, politikus menggelar pidato, guru mengajar murid-muridnya. Di tangga basilika, orang-orang menjual makanan atau menukarkan uang. Ketika basilika Aemilia terbakar habis, banyak koin perunggu (hasil pertukaran) yang meleleh ke lantai basilika.
Akuaduk
Seiring berkembangnya kota-kota Romawi menjadi semakin besar, maka kebutuhan terhadap kebutuhan air pun semakin bertambah. Saluran pembuangan yang dialirkan ke sungai menyebabkan sungai tidak layak untuk dijadikan sumber air oleh rakyat Romawi. Akhirnya pemerintah Romawi memutuskan untuk membangun saluran air dari batu yang sangat panjang dan digunakan untuk mengalirkan air bersih dari bukit terdekat sampai ke kota. Akuaduk pertama dibangun di kota Roma sebelum kemudian dibangun juga di kota-kota lain. Pada akhirnya, sebagian besar kota di Romawi punya setidaknya satu Akuaduk, sementara kota besar seperti Roma bisa punya sampai sepuluh Akuaduk.
Akuaduk tidak mudah untuk dibangun, arsiteknya harus benar-benar memperhitungkan supaya airnya bisa sampai dengan benar, tidak berhenti di tengah jalan atau mengalir terlalu cepat. Untuk menjaga agar alirannya tepat, pembangunan Akuaduk seringkali harus disesuaikan dengan keadaan kota, kadang Akuaduk dibuat dengan penyangga berbentuk lengkungan, kadang dialirkan lewat saluran batu di tanah, bahkan kadang melalui terowongan bawah tanah. Akuaduk terus digunakan sampai 400-an M. Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, kota-kota di Eropa menjadi lebih kecil, dan pasokan air didapatkan melalui sumur-sumur yang dibuat.
Amfiteater
Amfiteater atau Colosseum di Roma, sebenarnya masih banyak amfiteater lainnya di Kekaisaran Romawi. Pertarungan-pertarungan gladiator pada masa Etruria sebenarnya dapat digelar di mana saja asalkan di tempat yang rata di dekat bukit, supaya orang-orang bisa duduk di lereng bukit dan menonton pertarungan yang berlangsung di bawahnya. Namun tempat seperti itu jarang ada, sehingga pada tahun 300 SM, para orang kaya dan pemerintah membangun amfiteater sementara dari kayu bagi orang-orang untuk duduk, seperti layaknya bukit buatan.
Bangunan tersebut dinamai amfiteater karena terlihat seperti dua teater yang saling berhadapan. Pada tahun terakhir masa Republik Romawi, ada begitu banyak pertarungan gladiator sampai rakyat lelah untuk membuat amfitater dadakan lalu membongkarnyasetelah pertunjukan selesai. Kota-kota besar mulai membangun amfiteater tetap dari marmer dan batu kapur. Amfiteater batu pertama di Romawi tidak dibangun di kota Roma tetapi di kota Pompeii. Amfiteater pertama di kota Roma adalah Colosseum dibangun pada 70-an M oleh kaisar Romawi, Vespansianus.
Semakin lama di seluruh Kekaisaran Romawi mulai dari Suriah sampai Spanyol, dari Inggris sampai Tunisia, terdapat amfiteater. Amfiteater juga menjadi tempat dilaksanakannya hukuman mati. Pada hari libur, di beberapa kota, para petani ikut menyaksikan pertarungan dan eksekusi di amfiteater. Amfiteater terus digunakan sampai tahun 300-an M. Setelah rakyat Romawi memeluk agama Kristen, pertarungan gladiator dihentikan karena sebelumnyabanyak penyebar agama Kristen yang menjadi korban gladiator, dan juga karena pertarungan gladiator diselenggarakan untuk memuja para dewa.
Ara Pacis
Setelah kaisar Romawi Augustus berhasil menguasai Romawi melalui perang saudara pada masa akhir Republik Romawi, sekitar 30 SM, dia membangun Altar Perdamaian (Ara Pacis). Dia membangunnya untuk menunjukkan bahwa peperangan sudah berakhir.
