Suryawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang dinobatkan pada tahun 535 M menggantikan ayahnya, Sang Candrawarman. Setelah dinobatkan sebagai raja di Kerajaan Tarumanegara, Suryawarman bergelar Sri Maharaja Suryawarman Sang Mahapurusa Bimaparakrama Hariwangsa Digwijaya.
Masa Pemerintahan Suryawarman
Sang Raja Suryawarman memiliki beberapa orang anak, namun yang tercatat hanyalah Kertawarman, yang kelak menjadi penerus Raja Suryawarman sebagai raja Kerajaan Tarumanegara. Beberapa hari setelah dilantik sebagai raja Kerajaan Tarumanegara, Raja Suryawarman mengirimkan utusan Kerajaan Tarumanegara ke negara-negara sahabat. Utusan dari Kerajaan Tarumanegara itu dikirimkan ke negeri Cina, Campa, Syangka, Jawana (Yawana), Bakulapura (Kalimantan), Bhanggala, Bharata dan beberapa negara lainnya.
Tujuan daripada utusan dari Raja Suryawarman itu adalah memberikan kabar bahwa Kerajaan Tarumanegara kini dipimpin oleh sang pangeran, yaitu Suryawarman yang telah dilantik menjadi raja Kerajaan Tarumanegara menggantikan ayahnya, Candrawarman. Para utusan yang dikirimkan oleh Suryawarman itu adalah petinggi agama Kerajaan Tarumanegara, yaitu Santawarman, kemudian adik Suryawarman, Mahisawarman, selain itu juga terdapat Panglima Hasta Prakosa.

Pada masa pemerintahan Raja Suryawarman, Kerajaan Tarumanegara mengalami perpindahan pusat pemerintahan dari Sundapura ke Cirebon. Meskipun hingga kini belum diketahui sebab dari berpindahnya pusat Kerajaan Tarumanegara dari Sundapura ke Cirebon. Namun, yang jelas berpindahnya pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara menyebabkan kerajaan-kerajaan kecil bertumbuh. Semisal, kondisi ini dimanfaatkan oleh kerajaan-kerajaan kecil, seperti Kerajaan Kendan yang mulai tumbuh pesat.
Kemunculan Kerajaan Kendan ini didorong oleh Raja Suryawarman yang memberikan wilayah dan pasukannya kepada menantunya, yakni Resi Manikmaya. Kerajaan Kendan ini didirikan di Gunung Sanghyang Anjung, Kendan, Bandung pada tahun 568 M. Selain kemunculan kerajaan-kerajaan kecil yang mulai bertumbuh, pengaruh Kerajaan Tarumanegara juga mulai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan Raja Suryawarman kurang begitu memerhatikan urusan-urusan politik dan kenegaraan secara profesional. Sri Maharaja Suryawarman wafat pada tahun 561 M. Kedudukannya sebagai raja Kerajaan Tarumanegara digantikan oleh putranya yang bernama Kretawarman.
Daftar Bacaan
- Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
- Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
- Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah “Panitia Wangsakerta” Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Ekajati, Edi S. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Groeneveldt. W. P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok: Komunitas Bambu.
- Kapur, Kamlesh. 2010. History Of Ancient India (portraits Of A Nation). New Delhi: Sterling Publishers Pvt. Ltd.
- Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.