Dalam kehidupan bermasyarakat, status sosial, peran sosial, dan mobilitas sosial merupakan konsep penting yang saling berkaitan. Status sosial menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, peran sosial menggambarkan harapan-harapan yang melekat pada status tersebut, dan mobilitas sosial mengindikasikan perpindahan status sosial seseorang atau kelompok dalam masyarakat.
Kedudukan (Status)
Menurut Roucek dan Warren kedudukan adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Apabila dikaitkan dengan stratifikasi sosial, maka kedudukan (status) dapat dimaknai sebagai tempat seseorang secara umum dalam (lapisan) masyarakat sehubungan dengan keberadaan orang lain, meliputi lingkungan pergaulan, harga diri, hak, dan kewajiban. Pada prinsipnya setiap individu dalam pergaulan hidupnya memiliki beberapa status sosial pokok (key status), yaitu sebagai berikut:
- Status dalam lingkungan kerja atau pekerjaan seseorang
- Status dalam sistem kekerabatan
- Status religius dan status politik
Status menurut cara memperolehnya terbagi atas tiga macam, yaitu sebagai berikut :
Ascribed Status
Status atau Kedudukan tersebut diperoleh secara turun temurun, melalui kelahiran. Status ini diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diberikan tanpa memandang kemampuan atau perbedaan antar individu. Contohnya adalah status sebagai keturunan bangsawan.
Achieved Status
Achieved status adalah kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh melalui kelahiran. Kedudukan ini bersifa terbuka bagi siapa saja, tergantung kemampuan dari masing-masing individu dalam mengejar dan mencapai tujuannya. Contohnya adalah, seorang dokter spesialis, pilot dan akuntan.
Assigned Status
Assigned status adalah status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain atas jasa-jasa tertentu. Contohnya adalah para pahlawan dan peraih nobel.
Peran (Role)
Peran (Role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang telah menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah melaksanakan suatu peran. Suatu status pasti memiliki sejumlah peran yang melekat padanya, sedangkan peran tidak mungkin ada tanpa status. Jadi dapat disimpulkan bahwa status dan peran tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Mobilitas Sosial
Secara etimologis, mobilitas berasal dari kata mobilitas yang artinya mudah dipindahkan. Secara umum, mobilitas sosial berarti perpindahan posisi seseorang atau kelompok dari lapisan satu ke lapisan yang lainnya. Masyarakat terbagi ke dalam lapisan-lapisan, baik secara vertikal maupun horizontal. Gerak masyarakat sangat bergantung pada struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
Apabila masyarakat tersebut berada dalam struktur sosial yang kaku (misalnya, pada masyarakat kasta, kerajaan, atau suku pedalaman), maka gerak sosial masyarakat relatif lebih sempit karena terbatas oleh aturan serta nilai-nilai sosial yang tidak memungkinkan seseorang untuk berpindah lapisan. Sebaliknya, pada masyarakat dengan struktur sosial terbuka, peluang untuk bermobilitas sangat terbuka karena masyarakat bebas untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya untuk bisa berpindah dari lapisan satu ke lapisan yang lainnya, terutama perpindahan secara vertikal. Perlu dipahami bahwa Secara prinsip terdapat tiga jenis mobilitas yang utama, yaitu :
Mobilitas Horizontal
Yaitu perpindahan seseorang atau kelompok dalam lapisan sosial yang sama. Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati orang tersebut tidak mengalami perubahan. Contoh: Seorang guru SMK yang berpindah menjadi guru SMA, seorang tukang batu berganti pekerjaan menjadi tukang kayu.
Mobilitas Vertikal
Yaitu perpindahan status sosial seseorang atau kelompok pada lapisan sosial yang berbeda. Dalam mobilitas sosial vertikal terjadi perpindahan lapisan yang tidak sederajat, bisa berupa kenaikan lapisan dan bisa juga karena penurunan lapisan/kedudukan.
Mobilitas sosial tersebut terbagi menjadi dua:
Social climbing
Social climbing adalah peningkatan status/kedudukan seseorang ke dalam lapisan yang lebih tinggi. Social climbing memiliki dua bentuk, yaitu:
- Kenaikan pangkat seseorang ke golongan yang lebih tinggi, Misalnya: seorang walikota yang kemudian menjadi gubernur.
- Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari lapisan yang sudah ada Misalnya: dalam pemilihan pengurus kelas, Andre terpilih sebagai ketua kelas yang berhak mengatur seluruh siswa di kelas itu.
Social sinking
Social sinking merupakan penurunan status/kedudukan seseorang ke dalam lapisan sosial yang lebih rendah. Social sinking juga memiliki dua bentuk, yaitu:
- Turunnya kedudukan seseorang ke golongan yang lebih rendah, Misalnya: seorang karyawan yang di-PHK, seorang pejabat yang pensiun.
- Tidak dihargainya lagi kedudukan sebagai lapisan sosial atas, Misalnya: tidak berlakunya lagi gelar kebangsawanan seseorang.
Mobilitas intra-generasi, antar-generasi, dan antar-wilayah
Mobilitas intra-generasi
Mobilitas intra-generasi adalah perpindahan kedudukan sosial seseorang/ anggota masyarakat yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Misalnya: Alumni SMA Unggul angkatan 2020 ( ada yang menjadi pengusaha, sopir, mahasiswa, tentara, dll)
Mobilitas antar-generasi
Mobilitas antar-generasi adalah perpindahan kedudukan sosial seseorang/ anggota masyarakat yang terjadi di antara beberapa generasi dalam satu keturunan.
Mobilitas sosial antar-generasi bisa berbentuk vertikal naik atau vertikal turun.
Mobilitas antar-generasi naik
Misalnya: Ujang adalah seorang PNS, padahal ayahnya hanya seorang petani dan kakeknya seorang buruh tani.
Mobilitas antar-generasi turun
Misalnya: Jono adalah seorang kuli bangunan, padahal ayahnya seorang pedagang, dan kakeknya seorang kepala desa.
Mobilitas antar-wilayah
Mobilitas antar-wilayah adalah perpindahan seseorang/ kelompok dari suatu tempat ke tempat lain. Bentuk-bentuk migrasi antar-wilayah adalah migrasi, urbanisasi, dan transmigrasi, mobilitas ini juga dissebut mobilitas gerak sosial geografis.