Sistem Ekonomi
Masyarakat Romawi Kuno berprofesi sebagai petani karena awal masuk mereka yaitu sebagai bangsa petani yang kemudian mengalahkan bangsa Etruska. Kemudian kegiatan yang menjadi faktor penggerak ekonomi Roma adalah perdagangan dengan ditemukannya bukti arkeologis yaitu berupa bangkai kapal yang didalamnya terdapat guci-guci yang bermuatan anggur, buah ceri, buah zaitun, anggapan berdagang semakin besar. Mereka biasanya menjual hasil panen mereka di pasar kota atau forum romunum. Petani Romawi membayar pajak sebagian dengan uang, sebagian lagi dengan hail panen.
Romawi telah memiliki uang logam yang disebut Denarii, uang tersebut digunakan oleh para pedagang yang membuat Romawi menjadi makmur. Pajak dari rakyat digunakan untuk membiayai kekaisaran, Romawi memerlukan pasukan yang kuat dan pejabat yang cakap untuk mengolah daerah kekuasaannya. Uang logam Romawi ditemukan di seluruh penjuru kekaisaran karena uang tersebut adalah uang resmi, kebanyakan uang-uang tersebut ditenukan di Caesarea Maritima (Israel sekarang).
Orang kaya beserta budak-budak mereka juga tinggal di kota. Beberapa dari orang kaya ini adalah tuan tanah, yang menyewakan tanah mereka pada para petani miskin, atau menyuruh budak untuk mengurusnya. Beberapa orang kaya menjalankan bisnis pembuatan pakaian atau peralatan. Kaum perempuan menjual barang-barang di toko, menjadi penjahit, atau mengemis. Perempuan biasanya tidak menjadi pengajar di sekolah. Bangsa Romawi juga melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka menyeberangi Laut Tengah untuk membeli papirus dari Mesir, kaca dari Fenisia, daging babi dan garam dari Austria, timah dari Inggris, saus ikan, alat masak, dan piring dari Afrika Utara, dan minyak zaitun dari Spanyol. Bahkan petani biasa mampu membeli banyak dari benda-benda tersebut.
Beberapa pedagang bahkan pergi lebih jauh, ke Samudra Hindia atau menyebrangi Asia Barat, untuk berdagang dengan orang india dan memperoleh kapas, kayu manis, bumbu-bumbu, dan bahkan sutra yang datang dari Tiongkok. Benda-benda ini tergolong mahal dan hanya mampu dibeli oleh golongan orang kaya.
Sistem Sosial-Masyarakat
Kelas sosial di Roma kuno adalah hirarkis, tetapi ada beberapa tumpang tindih antar individu misalnya satu lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang lain. Di dalam masyarakat, rakyat yang kebanyakan disebut plebeia atau disingkat pleb mempunyai kekuasaan yang terbatas, mereka tidak diperbolehkan menjadi pejabat, dilarang menikah dengan kelas patrisia, memiliki suara terbatas dalam pembuatan undang-undang. Pembatasan ini mengakibatkan perseteruan antara plebeia dengan patrisia, kaum plebeia mengancam akan keluar dari Roma dan mendirikan kota sendiri.

Akan tetapi, dalam perkembangannya akhirnya kaum plebeia memperoleh hak-haknya, diantaranya: hak untuk memilih tribune-tribune yaitu pejabat-pejabat yang memiliki hak veto dalam perundang-undangan Senat, hukum Romawi untuk pertama kali dituliskan pada 540 SM sehingga rakyat jelata mendapat perlindungan dari hakim-hakim patrisia, jabatan-jabatan umum mulai terbuka untuk mereka, majelis dapat membuat undang-undang tanpa veto senat. Seiring dengan perkembangannya kaum Plebeia yang membuat pemerintahan lebih baik yaitu dalam kemasan demokratis.
