Suraliman (568-597)

Sang Baladhika Suraliman (568-597), menggantikan kedudukan ayahnya, Resiguru Manikmaya sebagai raja di Kerajaan Kendan. Suraliman menikahi putri kerajaan Kutai Bakula Putra (Martadipura), Mutyasari Putri. Dari hasil pernikahannya, Raja Putra Suraliman memiliki seorang putra yang bernama Kandiawan dan seorang putri bernama Kandiawati. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Kendan sebagai daerah bawahan Kerajaan Tarumanegara telah berhasil memperluas wilayahnya dengan menguasai Medang Jati (Garut) sebagaimana yang dikisahkan dari Carita Kabuyutan Sanghyang Tapak.

Masa Pemerintahan Suraliman

Keberhasilan Raja Putra Suraliman di dalam menaklukan daerah Medang Jati tidak terlepas dari didikan ayahnya, Resiguru Manikmaya dan juga daerah Kerajaan Kendan yang nampaknya memang dijadikan sebagai tempat pendidikan bagi calon-calon prajurit elit dari Kerajaan Tarumanegara. Selain itu, keberhasilan Raja Putra Suraliman yang juga telah mencapai salah satu jabatan tertinggi dalam struktur birokrasi kerajaan, yaitu sebagai panglima angkatan laut Kerajaan Tarumanegara.

suraliman

Penaklukan yang dilakukan oleh Sang Baladhika Suraliman telah memajukan perekonomian masyarakat Kerajaan Kendan. Dari segi ekonomi dapat terlihat dengan adanya perluasan tersebut, masyarakat Kerajaan Kendan yang awal mulanya bekerja di ladang, beberapa diantaranya telah mulai menggunakan jalur sungai terutama Sungai Cimanuk yang mengalir menuju dua pelabuhan di utara yaitu Indramayu dan Cirebon. Dengan terbukanya daerah ini, maka sangatlah memungkinkan bagi Kerajaan Kendan untuk menarik bea cukai dari para pedagang yang singgah di kedua pelabuhan di utara yang hendak menuju daerah pusat Kerajaan Kendan yang terdapat di pedalaman.

Daftar Bacaan

  • Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
  • Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
  • Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
  • Atja & Ekajati, E.S. 1989. Carita Parahiyangan “karya tim pimpinan pangeran wangsakerta”. Bandung: Yayasan Pembangunan Jawa Barat.
  • Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah “Panitia Wangsakerta” Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Ekajati, Edi S. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Jakarta: Pustaka Jaya.
  • Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
  • Iskandar, Yoseph.1997. Sejarah Jawa Barat (Yuganing Rajakawasa).Bandung: Geger Sunten
  • Kapur, Kamlesh. 2010. History Of Ancient India (portraits Of A Nation). New Delhi: Sterling Publishers Pvt. Ltd.
  • Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.

Beri Dukungan

Beri dukungan untuk website ini karena segala bentuk dukungan akan sangat berharga buat website ini untuk semakin berkembang. Bagi Anda yang ingin memberikan dukungan dapat mengklik salah satu logo di bawah ini:

error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Abhiseva.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca