Landak Irian (Zaglossus bruijni), atau yang lebih dikenal sebagai Ekidna moncong panjang barat/nokdiak moncong panjang barat (western long-beaked echidna), merupakan salah satu mamalia paling unik di dunia. Hewan ini termasuk dalam famili Tachyglossidae, yang dikenal sebagai hewan berduri moncong panjang pemakan semut.
Ciri-Ciri Unik Zaglossus bruijni

Di bawah ini adalah ciri-ciri unik yang terdapat pada spesies Zaglossus bruijni:
- Tubuh ditutupi duri panjang dan tajam berwarna cokelat tua hingga hitam yang berfungsi sebagai pelindung dari predator.
- Spesies ini memiliki moncong panjang dan ramping yang lengket berfungsi untuk mencari mangsa di tanah.
- Kaki pendek dan kuat dengan kemampuan ini dapat membantu mereka menggali tanah untuk mencari cacing tanah dan serangga lainnya.
- Lidah yang panjang dan lengket untuk menangkap mangsa.
- Spesies ini memiliki ekor yang pendek dan tidak terlihat.
- Ukuran tubuh spesies ini bervariasi, panjang tubuh sekitar 40-60 cm dan berat rata-rata 5-10 kg. Jantan sedikit lebih besar daripada betina. Di mana jantan dewasa mencapai panjang 60 cm dan berat hingga 16 kg, sedangkan betina dewasa memiliki ukuran yang lebih kecil.
Perilaku Dan Makanan Zaglossus bruijni
Landak Irian adalah hewan nokturnal yang berarti mereka aktif di malam hari. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mencari makan dan berlindung di lubang atau sarang yang terbuat dari daun dan ranting. Landak Irian adalah insektivora yang berarti mereka adalah hewan pemakan serangga. Makanan favorit mereka adalah cacing tanah, tetapi mereka juga memakan semut, rayap, dan larva.
Di dalam mencari makanannya ekidna moncong panjang barat ini memiliki indra penciuman yang tajam yang membantu mereka menemukan mangsa di tanah. Mereka menggunakan cakarnya yang kuat untuk menggali tanah dan moncong panjang mereka untuk menyedot mangsanya. Mengenai pencernaan dan metabolisme, hewan ini memiliki pencernaan yang lambat. Mereka memakan tanah dan batu kecil yang membantu mereka menggiling makanan di perut mereka.
Landak Irian adalah hewan soliter yang artinya mereka hidup sendiri dan tidak berkelompok sehingga menghindari keberadaan sesamanya dan bahkan spesies lain. Meskipun sebagai hewan soliter, spesies ini memiliki wilayah jelajah yang mereka tandai dengan kelenjar aroma. Eklidna moncong panjang barat adalah pejalan kaki yang baik dan dapat memanjat pohon. Landak Irian berkomunikasi satu sama lain dengan suara, bau, dan tanda visual.
Nokdiak moncong panjang barat berkembang biak secara seksual di mana musim kawin terjadi antara bulan Juni dan Agustus. Para pejantan bersaing untuk mendapatkan betina dengan saling berkelahi. Betina melahirkan satu telur di sarangnya. Telur yang memiliki diameter sekitar 5 cm itu dierami selama sekitar 10 hari. Anaknya yang baru lahir disebut puggle. Puggle dilahirkan buta dan tidak berbulu, mereka disusui oleh induknya selama sekitar 6 bulan dan mencari makan serta belajar bertahan hidup dari induknya. Landak Irian mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 2 tahun.
Landak Irian memiliki perilaku unik dengan membangun sarang dari daun, ranting, dan lumut. Sarang mereka biasanya terletak di bawah tanah atau di lubang pohon. Landak Irian adalah hewan monotremata dan memiliki suhu tubuh yang rendah, sekitar 30-34 derajat Celcius. Spesies ini memiliki pendengaran yang sangat baik dan dapat mendeteksi mangsa di bawah tanah. Selain itu, mereka adalah perenang yang baik dan dapat menyeberang sungai.
Habitat Dan Persebaran Zaglossus bruijni

Zaglossus bruijni hanya dapat ditemukan di Papua, tepatnya di Semenanjung Kepala Burung dan Pegunungan Foja di ketinggian antara 1.300 hingga 4.000 meter. Hewan ini merupakan mamalia monotreme, yang berarti bertelur dan tidak menyusui anaknya. Saat ini, Zaglossus bruijni dikategorikan sebagai Kritis (Critically Endangered) oleh IUCN. Populasinya diperkirakan hanya tersisa 500-1.000 individu di alam liar.
Secara spesifik habitat dan persebaran spesies ini banyak ditemukan di hutan hujan pegunungan Papua. Hutan hujan memiliki tingkat kelembaban yang tinggi dan curah hujan yang melimpah, yang menyediakan kondisi ideal bagi ekidna ini. Persebaran selanjutnya selain hutan hujan, spesies ini juga tersebar di hutan dataran tinggi di mana di dataran tinggi, landak irian ini biasanya hidup di hutan pepohonan yang lebih terbuka dengan vegetasi yang lebih jarang. Selain dua habitat di atas, spesies ini dapat ditemukan di padang rumput alpin, di mana mereka mencari makan di antara rumput dan semak-semak.
Spesies ini menghadapi beberapa ancaman dari statusnya yang Critically Endangered:
- Perburuan liar: Daging dan durinya diburu untuk dikonsumsi dan dijadikan hiasan.
- Hilangnya habitat: Deforestasi dan konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan.
- Fragmentasi habitat: Pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya memecah habitat menjadi fragmen-fragmen kecil.
- Penyakit: Hewan ini rentan terhadap penyakit yang dibawa oleh hewan peliharaan.
Ekidna moncong panjang barat adalah hewan yang unik dan penting yang memainkan peran penting dalam ekosistem hutan pegunungan Papua. Upaya konservasi pun diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup mereka di alam liar.