Sistem Politik
Zaman Republik (510-31 SM)
Pada mulanya Republik Romawi adalah republik kaum Patricia yaitu pemerintahan yang dikuasai oleh kaum bangsawan dengan sistem pemerintahannya bersifat aristokrat. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh dua orang konsul dengan masa jabatan selama satu tahun. Mereka dan pejabat-pejabat lainnya dipilih oleh warganegara laki-laki dewasa. Sedangkan badan legislatif atau senat (kamar atas / upper house) berjumlah sekitar 300 orang patrisia yang menjabat seumur hidup dan diawasi oleh 12 keluarga Romawi. Kemudian majelis atau assembly (kamar bawah / lower house) terdiri dari semua laki-laki dewasa yang dapat menggunakan senjata, meskipun jumlahnya banyak tetapi tindakan-tindakan yang hendak dilakukan harus mendapat persetujuan dari senat terlebih dulu.
Pejabat-pejabat lain yang dipilih oleh warga negara tadi adalah;
- Praetors memegang urusan pengadilan.
- Aediles mengendalikan pemerintahan kota.
- Quaestors memegang masalah keuangan.
- Cencors mengawasi daftar warganegara dan moral rakyat.
Kekaisaran Romawi
Pada masa kekaisaran Romawi, terdapat kaisar-kaisar yang terkenal, diantaranya:
- Augustus (30 SM-14 M), Pemerintahannya adalah “Jaman Keemasan”. Nama asli Augustus adalah Octavianus, ia adalah kaisar pertama yang menggantikan status dari republik mejadi kekaisaran. Augustus menjadi konsul seumur hidup, dia sangat berpengaruh dalam Romawi karena memiliki peran yang bisa mempengaruhi kebijakan ynag dibuat oleh Senat. Di bawah kekuasaannya, Romawi menjadi sangat kaya, perdamaian meliputi seluruh Imperium yang berlangsung selama 200 tahun yang disebut Pax Romana, dia juga membentuk sistem mata uang, menggiatkan perdagangan, membangun jalan-jalan, memperluas kewarganegaraan, mengorganisasi polisi dan mengadakan departemen pemadam kebakaran,
- Tiberius (14 SM-37 M), Tiberius memperluas wilayah kekuasaan kekaisaran dan menghapuskan Majelis,
- Claudius (41-54 M), Claudius menjadikan Inggris Selatan diatur oleh Romawi, memperkenalkan kesusasteraan, adat istiadat, dan bahasa Latin ke daerah tersebut. Berdasarkan dari temuan arkeologis bahwa Claudius telah berbuat banyak dibandingkan kaisar lainnya dalam menjadikan Ostia sebagai pelabuhan yang penting setidaknya pelabuhan ini tetap bertahan hingga periode Abad Pertengahan. Claudius membuat pelabuhan dan terusan dari sungai Tiber ke laut. Ia juga membangun mercusuar yang berguna bagi para pelaut. Ostia menjadi sangat penting karena pelabuhan tersebut sebagai penyalur barang-barang terutama makanan, kekurangan makanan akan membuat kerusuhan di Roma dan mungkin dapat menggulingkan kekaisaran,
- Nero (54-68 M), Kaisar Nero terkenal sebagai sosok kaisar yang tiran.
- Vespasianus (67-79 M), Vespasianus adalah kaisar Romawi yang membangun Colloseum, dan Vespasianus yang mengirimkan putranya Titus untuk menaklukkan kota Yerussalem di Palestina,
- Trajanus (98-177 M), Trajanus berhasil menambahkan Rumania (dulu Dacia) ke dalam kekuasaan Romawi,
- Hadrianus (117-138 M) memperkuat pertahanan-pertahanan terutama di Inggris dan Eropa Tengah,
- Marcus Aurelius (161-180 M),
- Diocletianus (284-305 M),
- Constantine (312-337 M), memindahkan ibukota dari Roma ke Byzantium dan menamakan kembali menjadi Konstantinopel.
- Justinianus (527-565 M), kaisar Romawi Timur yang terbesar.
Dalam jangka waktu lima abad, republik Roma telah tumbuh menjadi sebuah imperium. Imperium Romanium menguasai wilayah yang sangat luas. Wilayah kekuasaanya meliputi seluruh wilayah Laut Tengah.
Kekuasaan tertinggi di Imperium Romanum dipegang oleh Senat. Kekuasaan Senat bukan hanya dalam bidang legislatif saja, tetapi juga dalam bidang eksekutif. Fungsi Senat telah berubah dari badan penasehat menjadi badan yang paling berkuasa di seluruh negara, sehingga seseorang hanya mungkin diangkat menjadi konsul apabila disukai atau dapat diperalat oleh Senat. Kekuasaan senat yang besar itu, lambat laun ditentang oleh para panglima perang.
Untuk menghadapi Senat, pada tahun 64 SM, para panglima perang seperti Pompeius, Crassus, dan Julius Caesar membentuk persekutuan tiga serangkai atau lebih dikenal dengan sebutan Triumvirat. Kemunculan Triumvirat membuat Senat tidak mempunyai kekuasaan lagi.
Pembagian Kekaisaran Romawi
Pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius, wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Kekaisaran Romawi Barat
Kekaisaran Romawi Barat beribukota di Roma. Sejak pembagian itu kekaisaran Romawi Barat tidak bertahan lama karena terjadi serangan-serangan dari bangsa Hun atau bangsa Indo-Jerman (Goth). Bangsa-bangsa Indo-Jerman yang masih rendah kebudayaannya berdesak-desakan atau berebutan masuk ke wilayah Romawi Barat. Mereka mendirikan kerajaan baru di wilayah yang mereka kuasai.
Pada pertengahan abad ke-5 M, yang berkuasa di Romawi Barat bukan lagi Kaisar Romawi, melainkan jenderal-jenderal dari berbagai bangsa tadi. Sedangkan Kaisar Romawi hanya sebagai boneka belaka. Akhirnya pada tahun 476 M, Kaisar Odoaker dari Romawi Barat turun tahta setelah penyerangan yang dilakukan oleh Theoderic. Dengan berhasil diturunkannya Odoaker maka berakhirlah Kekaisaran Romawi Barat.
Kekaisaran Romawi Timur
Kekaisaran Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel. Runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M, tidak mempengaruhi perkembangan pemerintahan Kekaisaran Romawi Timur atau yang dikenal pula dengan nama Kekaisaran Byzantium. Sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat, Kekaisaran Romawi Timur dapat bertahan hingga 10 abad lamanya. Hal ini disebabkan karena letak ibukota Kekaisaran Romawi Timur, Konstantinopel sangat strategis. Kekaisaran Romawi Timur mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Kaisar Yustinianus (527-563 M).
Dalam bidang kekuasaan, kaisar-kaisar Romawi Timur bersifat mutlak atau absolutisme. Mereka berdiri di atas segala undang-undang yang mengikat semua rakyat. Dengan kekuasaan seperti itu, kekaisaran Romawi Timur terus dapat bertahan hingga tahun 1453 M saat terjadi serangan dari bangsa Turki Utsmani yang mengakibatkan runtuhnya Kekaisaran Romawi Timur.
Kesenian Romawi Kuno
Seni Patung
Tingginya peradaban Romawi Kuno dalam seni patung yaitu dengan cara mengambil gaya seni Yunani dan mengembangkannya menjadi gaya tersendiri. Salah satu hasilnya adalah Ara Pacis, yang dekorasinya mirip dengan dekorasi kuil Parthenon di Yunani. Di bawah ini adalah Ciri-ciri patung Romawi:
1) Figur badan penuh berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang;
2) Portrait, menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat;
3) Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik;
4) Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali menggunakan model sungguhan.
Seni Drama
Sebagian besar drama karya Plautus telah hilang. Drama Plautus yang paling terkenal adalah Amphitryon, tentang kelahiran Herkules. Penulis drama Romawi lainnya adalah Terentius, yang hidup pada masa berikutnya dan menulis drama komedi.
Seni Sastra
Masa Romawi penulis yang terkenal adalah Vergilius. Vergilius menulis kumpulan puisi yang disebut Georgics, yang menggambrakan betapa indahnya Italia, dan betapa damainya Romawi berkat Augustus. Karya Vergilius yang paling terkenal adalah wiracarita yang berjudul Aeneid. Di dalam karyanya itu menceritakan tentang Aineias, pahlawan Troya, yang berhasil memimpin orang-orang Troya untuk kabur dari Troya ketika pasukan Yunani menghancurkan kota Troya. Aineias dan orang-orangnya berkelana sampai ke Italia, dan keturunan Aineias inilah yang akhirnya mendirikan kota Roma.
Seni Arsitektur
1) Ara Pacis( Altar Perdamaian), untuk menunjukkan bahwa peperangan sudah berahkir;
2) Kuil digunakan untuk tempat pemujaan kepada dewa;
3) Basilika hakim mengadili suatu perkara, politikus menggelar pidato, guru mengajar murid-muridnya;
4) Aquaduk adalah saluran panjang untuk menyalurkan air;
5) Forum Romunum, tempat ini adalah tempat orang-orang berkumpul, berbisnis, melakukan jual-beli, bertemu kawan-kawannya, mencari berita terbaru, atau bersekolah.
Sistem Kepercayaan
Jauh sebelum terbentuknya Republik Roma, ketika nenek moyang orang Romawi masih merupakan gembala dan petani yang hidup di dataran rendah latium, kepercayaan yang dianut adalah animisme. Para dewa bukanlah pribadi melainkan roh tanpa pribadi yang menghuni segala sesuatu seperti pohon,karang burung, dan binatang buas, rumput di ladang dan kilat di udara. Roh-roh tadi tanpa pertalian khusus dengan manusia.
Mereka ini dapat menolong atau mencelakakan manusia dan tugas agama ialah bergaul dengan mereka sedemikian rupa agar kekuatannya berguna bagi manusia. Orang-orang Roma pada masa itu melakukan penyembahan terhadap roh yang memerintah rumah tangga dan yang menguasia mata air, ladang, dan tempat-tempat lain yang di anggap penting di desa. Bangsa Romawi memuja beberapa roh seperti:
- Vesta yaitu roh pengurus api tungku;
- Lares yaitu roh penjaga rumah tangga dan batas ladang keluarga;
- Penates yaitu roh penjaga lumbung.
Peradaban Romawi Kuno juga mendapat pengaruh besar dari peradaban Yunani termasuk kepercayaan yang bersifat Polytheisme atau memuja banyak dewa. Bangsa Romawi juga menyembah dewa-dewa bangsa Yunani namun namanya disesuaikan dengan nama-nama Romawi.
Pada masa pemerintahan Republik, bangsa Romawi menyembah dewa, akan tetapi mereka juga tidak meninggalkan kepercayaan lama mereka yakni menyembah roh-roh leluhur. Untuk melengkapinya mereka membangun kuil dan pawai agama serta mereka mencetuskan ide yakni dewa dengan wajah manusia, penggunaan Arca dan patung. Pada saat penaklukan bangsa Etruska, bangsa Romawi mengambil patung Dewi Yuno dan menempatkannya di bukit Aventinus.
Pada masa Republik mereka meluaskan wilayah kekuasaannya hingga Yunani sehingga Bangsa Romawi banyak mendapatkan konsep-konsep agama dari Yunani. Banyak dewa dan dewi Yunani yang diserap hampir tidak ada perubahan. Dewa dan dewi tersebut antara lain :
- Jupiter menjadi Dewa Zeus yang menurunkan Dewa-Dewa Yunani juga sebagai Dewa Langit;
- Dewi Juno mengambil tabiat Dewi Hera yakni Dewi Yunani junjungan kaum wanita dan Dewi perkawinan;
- Dewa Mars mengambil alih Sifat Dewa Ares yakni Dewa Peperangan;
- Dewa Merkurius mengambil alih sifat-sifat Dewa Hermes yakni Dewa Kurir;
- Dewi Diana mengambil alih sifat Dewi Artemis yakni Dewi Perburuan;
- Dewa Neptunus mengambil alih sifat Dewa Poseidon yakni Dewa Laut;
- Dewi Venus mengambil alih sifat Dewi Aphrodite yang cantik berseri-seri;
- Dewa Apollo yang tidak diubah namanya oleh bangsa Romawi sebagai Dewa tari, nyanyi dan olahraga.
