Zaglossus Bartoni: Landak Papua Yang Unik

Nokdiak moncong panjang timur/ekidna moncong panjang timur/nokdiak moncong panjang Barton, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Zaglossus bartoni, adalah salah satu dari tiga spesies nokdiak moncong panjang (genus Zaglossus) yang terdapat di Papua. Hewan mamalia unik ini tergolong dalam famili Tachyglossidae, dan merupakan salah satu dari sedikit mamalia bertelur (monotremata) yang masih ada di dunia.

Habitat dan Distribusi Ekidna Moncong Panjang Timur (Zaglossus bartoni)

Ekidna moncong panjang timur (Zaglossus bartoni) memiliki habitat yang terbilang spesifik, yaitu di wilayah pegunungan Pulau Papua. Keberadaannya terkonsentrasi di dua wilayah utama; Pegunungan Tengah (Central Cordillera) dan Semenanjung Huon. Daerah Pegunungan Tengah membentang dari Danau Paniai di barat hingga Pegunungan Nanneau di timur yang encakup beberapa kabupaten, seperti: Paniai, Intan Jaya, Mimika, dan Puncak Jaya. Ketinggian habitat di wilayah ini berkisar antara 2.000 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut. Jenis hutan yang dominan di wilayah ini adalah hutan pegunungan tropis dan subtropis.

Zaglossus bartoni

Habitat Ekidna moncong panjang timur yang selanjutnya adalah Semenanjung Huon yang terletak di timur laut Papua Nugini, tepatnya di Provinsi Morobe. Ketinggian habitat di wilayah ini bervariasi, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian mencapai 3.000 meter. Jenis hutan yang dominan di wilayah ini adalah hutan hujan tropis dan hutan pegunungan. Selain dua wilayah yang telah disebutkan terdapat pula wilayah lain dari persebaran spesies ini yang juga menunjukkan pada persebaran subspesies dari ekidna moncong panjang barat.

Meskipun memiliki wilayah distribusi yang cukup luas, landak papua tidak ditemukan merata di semua tempat. Populasinya terkonsentrasi di beberapa area kecil yang memiliki habitat yang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan tidak tersebarnya secara merata populasi dari landak papua seperti:

  1. Ketersediaan makanan, landak papua adalah insektivora, yang berarti mereka memakan serangga. Mereka membutuhkan habitat dengan tanah yang kaya akan invertebrata seperti cacing tanah, semut, dan rayap.
  2. Suhu, Nokdiak moncong panjang timur memiliki metabolisme yang lambat dan lebih menyukai suhu yang lebih dingin. Mereka lebih banyak ditemukan di daerah pegunungan yang memiliki suhu rata-rata sekitar 10-15 derajat Celcius.
  3. Ketinggian, Zaglossus bartoni umumnya ditemukan di ketinggian antara 2.000 hingga 3.000 meter. Namun, ada beberapa laporan yang menunjukkan bahwa mereka dapat ditemukan di ketinggian yang lebih rendah, hingga 500 meter, dan di ketinggian yang lebih tinggi, hingga 4.150 meter.
  4. Gangguan manusia, Aktivitas manusia seperti perburuan, penebangan liar, dan konversi hutan menjadi lahan pertanian telah menyebabkan hilangnya habitat Zaglossus bartoni dan fragmentasi populasinya.
Baca Juga  Platipus (Ornithorhynchus anatinus): Mamalia Bertelur Yang Unik
Peta persebaran landak papua

Semua ekidna berparuh panjang diklasifikasikan sebagai satu spesies, hingga tahun 1998 ketika Tim Flannery menerbitkan artikel yang mengidentifikasi beberapa spesies dan subspesies baru. Spesies ini kemudian dikenali berdasarkan berbagai ciri fisik seperti ukuran tubuh, morfologi tengkorak, dan jumlah jari kaki pada kaki depan dan belakang. Terdapat empat subspesies Zaglossus bartoni yang telah dikenali. Populasi setiap subspesies terisolasi secara geografis. Subspesiesnya adalah:

  1. Zaglossus bartoni bartoni ditemukan di Wilayah Dataran Tinggi Pulau Papua.
  2. Zaglossus bartoni clunius adalah hewan endemik di Semenanjung Huon di Provinsi Morobe. Subspesies ini memiliki lima jari di setiap kaki, bukan hanya di kaki depan. Ia diasingkan dari sejenisnya di dataran rendah Lembah Markham. Kekhasan subspesies ini mendukung kekhasan endemik mamalia di Huon.
  3. Zaglossus bartoni smeenki adalah subspesies terkecil dari spesies ini. Dengan ciri-ciri fisik memiliki lima jari di setiap kaki, bukan hanya di kaki depan. hewan ini adalah endemik di Jajaran Pegunungan Nanneau di Provinsi Oro.
  4. Zaglossus bartoni diamondi adalah subspesies terbesar dari landak papua dan sebagai monotremata terbesar yang masih ada. Hewan ini dijumpai di seluruh pergunungan di New Guinea tengah, dari Tasik Paniai di Provinsi Papua Tengah di Indonesia hingga Jajaran Pegunungan Kratke di Provinsi Dataran Tinggi Timur di Papua New Guinea.