Keruntuhan Peradaban Romawi Kuno
Bangsa Romawi memang telah berhasil menguasai daerah-daerah di sekitarnya, tetapi untuk mengendalikan semua daerah itu memerlukan tenaga dan strategi yang matang. Daerah-daerah tersebut memiliki struktur dan kondisi masyarakat yang berbeda dengan sebelumnya, tumbuhnya perbudakan dan bertambahnya kemiskinan di kalangan petani, munculnya kelas-kelas baru. Permasalahan yang terjadi di Romawi menyebabkan keruntuhan bagi Romawi pada 476 M, berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan Peradaban Romawi Kuno:
- Tumbuhnya kemakmuran di kalangan atas. Pada daerah yang ditaklukan, uang dan barang-barang hasil produksi para budak terus mengalir di kalangan atas Roma, hal ini menimbulkan kelas baru yaitu kelas pedagang kaya;
- Penyalahgunaan pemerintahan yang terjadi di berbagai provinsi wilayah Romawi. Di provinsi-provinsi, tidak menerapkan sistem demokrasi sebagaimana yang telah diterapkan di pusat. Setiap provinsi Romawi dipimpin oleh seorang gubernur yang berasal dari golongan patrisia, ia diangkat oleh senat, dengan menjadi gubernur ia semakin bertambah kaya karena menerima hasil pajak yang diperas dari rakyatnya;
- Terjadinya kesenjangan sosial yang tinggi antara si kaya dan si miskin. Orang kaya menjadi semakin kaya, hal ini terjadi ketika hendak melaksanakan peperangan. Semua peralatan dan suplai makanan diperlukan dengan sesegera mungkin, disamping itu Roma juga membangun jembatan-jembatan, kapal untuk perang, jalan-jalan, keuangan semakin menipis dan tidak ada pilihan lain selain meminjam uang meskipun dengan bunga yang tinggi. Kejadian lain adalah wilayah pertanian yang luas (latifundia) membutuhkan tenaga pengolah yang banyak pula sehingga petani banyak yang mengimpor tenaga manusia. Akan tetapi, semakin banyak budak yang dibawa ke Italia terpaksa semakin banyak pula petani-petani kecil yang menganggur. Hak suara yang mereka milikipun dibeli oleh politikus-politikus yang tidak bertanggung jawab, mereka membelinya dengan “roti dan sirkus”. Sirkus yang dimaksudkan disini adalah pertarungan gladiator antar orang-orang yang diadu misalnya perlombaan kuda di circus maximus ataupun pertarungan yang dipertontonkan di amfiteater-amfiteater seperti colloseum;
- Serdadu profesional mulai menggantikan sukarelawan demi mempertahankan negara. Walaupun sukarelawan, mereka mempunyai semangat yang lebih tinggi untuk mempertahankan negara apabila dibandingkan dengan serdadu profesional.
- Mulai memudarnya kewibawaan dan martabat Kekaisaran Romawi . Kehidupan yang semakin nyaman menggantikan kerja keras sehingga nilai tersebut luntur digantikan dengan korupsi dan hidup yang foya-foya.
Selain faktor-faktor di atas yang menyebabkan keruntuhan Peradaban Romawi Kuno memiliki banyak kemungkinan; yang pertama adalah karena letusan Gunung Vesuvius yang mengakibatkan hancurnya dua kota yang sangat mengambil peran dalam peradaban Romawi yaitu Pompeii dan Herculaneum, penyebab kedua adalah adalah serangan suku Germanik. Dari kedua faktor di atas hanya untuk sebab yang kedua ini lebih dapat dipercaya sebab telah ditemukan sebuah situs arkeologis yang mana telah ditemukan puing-puing peperangan Kekaisaran Romawi melawan suku Germanik itu.