Ciri-Ciri Fisik

Landak Papua (Zaglossus bartoni) memiliki beberapa ciri fisik yang unik dan khas yang membedakannya dari mamalia lain. Berikut adalah beberapa ciri fisik dari spesies ini:

Ukuran dan Bentuk Tubuh

  1. Nokdiak moncong panjang timur adalah spesies nokdiak moncong panjang terbesar, dengan panjang tubuh mencapai 60 cm dan berat badan antara 5 hingga 10 kilogram.
  2. Tubuhnya berbentuk silindris dan ramping, dengan kaki yang pendek dan kuat.
  3. Bagian atas tubuhnya ditutupi oleh duri berwarna coklat tua atau hitam, yang terbuat dari keratin dan berfungsi sebagai pelindung dari predator.
  4. Duri-durinya tersusun dalam baris-baris di sepanjang punggung dan ekornya, dan semakin panjang di bagian belakang tubuhnya.
  5. Perutnya tidak memiliki duri, dan ditutupi oleh kulit berwarna coklat muda atau krem.
Baca Juga  Misteri Ekidna (Tachyglossidae): Mamalia Berduri Yang Penuh Kejutan

Moncong dan Mulut

  1. Nokdiak moncong panjang timur memiliki moncong yang panjang dan lengket, yang digunakan untuk mencari mangsa di tanah.
  2. Moncongnya dilengkapi dengan rambut sensorik yang sensitif, yang membantu mereka menemukan mangsa dalam gelap.
  3. Mulutnya kecil dan tidak memiliki gigi, melainkan memiliki rahang yang kuat untuk menghancurkan mangsanya.
  4. Lidahnya panjang dan lengket, dan digunakan untuk menangkap semut dan invertebrata lainnya.

Kaki dan Cakar

  1. Spesies ini memiliki kaki yang pendek dan kuat, dengan cakar yang besar dan tajam.
  2. Cakarnya digunakan untuk menggali tanah untuk mencari mangsa dan membangun sarang.
  3. Kakinya juga memungkinkan mereka untuk memanjat pohon dengan mudah.
  4. Memiliki ekor yang pendek dan tebal, yang ditutupi oleh duri.
  5. Ekornya digunakan untuk membantu mereka menjaga keseimbangan saat memanjat dan menggali.

Adaptasi Fisik

Landak Papua memiliki indra penciuman yang tajam, yang membantu mereka menemukan mangsa dalam gelap. Penglihatan mereka lemah, tetapi pendengaran mereka cukup baik. Perlu diketahui bahwa metabolisme mereka berjalan dengan lambat dan suhu tubuh yang rendah, sekitar 30-33 derajat Celcius. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghemat energi di lingkungan yang dingin. Mereka memiliki bulu yang tebal dan padat, yang membantu mereka tetap hangat di malam hari yang dingin. Sebenarnya, spesies ini adalah perenang yang handal, dan menggunakan ekornya untuk berenang. Dengan memiliki ciri-ciri fisik unik ini memungkinkan landak papua untuk hidup dan berkembang di lingkungan hutan pegunungan Papua yang dingin dan lembab.

Perilaku Landak Papua

Landak Papua (Zaglossus bartoni) adalah hewan nokturnal, yang berarti mereka aktif di malam hari dan tidur di siang hari. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari makan, menggali tanah untuk mencari invertebrata seperti cacing tanah, semut, rayap, kumbang, belalang, dan laba-laba. Spesies ini memiliki indra penciuman yang tajam yang membantu mereka menemukan mangsa dalam gelap. Landak Papua menggunakan moncongnya yang panjang dan lengket untuk menggali tanah dan mencari mangsa. Dengan lidahnya yang panjang dan lengket membantu mereka menangkap semut dan invertebrata lainnya dan menghabiskan banyak waktu untuk mencari makan dan hanya makan dalam jumlah kecil setiap kali mereka mencari makanan.

Baca Juga  Manfaat Gajah Bagi Manusia

Ekidna moncong panjang timur adalah hewan soliter dan teritorial di mana mereka umumnya menghindari kontak satu sama lain, kecuali untuk kawin. Pejantan dan betina hanya bertemu selama musim kawin, dan mereka tidak membentuk ikatan pasangan. Spesies ini berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan suara, bau, dan tanda visual. Perlu diketahui bahwa mereka adalah hewan pemalu dan mudah ketakutan termasuk dengan kehadiran manusia di mana mereka akan segera melarikan diri ke dalam lubang apabila merasa terancam.

Sebagai mamalia, Landak Papua berkembang biak dengan bertelur yang menjadikan mereka masuk ke dalam monotremata. Betina menghasilkan satu atau dua telur besar sekitar 10 hari setelah kawin. Telur disimpan di kantong khusus pada perut betina dan dierami selama sekitar 10-15 hari. Setelah menetas, anak-anak mereka yang disebut puggle tetap bersama induk mereka selama sekitar 6 bulan, menyusu dari kelenjar susu yang dihasilkan oleh induk mereka. Nokdiak moncong panjang timur mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 2-3 tahun.

Beri Dukungan

Beri dukungan untuk website ini karena segala bentuk dukungan akan sangat berharga buat website ini untuk semakin berkembang. Bagi Anda yang ingin memberikan dukungan dapat mengklik salah satu logo di bawah ini:

error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Abhiseva.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca